Cinta Pada Istri Urakan - Bab 372 Christian Kembali

Malam tahun baru, pagi hari, para tamu datang ke kediaman Gavin.

Christian sudah kembali ke dalam negeri, bersiap datang ke kediaman Gavin.

Para tetua menyayanginya, lagipula, Christian adalah cucu satu-satunya.

“Christian, sekarang kamu lebih kurus dan lebih hitam ya, di luar negeri sedikit menderita ya?”

“Nenek, ini karena aku sering berjemur dibawah sinar matahari, hitam sedikit juga sehat kok.”

“oh, apakah perut kamu sixpack?” dia menyodok perutnya sambil berbicara.

Christian merasa tidak enak, “tidak ada…”

Saat Laras mendengar rumah kedatangan tamu, diapun turun.

Christian melihat Laras dari lantai atas turun kebawah, diapun berbicara: “bahkan aku ada eightpack.”

Orang tua itupun tertawa, “Baiklah, baiklahh… Laras turun sini, Christian membawakanmu hadiah.”

Laras berjalan turun, melihat dihadapan nenek ada sebuah tab merek terbaru, dia sudah tahu ini pasti pemberian dari Christian.

Tampaknya, Christian bisa juga mengambil hati orang tua.

Christian berdiri dengan hikmat, dan saat melihat Laras matanya berbinar-binar dan sangat kagum, “Halo ipar kedua”

Dia sangat grogi, waktu tidak bertemu dengannya, bisa membujuk dirinya untuk melepaskan wanita inii saja, tapi ketika melihatnya lagi, Semua kamuflase telah runtuh, dia masih belum bisa membohongi diri sendiri untuk menggangapnya sebagai kakak ipar.

Dia semakin lama semakin cantik, semakin bisa berdandan, dan temperamennya semakin stabil.

“Silahkan duduk, teman lama jangan terlalu sungkanlah, kapan kamu kembali?”

Christian duduk, dia duduk disebelah nenek, seperti anak yang sangat penurut menjawab pertanyaan demi pertanyaan, “baru tiba kemarin, kan datang untuk tahun baru.”

“ow, Lana juga kembali bersamamu?”

Menyebutkan Lana, raut Christian menjadi aneh, “Iya, kita kembali bersama.”

Laras menatapnya, tertawa sambil berbicara, “sebelumnya kamu kembali, sudah beda sekali, sekarang kembali lagi, pakai gaya pria baik dan fashionable? Sepertinya Lana, memiliki pengaruh banyak denganmu.”

Christian mengelus rambutnya sendiri, tertawa dengan sedikit canggung, “bukan, aku dan dia…. Sudah putus lama.”

“…” Ya tuhan, sudah berapa lama, berani membicarakan perasaanmu? Bahkan Ayahnya saja sudah pernah bertemu, putus semudah ini, apakah baik?

Nenek ini sangat suka bergosip, mendengar cerita seperti ini dia nampak sangat bersemangat untuk kepo, “sudah putus? Benar-benar putus atau hanya ribut saja?”

Wajah Christian memerah, “Benar-benar putus, tidak cocok jadi putus saja.”

Nenek sangat menyesal, “Yaampun, aku belum pernah bertemu dia, bukankah dia adalah adiknya Laras, aku masih sempat berpikir untuk memintamu membawanya di acara tahun baru, aku sudah menyiapkan angpao, setelahnya kita dan keluarga Atmaja akan semakin akrab, pasti sangat baik. Lagipula jika kalian sampai menikah dan mempunyai anak, keluarga kita berdua akan hidup bersama-sama, bukankah ini sangat baik.”

Christian semakin canggung tidak tahu harus berbicara apa.

Laras merasa bersalah, dia tidak seharusnya menyebut nama Lana.

Untungnya nenek tidak melanjutkannya lagi, dia menepuk-nepuk tangan Christian, menenangkannya dan berkata: “sudahlah, pacaran dimasa muda, jika tidak cocok bisa putus, daripada kalo sudah menikah harus bercerai. Kamu masih muda, berhubungan dengan beberapa orang tidak masalah, yang paling penting kamu harus tau apa yang dirimu sendiri inginkan, paham?”

“iya, paham.”

Laras yang melihat kotak hadiah diatas meja teh, mendapat ide untuk mengalihkan pembicaraan, tanyanya: “ini hadiah untukku?”

Christian: “Betul, tidak tahu kamu suka apa jadi aku membelikan sembarang.”

“Hahaha, aku sudah sangat sulit mendapatkan hadiah, apapun isinya aku akan suka, trimakasih.”

Laras membukanya, dan isinya adalah gelang yang berkilau, gelang manik-manik kristal merah muda yang berbentuk bulat, “Wahh, cantik sekali.” Dia langus memakainya, “Nek, lihat ini cantik kan?”

Nenek mengganguk dan berkata: “Cantik cantik, Christian memiliki pilihan yang bagus.”

Christian malu sambil menarik narik rambutnya berkata, “tidak tahu juga mau membeli apa, ini dapat saran.”

Saat mereka asyik berbicara, diluar terdengar suara mobil, Laras menoleh, kegembiraan yang tidak bisa dihentikan muncul dari wajahnya, sudah seperti ingin melompat bahagia, “Gavin sudah pulang.”

Laras seperti seekor burung yang sangat bahagia berlari keluar, Nenek juga terlihat lega.

Christian bertanya: “Paman kedua baru saja pulang?”

Nenek : “Iya, pekerjaan pamanmu, sudah membuat dia bisa pulang saat tahun baru saja itu sudah membahagiakan.”

Diluar, Laras sangat kedinginan jadi dia mengambil langkah ditempat, melihat 2 mobil masuk secara bergantian, membuatnya sangat bahagia.

Sejak insiden Jino, Gavin sangat sibuk, dia sudah lama tidak pulang dan pasti merindukan dia.

Mobil belum berhenti sempurna, Gavin sudah membuka pintu dan keluar. Melihat Laras memakai satu lapis baju saja berdiri disana, dia bergegas menghampiri.

“Ini musim apa, bagaimana kamu bisa keluar seperti ini,” dia dengan cepat memeluknya, menuntunnya berjalan masuk, “Kalo sampai membeku itu salah kamu sendiri.”

Laras masih melihat kebelekang, “eii eii, tunggu mereka dulu, tidak sopan kalo aku langsung masuk begini.”

“Tidak usah, mereka punya kaki, bisa berjalan masuk sendiri.”

Laras: “…”

Sonny : “…”

Semuanya sudah datang, Sonny, Weiner, Anis, Hendro, Jordan, 5 pahlawan laki-laki, mengenakan mantel militer seragam membuat mereka terlihat lebih maskulin lagi ditengah udara yang dingin ini.

Kediaman Gavinpun seketika menjadi sangat ramai.

Christian melihat Gavin masuk keruangan, menyapanya : “Paman, kamu sudah kembali.”

Gavin sambil melepas mantelnya berkata, “kamu bertambah tinggi ya..”

“Iya.”

“Bagaimana sekolahmu?”

“Biasa saja.”

Gavin berkata dengan lebih keras: “tidak boleh kalo hanya biasa saja, harus lebih bersemangat.”

“ow, aku pasti bisa.”

Laras: “Haduh, kamu jangan pertama bertemu langsung mengajari dia, lihat dia jadi takut denganmu.”

Gavin: “Bagus kalo dia takut denganku, kalo takut dia bisa mendengarkanku, Christian, dengarkan? Belajar dengan baik ya.”

Didepan Paman kedua, Chirstian banyak berulah, “Iya, aku tahu.”

Gavin menepuk tepuk kepalanya, “bagus.”

Christian: “…”

Semua orang memasuki ruangan, dan memberi salam tahun baru kepada nenek, nenek menyiapkan makanan yang banyak pada mereka, dan sengaja membawakan makanan khas dari tempat-tempat mereka, awalnya datang ke kediaman Gavin adalah sebuah kebahagian dan sekarang bahkan lebih dari itu.

Tiba-tiba teringat pada Jino, hati merekapun sedikit masam, dan jadi tidak tenang menikmati ini smua.

Gavin saat memegang tangan Laras, melihat ada gelang ditangannya, dan melihat kotak hadiah di meja teh, hatinyapun sudah mengerti.

Tanpa bersuara memandang Christian.

Tiba-tiba mendapat pemeriksaan dari Paman, membuat Christian sedikit tidak nyaman, duduk tidak tenang, matanya tidak dapat fokus, bahkan tangannyapun juga tidak tenang.

Lalu dia berkata: “Nenek, aku pulang duluan ya, tahun baru lewat 2 hari aku datang lagi.”

“Baiklah, hari kedua datang kerumah.”

“Iya, aku tahu.”

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu