Cinta Pada Istri Urakan - Bab 115 Pernyataan Cinta Yang Sangat Romantis

Gavin tidak mengabaikan ekspresi ketakutan Navi saat baru menerima telpon, tapi sepatah kata “Besok pagi jam 4” membuatnya tidak ada waktu berpikir dengan seksama lagi.

Di sini hanya ada dia dan tuan Black, mau membantu Navi sembunyi-sembunyi tanpa bersuara pergi ke pelabuhan naik kapal, masih harus mendiskusikan dan merencanakan dengan baik, dia sama sekali tidak ada waktu untuk menghubungi Hendro.

Tapi dia juga tidak gelisah, karena tempat ini dari awal sudah diintai dengan baik oleh pasukan khusus, di sekitar sudah ada perangkap laser, bukan hanya orang saja, walau seekor lalat, keluar masuk juga bisa terdeteksi.

Pada saat bersamaan, Laras sedang ada kelas tiba-tiba menerima pesan wechat dari Manda –”Papaku menyuruh kita pulang sebentar, ada mobil yang bisa datang menjemput, kamu pergi tidak?”

Tangan kanan Laras memegang pena untuk mencatat catatan pelajaran, tangan kirinya memegangi ponsel dengan cepat mengetik, baru menulis satu kata “Tidak”, Manda dari sana mengirim lagi satu pesan—”Paman kedua sudah kembali, ingin bertemu denganmu.”

Kalimat ini membuat hidung Laras terasa nyeri seketika, menghentikan pena, tidak berniat mendengarkan pelajaran lagi.

Ingatan wanita itu tentang ayahnya, hanya berhenti pada usia 5 tahun, sebenarnya sejak dia bisa mengingat, ayahnya tidak terlalu berperan, terkadang pulang juga bertengkar untuk bercerai dengan ibunya.

Dulu saat nenek masih hidup, sering kali bisa membuka foto album, dia pernah melihat ayahnya di album milik nenek, ingatan dia tentang ayahnya, juga hanya seperti di dalam foto saja.

Selama 10 tahun ini, pria itu sama sekali tidak peduli terhadapnya, hanya saat dia selesai ujian nasional menyumbang Universitas Pelita Harapan sebuah gedung olahranga dan dia memperoleh kualifikasi untuk masuk sekolah.

Dengar dari bibi, ayahnya khawatir nilainya terlalu jelek tidak bisa masuk universitas yang bagus dan mempermalukan keluarga Atmaja, jadi harus mengeluarkan uang biar dia bisa masuk ke Universitas Pelita Harapan.

Dia tidak pernah curiga dengan perkataan ini, jadi tidak pernah merasa terima kasih terhadap amalnya, dia sampai kesal dan mempersulit diri serta tidak berhenti mencemarkan nama baik keluarga Atmaja.

Melakukan sesuatu yang membuat mereka tidak senang, bisa membuatnya luar biasa senang.

Hanya dia sendiri yang tahu, dia berbuat seperti ini, tidak lain hanya untuk mendapatkan sedikit perhatian saja, dia mengira dengan membuat masalah besar yang cukup memalukan, pria itu mungkin saja bisa kembali untuk melihatnya, walau datang untung memarahinya, juga bagus.

Sayangnya, pria itu tidak pernah kembali.

Sekarang keluarga Atmaja mengalami musibah besar, hal yang besar seperti ini, dia tak bisa tidak kembali.

Laras menghapus kata “tidak”, jarinya tidak bisa dikontrol mengetik satu kata “ow”, karena takut menyesal, dia segera menekan tombol kirim.

Setelah kelas bubar, guru pergi, di depan pintu kelas ramai seketika, banyak sekali mahasiswi yang keluar dan terkejut, tapi Laras yang tidak fokus sama sekali tidak merasakan, mengambil tas langsung bergegas lari keluar.

Sekali keluar, langsung tercengang.

Hanya kelihatan di lantai 3 sepanjang lorong dilapisi karpet merah, di atas karpet merah dipenuhi dengan taburan kelopak bunga berwarna merah muda, di tengah pintu balon yang melengkung itu bergaris merah muda dan putih yang berselingan, di bawah berdiri seorang pria, pria memegang seikat bunga dan tersenyum manis, teman kelas di sekitar semua baru saja bubar kelas, satu per satu mengambil ponsel keluar untuk memotret gambar ini.

Harus menunggu guru pergi , lalu dengan cepat mendekor semua ini, kecepatan seperti ini, sangat mengejutkan orang.

Pria itu berpenampilan tampan, tinggi besar dan bertenaga, disertai dengan gambaran berstyle Korea yang romantis, bisa dibilang membuat hati semua gadis terkait keluar, para gadis di sana yang melihat keramaian tak ada satu pun yang tidak berkhayal yang ditembak adalah dirinya sendiri.

Di atas pintu balon yang melengkung itu tertempel selembar poster cinta, itu adalah foto Laras.

Dia di foto memakai setelan olahraga berwarna merah muda, rambut terikat seperti ekor kuda, memegang raket tenis, sinar matahari yang cerah menyinari kulitnya menjadi sangat transparan dan bercahaya, tersenyum membuat kulitnya terlihat lebih kenyal lagi, cantik menawan, penuh keremajaan.

Itu adalah foto yang diam-diam diambil saat dia sedang ada kelas olahraga.

Semua orang sudah kelihatan, semua sedang melihat pernyataan cinta pria itu, dan dia terdiam dan melamun.

Suara kecil terkejut dari orang belakang, “Wah, ini bukannya si genius dari departermen arsitek Ivan Sunarya, baru anak semester 6 saja sudah diminati oleh banyak perusahaan desain ternama, ayah ibunya semuanya adalah arsitek ternama, masa depannya sangat cerah.”

“Ah iya, dia itu adalah pria idamanku, Christian sudah keluar negeri, aku hanya tinggal Ivan pria idaman ini.”

“Laras tidak ada kelebihan apapun, dalam sekejap bisa menakjubkan seperti ini, bukannya dengar-dengar dia sudah mendapatkan orang kaya, kenapa Ivan masih menyatakan cinta ke dia?”

“Itu semua Nadira sembarangan menyebar gosip, sebenarnya Laras memiliki seorang ayah yang kaya, dia itu sungguhan adalah nona besar keluarga kaya.”

“….”

Mendengar bisikan mereka, kulit kepala Laras terasa agak sedikit mati rasa, kenapa menyebarkan gosip tentang dia lagi? Adalagi ada apa dengan pria ini?!

Semakin banyak orang yang mengerumuni, mahasiswa gedung lainnya kedengaran Ivan menyatakan cinta, satu per satu datang kemari, seketika, lorong yang terbilang tidak besar sudah dikerumuni hingga tersumbat.

Laras awalnya ingin membalikkan badan dan pergi, tapi di belakang semua adalah orang, belasan pasang mata dengan erat melototi dia, dia masih bisa melarikan diri kemana lagi.

Ivan berdiri di bawah pintu balon yang melengkung, di depan umum berteriak, “Laras, aku suka kamu, sejak pertama kali bertemu denganmu di lapangan tenis, aku tidak bisa melupakanmu.”

Semua orang yang mengerumuni, sangat bersemangat sekali.

Muka Laras jadi memucat, sialan kamu, walau kamu mau menyatakan cinta apa tidak bisa merendah sedikit? Di depan umum ditolak, yang malu itu kamu sendiri.

Ivan adalah mahasiswa genius di Universitas Pelita Harapan, ketika SMU memenangkan juara pertama lomba arsitektur se-Indonesia, dijamin pasti masuk ke Universitas Pelita Harapan, sewaktu dia semester 4 semua desain gedungnya mulai dibangun, dan mendapat penghargaan utama desain arsitek sedunia.

Pria itu orang genius yang terbiasa dihormati berjalan saja bersinar tanpa batas, di bidang desain tidak pernah mengalami kegagalan, di percintaan juga adalah selembar kertas kosong.

Pria itu jatuh cinta pada Laras pada pandangan pertama, menyukai langsung saja bertindak, sama sekali tidak bimbang.

Dia tidak menyangka Laras bisa menolak, bisa dibilang seharusnya, dia tidak pernah menyangka bisa ada wanita yang menolaknya.

Belum menunggu Laras menjawab, di luar sana tiba-tiba terdengar suara sirine helikopter, semua orang yang mendengar melihat ke sana, hanya terdengar belasan meter di udara sana, sebuah drone berputar di udara di lantai tiga.

Setelah drone berputar seputaran, tiba-tiba menabur kelopak bunga ke bawah, di bawah sinar matahari yang cerah, hujan kelopak bunga yang romantis dan juga cantik membuat hati orang luluh.

Seiring dengan hujan kelopak bunga, sebuah spanduk panjang dari drone turun ke bawah, spanduk tertulis – Laras, apa kamu bersedia jadi pacarku?

Spanduk berwarna putih dengan tulisan berwarna biru, masih ada gambar tangan yang jelek dan berwarna-warni, gambar jelek itu adalah gambar rumah, benar adalah hasil karya dari si genius Sunarya, bermakna aku ingin memberimu sebuah rumah.

Pernyataan cinta yang romantis dan juga sangat bermakna ini, tidak hanya sangat berharga tapi juga cemerlang, cukup untuk melihat kesungguhan hati orang yang menyatakan cinta.

“Wah, benar adalah si genius Universitas Pelita Harapan, menyatakan cinta saja bisa romantis dan memukau seperti ini.

“Laras sungguh beruntung, bisa disukai oleh si genius Sunarya.”

“Aku dulu tidak percaya sekali dengan cerita seekor bebek jelek berubah menjadi angsa putih, tapi sekarang aku jadi percaya, Laras seperti itu, kamu lihat dia, memang sekarang sangat cantik.”

“Dia pasti sudah operasi plastik, kalau tidak kenapa bisa berubah sebanyak itu?”

“Tapi cara dia berpakaian juga sudah berubah, perawakan mukanya sudah sangat berubah.”

“Em, waktu dia berambut pendek dulu masih mendapat surat cinta dari seorang wanita, sekarang rambut sudah panjang, mulai menarik perhatian pria.”

Muka Ivan bersinar ceria, berteriak sepatah lagi ke Laras, “Laras, aku sungguh sangat menyukaimu, aku bisa memberikan seisi dunia ke kamu, apa kamu bersedia jadi pacarku?”

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu