Cinta Pada Istri Urakan - Bab 871 Serangan Racun Kedua Kali

Laras sangat ingin pergi bersamanya, tapi dia juga tahu, sekarang bukan waktunya untuk memamerkan diri, “Baik, kamu harus hati-hati, kamu pakai rompi anti peluru ini. ”

“Aku tidak butuh, kamu pakai saja, bersembunyi di sini dan jangan bergerak. ” Selesai bicara, Gavin langsung menerobos ke dalam gelapnya malam.

Laras bersembunyi di tempat, tidak berani bergerak sembarangan, bahkan bernafas saja sangat berhati-hati, dia terus menerus berdoa di dalam hati, tuhan, harus melindungi Gavin agar selamat.

Dari kejauhan, Laras melihat Gavin yang mengenakan pakaian hitam membungkuk dengan gesit dan dengan kuat langsung masuk ke dalam gerbang bergulir.

Lampu di gudang sangat redup, hanya ada satu lampu sorot yang agak terang di tengah, tempat yang lain sangat redup, Gavin berusaha berjalan dengan menempel di dinding gudang, berusaha menyembunyikan tubuhnya di tempat gelap.

Di bawah lampu sorot, box vaksin warna putih metalik memantulkan cahaya putih, sangat mencolok.

“Tuan Jeremi, barang kali ini semua ada di sini, silahkan lihat. ”

Gavin menatap pria kekar dan tinggi yang mengendarai mobil jeep, sepertinya dia adalah Jeremi sendiri, sudah berumur 70 lebih masih begitu sehat, mengemudi mobil sendiri, memeriksa dan mengambil barang sendiri, seberapa besar kepercayaan dirinya baru bisa seperti ini!

Gavin sama sekali tidak berani meremehkan musuh, Rajatua memang memiliki keberadaan yang misterius, didefinisikan secara internasional sebagai organisasi teroris, tapi malah tidak ada orang yang bisa melakukan apa-apa padanya.

Ini adalah sebuah organisasi yang dinamai menurut kode pemimpin, beberapa puluh tahun yang lalu kejayaannya membuat seluruh dunia takut, sekarang, tim lama dibunuh, pemimpin baru tergesa-gesa ingin merubah dari jalan jahat ke jalan benar, Rajatua benar-benar hanya tinggal nama saja.

Jeremi hanya tidak rela, tidak rela prestasi yang didapatkannya bersama sahabatnya dengan mengorbankan masa muda mereka, diambil alih oleh anak muda yang tidak berpengalaman, dan, anak muda ini dibesarkan oleh dirinya sendiri.

Dia ada rasa bersalah pada kakak pertamanya, ada rasa bersalah terhadap para sahabatnya, lebih merasa bersalah lagi terhadap seluruh organisasi.

Jari-jari tua Jeremi menjepit sebuah cerutu, waktu menjepit jauh lebih lama dibandingkan waktu mengisapnya, dia berjalan ke depan box vaksin, menundukkan kepala melihat, lalu bertanya: “Obat penawar untuk no 7 sudah berhasil dikembangkan belum?”

“Masih belum. ”

“Secepat mungkin, sekarang banyak orang yang membutuhkannya, orang-orang tidak berguna itu hanya ingin hidup, berapa pun bersedia membayarnya. ”

“Iya Tuan Jeremi, aku pasti akan berusaha secepat mungkin mengembangkannya. ”

Jeremi menyipitkan mata sambil melihatnya dengan cermat, bertanya: “Barang kali ini tidak bermasalah bukan? Masih tetap asli seperti dulu?”

“Tentu saja, bagaimana mungkin aku menggunakan barang palsu untuk membohongimu?”

“Tapi kenapa aku mendengar bahwa ada pencuri yang masuk ke pusat laboratorium, seluruh rumah sakit juga diperketat. ”

“Iya, tapi untung saja kami berhasil mencegat barangnya sebelum pencuri berhasil. ”

Jeremi mengerutkan kening, dengan tegas bertanyaL “Di mana orangnya?”

Profesor Michael menundukkan kepala, “Tidak menemukannya. ”

“Prakkk” satu suara, Jeremi memberinya tamparan keras dengan tangan membelakangi, dengan suara keras memarahi: “Lalu kamu tidak memberitahuku? Jika aku tidak bertanya, kamu juga berencana tidak mengatakannya lagi ya?”

Profesor Michael menundukkan kepala tidak berani bicara, malah dua orang yang mengenakan mantel panjang warna putih yang berdiri di samping, ke depan untuk melindungi Profesor Michael.

Profesor Michael melambaikan tangan memberi petunjuk agar mereka mundur, lalu menjelaskan pada Jeremi : “Karena barang ini masih sepenuhnya utuh, jadi aku berpikir menyerahkan barang padamu dulu setelah itu baru dibicarakan lagi, kalau melakukan pencarian secara ceroboh, takutnya akan menarik perhatian pihak polisi, jika sampai pihak kepolisian ikut masuk dan berhasil memeriksa barang ini, maka akan jadi masalah besar. ”

Penjelasan ini, Jeremi bisa menerimanya, “Kalau begitu kenapa pihak kepolisian masih tetap mengetahuinya?”

“Tidak tahu anggota keluaga pasien mana yang lapor polisi, polisi langsung datang bertanya, kami hanya bisa mengatakan ada pencuri yang masuk pusat laboratorium, lalu menangkap dua petugas kebersihan. Tapi, kedua petugas kebersihan itu memang mencurigakan, dari pada mereka melarikan diri, lebih baik diserahkan pada polisi untuk menahannya. ”

Jeremi mengisap cerutunya, amarah juga sudah berkurang, “Kamu cukup berhati-hati dan teliti juga memikirkannya...... kalau begitu kualitas barang ini tidak bermasalah kan? Aku tidak mau barang yang tidak berguna. ”

Sambil bicara, Profesor Michael melambaikan tangan ke belakang, dua asisten yang ada di belakang mengangkat sebuah kandang besi, di dalam kandang besi ada dua ekor tikus putih kecil yang lincah.

Namun, tatapan mata Jeremi tidak tertuju pada tikus putih kecil, melainkan tertuju pada seorang asisten wanita, “ Amanda, apakah lelah mengikuti Profesor Michael ?”

Nama asisten ini adalah Amanda Verto, salah satu dari sekian banyak anak yatim yang mereka besarkan, mahir dalam ilmu kedokteran, juga putri angkat Jeremi.

“Tidak lelah, bisa belajar banyak. ” Amanda Verto berkata.

“Eng, aku menghabiskan uang untuk mendidikmu tidak mudah, semoga kamu bisa baik-baik menghargai kesempatan untuk belajar bersama Profesor Michael, jangan mengecewakan harapanku padamu. ”

“Iya, ayah tiri. ”

“Apkah bocah itu pernah menghubungimu?”

Amanda menggelengkan kepala, “Setelah aku dan Michael bertengkar, dia sudah tidak pernah menghubungi kami. ”

"Apakah benar? Aku paling benci dibohongi, kamu tahu itu. "

"Iya, ayah tiri, Amanda tidak berani membohongimu, sekarang aku setiap hari berada di laboratorium ikut Profesor Michael meneliti obat penawar, masalah lain aku tidak punya waktu untuk mengurusnya, juga tidak ada tenaga untuk melakukannya.

Jeremi melihat ke arah Profesor Michael, Profesor Michael mengangguk, untuk membuktikan kata-kata Amanda, Jeremi diam-diam menghela nafas, merasa sedih berkata: "Kalian adalah anak-anak yang tumbuh besar bersama, sedikit banyak memiliki perasaan, tapi, Jerome adalah pembunuh yang membunuh Rajatua, dia ingin menghancurkan rumah dan keluarga kita, dia adalah pengkhianat dalam organisasi, siapa pun anggota dalam organisasi tidak boleh melepaskannya dengan mudah, mengerti tidak?"

Amanda mengangguk kepala, berbicara bagai bersumpah: "Iya, Amanda mengerti, asalkan aku ada kesempatan bertemu Jerome, pasti akan segera membunuhnya!"

Jeremi memegang cerutu, mengalihkan pandangan ke sampel racun, "Tunjukkan hasilnya padaku. "

Profesor Michael telah menggunakan jarum suntik untuk mengekstrak racun dari salah satu tabung reaksi, satu tangan menangkap tikus putih, satu tangan menyuntik, setelah tikus putih melakukan perjuangan beberapa kali, sangat cepat langsung runtuh tanpa bergerak lagi, dari awal sampai akhir tidak lewat dari lima detik, satu nyawa kecil langsung hilang begitu saja.

Jeremi sangat puas, wajahnya menunjukkan senyuman yang sangat jelas, itu adalah keserakahan terhadap uang, "Bagus sekali, dibandingkan yang terakhir kali ini lebih cepat melihat hasilnya. "

Profesor Michael : "Iya, tidak salah, kali ini tingkat kemurnian racunnya lebih besar, efeknya juga semakin cepat. "

Jeremi melambaikan tangan, berbalik dan jalan keluar, sambil berjalan sambil mengatakan: "Pindahkan barang ke mobilku. "

Kemudian, Profesor Michael dan dua asisten memindahkan box vaksin keluar gudang secara berurutan, dipindahkan ke mobil Jeep Jeremi.

Laras yang terus bersembunyi di tempat gelap, tiba-tiba merasa pandangannya kabur, dia mengucek mata, saat bisa melihat lagi, mobil Jeep terlihat buram dan bayang-bayang.

Kemudian, dia mulai gemetaran secara tidak sadar, seluruh badan terasa dingin.

Sudah lewat tiga hari sejak dia minum obat pertamanya, dia sudah memiliki persiapan dalam hati.

Laras meringkuk di tanah, kedua tangan erat-erat memeluk lutut sendiri, dalam hati terus mengucapkan nama Gavin.

Saat pertama kali racunnya kambuh dia sedang tertidur, tenggorokan seperti tercekik oleh orang, tidak bisa mengeluarkan suara saat berteriak, akhirnya terjatuh dari tempat tidur karena terlalu menyakitkan, kemudian kesadarannya langsung hilang.

Kali ini, jelas sekali dia merasakan racun sedang menyerang tubuhnya, mengikuti aliran darah, racun berakar di setiap bagian tubuhnya, melakukan kejahatan secara sembarangan.

Perasaan seperti ini, sungguh menakutkan.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu