Cinta Pada Istri Urakan - Bab 153 Begitu Ganteng Sayang Sekali Tidak Menjadi Artis

Kelas akan segera dimulai, murid-murid pada sudah datang, ruang kelas yang awalnya masih sepi tiba-tiba sudah penuhi.

Begitu Fanny tiba, Laras tidak bisa menahan jiwa gosip, dia menggoda dengan menggerakkan alisnya, bertanya sambil tertawa :”Nona Fanny, Semalam tertarik dengan pria yang mana?”

Fanny juga ingin membahas tentang hal ini, dua gadis itu menundukkan kepala, menyandar disana dan berbisik-bisik.

Fanny: “Aku merasa semalam semua ngobrol dengan asik, tetapi tidak ada satupun yang inisiatif datang mencariku, bagaimana aku tidak sedih?”

Laras: “Kamu menyukai siapa?”

Fanny: “Sembarang siapa saja boleh.”

Laras melototi dia, “Seleramu besar sekali, masih ingin mencoba?”

Fanny: “Apabila tidak mencoba bagaimana bisa tau sifat kita berdua cocok atau tidak, ukurannya cocok atau tidak? Siapa aja yang datang cari aku juga boleh, tetapi tidak ada satupun.”

Laras: “Hal seperti ini mana boleh sembarangan? Dan setahu aku, setelah dia kembali ke pasukannya tidak diperbolehkan menggunakan ponsel, kamu tunggu lagi, hari weekend mungkin akan ada kabar.”

Fanny: ”Sepertinya ini adalah satu-satunya cara.”

Fanny adalah seorang gadis gemuk yang ceria, selama ada makanan, dia tidak ada masalah apapun, dalam bidang percintaan, dia mengaku sebagai seorang ahli tetapi sebenarnya dia tidak memiliki pengalaman dalam berpacaran.

Terkadang omongan Fanny sangat menjijikan, tetapi, sama juga seperti Laras yang dulu, hanya mengatakan saja, tidak melaksanakan.

Jika tanya dia suka makan makanan apa, dia akan menjawab dengan lancar sampai kamu terbengong-bengong, tetapi tanya dia menyukai pria yang mana, dia benar-benar sama sekali tidak tau.

Fanny tersenyum dengan misterius kepada Laras, berkata: “ada download beberapa video porno di dalam laptopku, Apakah Nona Laras ingin mempelajari?”

“Pergi sana! …… nanti kirim ke emailku.”

“Hehe, Baiklah.”

——

Markas Besar Pasukan Serigala, setelah cuti Gavin kembali ke pasukkan langsung fokus pada kasus Navi.

Di dalam ruang tahanan, Gavin jumpa lagi dengan Navi.

Ruang Penahanan di Markasa Besar Pasukan Serigala dan kantor polisi yang diluar memiliki dua konsep yang berbeda, ruang penahanan untuk pasukan khusus memiliki nama yang sangat unik, yaitu “Butterfly Valley”.

Butterfly Valley adalah tempat khusus untuk penahanan dan interogasi para penjahat yang telah melakukan kejahatan serius, serta tempat untuk mengeksekusi para prajurit penghianat.

Katanya disana terdapat eksekusi hukuman yang sangat sadis, katanya disana bisa memusnahkan semua keinginan manusia, katanya orang yang masuk kedalam tidak ada yang keluar dengan hidup-hidup, katanya bagian paling dalam Butterfly Valley adalah neraka.

Meskipun ini adalah kabar angin, tetapi ini hanya rumor tidak ada bukti, sesuatu yang terjadi pasti ada sebabnya, dan hanya orang yang benar-benar masuk kedalam baru tau.

Navi yang saat ini dengan gambaran yang di dalam pikiran Gavin, Navi menjadi lebih mirip, badan tidak segemuk masa jabatan, menjadi sangat kurus, pipi sedikit menyusut kedalam, punggung membungkuk, kaki susah untuk berjalan, dibawah bantuan dua prajurit dengan terpaksa untuk bisa jalan sebentar.

Waktu tiga bulan, Navi dari seorang pemuda yang gagah dan kuat seketika berubah menjadi orang tua yang kurus kering.

Ini adalah karya dari Butterfly Valley.

Navi duduk di atas kursi listrik hukuman, pandangan kosong, tatapan terbengong-bengong, dibatasi dengan dinding kaca transparan, dia melihat sekelompok petugas yang duduk di hadapanya, sama seperti biasa.

Dia hanya melihat sekilas, dan duduk disana seperti orang bodoh, mulut merepet terus: “Kalian setiap hari menanyakan pertanyaan yang sama, ingin bertanya sampai kapan? Langsung bunuh aku saja?”

Tidak ada yang meladenin dia.

Gavin tiba tiba menyapa: “Bos Navi, Apa kabar.”

Tatapan Navi yang terbengong-bengong tiba-tiba menegang, tubuhnya yang awalnya lemas tiba-tiba menegang, dia duduk dengan tegak, dengan tatapan yang tajam dia melihat kearah bos yang di antara deretan pasukan.

“Gavin?!” tiba-tiba Navi menyebut nama dia.

“Iya, inilah aku.”

Sebelumnya Navi melihat Gavin dengan penampilan Nimo, sekarang ini adalah wajah asli Gavin, dia bercanda, “Kapten Gavin, begitu ganteng sayang sekali tidak menjadi artis.”

Begitu selesai berkata, kursi listrik dialiri alur listrik, tegangan listrik membuat dia terkejang-kejang.

Navi memaki “Bangsat, Gavin, sebaiknya kamu jangan membiarkan aku keluar dari sini dengan hidup, kalau tidak, aku tidak akan mengampuni kamu.”

Sengatan listrik lagi, kali ini waktunya lebih lama dibandingkan dengan sebelumnya, sampai dia teriak minta ampun.

Melihat pria yang dihadapan seperti semut yang hampir kehilangan nyawa, ekpresi wajah Gavin yang datar, tidak ada belas kasih di dalam matanya, dia seperti dewa kematian berdiri di sana, dengan intonasi tegas, Berkata: “Aku pasti tidak akan membiarkan kamu keluar dari sini hidup-hidup, Navi, kita menyelesaikan hutang baru dan hutang lama kita sekaligus.”

Masih ada hutang lama? Navi tidak mengerti makna dari kata-kata dia, tetapi juga tidak masalah, dia juga tidak bisa membantah.

Awalnya, Gavin masih seperti biasa jadwal setiap hari, bertanya kepada dia beberapa pertanyaan tentang paman keempat, dan jawaban dia juga sama seperti biasa, dua kata —— Tidak Tau.

Kemudian, Gavin berdiri, tatapan yang tajam tertuju pada Navi, intonasi juga menjadi lebih serius, dia berbicara dengan nada yang serius, terus terang dia bertanya: “Enam tahun yang lalu, kasus pemerkosaan wanita yang terjadi di pedesaan kecil di Pati, hari itu juga, terjadi kebakaran pada keluarga tersebut, tujuh dari mereka tewas di dalam lautan api, di antara itu termasuk tiga anak kecil, kasus pembalasan dendam yang barbar ini, apakah kamu yang melakukan?”

Navi terbengong duduk di atas kursi elektrik, Aura Gavin yang terlalu tegas, meskipun dibatasi oleh dinding kaca masih tidak bisa menahan aura tersebut, dan, bukan hanya Gavin seorang saja, seolah-olah aura prajurit-prajurit tersebut juga mengertakkan.

Dia berpikir kembali lagi, berkata: “Enam tahun yang lalu, sudah lupa, mungkin iya, dan mungkin juga tidak… …”

Gavin “Pa” menekan tombol sengatan listrik tersebut, dan menahan cukup lama.

“AHHH…..” seluruh badan Navi terkejang-kejang, apabila bukan karena duduk diatas kursi tahanan, mungkin dia sudah berguling-guling diatas lantai.

Dia menjerit, berteriak minta ampun, tetapi tidak ada keramahan di wajah Gavin yang seram.

“Aku bilang, aku bilang… … aku bilang…. …” Setelah 40 detik disetrum terus menerus, akhirnya Navi tidak bisa menahan lagi.

Tatapan Gavin yang dingin dilapisi salju yang tebal, “Katakanlah.”

“Yang kamu maksud itu adalah kampung halaman Darius Maeli?”

Gavin dan prajurit yang di sini tidak ada satu yang tidak memperhatikan, mereka semua fokus menunggu penjelasan dari Navi. Kasus ini bukan hanya kesakitan di hati Darius, tetapi juga rasa sakit hati seluruh pasukkan, terutama prajurit tua seperjuangan yang bertarung bersama Darius.

Navi menggerakkan keempat anggota tubuhnya, kembali duduk lagi, berkata dengan pelan:”Hal ini bukan aku yang melakukan, tetapi Paman Keempat yang melakukan.”

“Seharusnya kamu tau sini tidak menerima omongan palsu!” Gavin memberi peringatan, tidak menunjukkan kemarahan.

“Enam tahun yang lalu aku sama sekali tidak dihargai Pria tua itu, aku masih seorang preman di jalanan Vietnam, bagaimana aku bisa pergi ke Pati untuk membunuh orang?”

“Apakah kamu tahu apa yang telah paman keempat lakukan ?”

“Kemudian pria tua itu menyuruhku melakukan beberapa hal, aku kurang lebih mengetahui cara-cara yang dia gunakan, ini bukan yang paling sadis.”

“Hanya mendengarkan saja? Tidak ada bukti yang nyata? “

Navi dengan tidak berdaya, “Tidak, cara yang sering mereka gunakan adalah membakar semuanya, tidak ada menyisakan apapun. Jika ada, sekarang kalian juga tidak mungkin bertanya aku lagi.”

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu