Cinta Pada Istri Urakan - Bab 343 Kamu Tidak Akan Tega Membunuhku

Manda terdiam ditempat.

Marsel takut dia menyesal, lalu berkata: "Kamu lihat kondisi keluarga Atmaja sekarang, kamu juga berbaikan dengan keluarga Atmaja, kamu begini hanya akan menyusahkan Rendra. Kalian tidak berpikir untuk menyuruh Rendra membantu sesuatu kan?"

"Tidak tidak, tante, tidak akan, hal yang sudah kujanjikan pada kalian tidak akan kulupakan.

"Tapi kamu mau kami menunggu berapa lama lagi? Jujur saja, Rendra sudah berumur, kakak dan kakak ipar sudah berpikir mau cepat menggendong cucu, kami disini sudah mempersiapkan orang dari awal, tapi memikirkan karena kalian masih bersama, sekarang memperkenalkan pasangan kepada Rendra tidak cocok, kami menghormatimu, kuharap kamu bisa menepati janji, jangan menghabiskan waktu semua orang."

Manda sangat merendah sampai masuk kedalam tanah, suaranya penuh nada bersalah berkata: "Baik, aku akan segera memberitahunya."

----

Fadli tidak bisa menahan penyiksaan, setelah ditahan sebulan, akhirnya membeberkan semua yang dia ketahui.

Di saat yang sama, Sonny juga mendapatkan laporan tes DNA Fadli dengan Tere Liye.

Medis membuktikan mereka memang bapak-anak kandung.

Yang artinya juga, Tere Liye adalah mata-mata pasukan khusus 19 tahun yang lalu, Aston Martin.

Kecelakaan mobil hanya rencananya untuk bertransformasi agar tidak ketahuan, mengubah wajahnya menjadi Tere Liye, sejak itu membuat narkoba dan menjual narkoba.

Kantor pusat pasukan khusus Serigala, ruang intelijen.

Hendro sembari menampilkan data, sambil menjelaskan: "Tere Liye adalah senior kita Aston Martin, sedangkan Darius adalah adalah anak pertama Aston Martin dan Yuyun, yang dijual, Fadli adalah anak terakhir mereka yang hilang."

Weiner: "Bos, informasi Parto Dwi pada dasarnya masih menggantung, kita hanya mempunyai pengakuan Minah."

Sonny: "Polisi juga sudah mendapatkan pengakuan Fadli, boleh dibilang juga rencana Tere Liye mencoba membuat pangkalan rahasia di pedalaman Indonesia, dan juga rencananya mempergunakan perusahaan Indonesia mencuci uang sudah berakhir, dia dalam waktu dekat harusnya tidak akan datang ke Indonesia."

Jordan kepikiran dengan adik perempuannya yang keberedaannya masih tidak jelas, dengan sukarela berkata: "Bos, aku bersedia keluar negri menangkap dan membawa Tere Liye ke pengadilan.

Gavin berpikir sejenak, membalasnya: "Tere Liye adalah warga negara Amerika, juga dibawah kekuasaan Amerika, bagaimana kita menangkapnya?"

Jordan melemah, dengan suara pelan dan berat berkata: "Darius dan Jenny adalah warga negara Indonesia."

Hendro menampilkan sebuah dokumen, "Tere Liye menanamkan lebih dari ratusan triliun kedalam grup Atmaja, pencucian uang gagal, rekeningnya di bank Swis sudah diblock, kurasa simpanannya sudah habis."

Gavin selalu lebih berpikiran lebih jauh, dengan tenang berkata: "Masih belum jelas keberadaan dia, jangan dengan naif mengira dia sudah tidak ada jalan, tapi saat ini, ingin menangkap mereka seperti mencari jarum ditumpukan jerami, kita masih belum mendapatkan dukungan apapun."

Sonny: "Tidak ada petunjuk dari atasan?"

Gavin menggeleng, "Permintaanku ditolak."

Weiner marah: "Sial, mengapa, Tere Liye adalah Aston Martin, warga negara Indonesia, juga anggota dari pasukan khusus, pengkhianat yang mengkhianati militer dan negara apa tidak pantas ditangkap? Apa membiarkannya bersenang-senang diluar sana?"

Jino lebih tidak bisa tenang, orang muda, lebih gegabah, "Bos, kalau kali ini tidak mempergunakan kesempatan untuk menangkapnya, sama saja melepaskan orang jahat."

"Aku lebih berharap bisa menangkapnya daripada kalian, tapi.." Gavin sangat tidak berdaya, mengeluarkan surat penunjukan, "Komander Reno memerintahkan tim khusus kita untuk mengikuti pelatihan militer nyata di Pulau Hai ."

Suara Weiner menguat: " pelatihan militer nyata di Pulau Hai ? Pelatihan nyata sekelas negara masih memerlukan kita?"

Gavin hanya diam tak berkutik.

Suara Sonny memecahkan keheningan, "Kenapa ini seperti sengaja mencari pekerjaan lain mengusir kita, tidak mengizinkan kita mengurus kasus ini? ...Bos, kasus ini awalnya memang kita yang selidiki, tapi begitu berhasil malah membiarkan polisi ikut campur, Rama dan Fadli juga diserahkan kepada polisi, bukankah ini jelas-jelas tidak memberi kita untuk menyelidiki?"

Gavin menghela nafas berat, tapi juga tidak membantah.

Jordan tidak bisa menahan untuk bertanya: "Bos, apa kamu sudah terpikir dari awal?"

Gavin: "Tenang, kita kerjakan tugas kita dulu, terkait yang lain...Kalian anggap saja sedang liburan, latihan di Pulau Hai , liburan di Pulau Hai , apa tidak baik?"

Semua orang dengan tidak berdaya menjawab, "Baik."

----

Roda berputar, Nagita demi Rama meminta pertolongan kesana kemari, grup Atmaja sudah tidak bisa dipertahankan, tidak peduli bagaimana dia harus menolong Rama keluar.

Masalah ekonomi, Romo bisa membantu keluarga Atmaja sedikit, tapi terkait kondisi Rama, Romo juga lepas tangan.

Nagita setiap hari sibuk kesana-kemari, kalau bukan karena pengalaman seperti ini, dia saja tidak tau rupanya dia begitu sabar.

Disaat semua orang menghindari Nagita, keluarga Dibyo tiba-tiba untuk pertama kalinya menawarkan bantuan kepada keluarga Atmaja.

Hari itu, Ciputra, Elsa, dan Tanu bertiga datang kerumahnya mengunjungi.

Nagita menuangkan teh untuk mereka, dengan lembut berkata: "Bapak besan, ibu besan, minum teh."

Elsa dengan sigap menerima gelas dari tangan Nagita, "Aiyo, mana boleh biarkan kamu memberikan langsung."

Keluarga Atmaja jarang kedatangan tamu, karena keluarga Dibyo, dia tidak berani mengabaikan, "Tidak apa-apa, kalian juga sudah lihat, orang dirumah sekarang berkurang, membuatkan teh sudah sepantasnya, Manda, cucikan buah dan bawa kemari."

Sejak keluarga Atmaja terkena masalah, keluarga Dibyo tidak memperdulikannya, hari ini tiba-tiba mengunjungi, Manda tidak bisa untuk tidak curiga.

"Cepat pergi, cepat pergi." Nagita mendesak.

Manda membawa buah kedapur untuk dicuci, Tanu di ruang tamu dengan bosan berkeliling dua putaran, lalu masuk ke dapur.

"Kubantu?"

Tanu mengulurkan tangannya untuk mengambil, Manda langsung mendorongnya, "Pergi! Kenapa kalian tiba-tiba datang?"

"Membahas masalah."

"Masalah apa?"

"Hanya membahas masalah."

Manda dengan galak memandangnya, memperingatinya: "Kalau kalian berani disaat ini memutuskan pembiayaan pengobatan kakakku, aku akan membunuhmu!"

Dia mengangkat pisau buah, menunjukkannya di hadapan Tanu.

Tanu menahan lengannya, sengaja mengarahkan pisau menusuk kearahnya.

"Wei..." Manda terlonjak, langsung menahan kekuatan lengannya.

Wajah Tanu menampilakan senyum berhasil, "Lihat, kamu tidak akan tega membunuhku, mulutmu tidak sejalan dengan hatimu."

"....Lepaskan!"

Tanu lebih memilih menurut, juga tidak mempersulitnya, "Hehe, baik, kalau begitu kamu pelan-pelan cuci, airnya dingin tidak?"

"....." Menghadapi bajingan seperti ini, Manda benar-benar tidak berdaya.

Di ruang tamu luar, wajah Nagita sangat menyanjung, "Bapak besan dan ibu besan, jarang-jarang kemari, rumah seperti ini, juga tidak ada apa untuk menyambut anda."

Elsa melihat kedalam dapur, lalu melihat Nagita, langsung berterus terang : "Hari ini kami datang memang ada sesuatu, mengenai perceraian Tanu dan Maira."

"C-c-c-c...Cerai?"

Elsa langsung berkata: "Tapi kamu tenang, segala pengobatan Maira kami akan bertanggung jawab. termasuk hidup Maira kedepannya, kami keluarga Dibyo bertanggung jawab penuh."

Nagita terdiam, dia sudah memprediksi kalau keluarga Dibyo akan meminta cerai, tapi kalau keluarga Dibyo akan menanggung segala pengeluaran Maira, juga lumayan.

"Tapi kami punya satu syarat, harap kamu bisa menyetujuinya."

Nagita berani marah tapi tidak berani melampiaskannya, "Apa?" Kenyataannya dia sekarang sama sekali tidak berhak untuk tidak menyetujuinya.