Cinta Pada Istri Urakan - Bab 505 Gadis Tipe Laras

Keesokan harinya, Laras terbangun oleh suara Nana yang memanggil Mama, ketika dia bangun, dia melihat langit sudah cerah, tetapi dia merasa bahwa dia baru saja tertidur.

Pinggangnya masih sakit dan dia sangat lelah, tetapi dia harus bangun.

"Ya, ya, Mama segera datang," Laras mengenakan jaket dan bergegas berlari ke kamar kecil.

Nana dan Bobi sudah bangun, Bobi sudah mengenakan celananya dan sedang berjuang melawan sweater tebalnya, dan Nana hanya mengenakan celana panjang, orangnya berguling di atas selimut dengan rambut yang sangat berantakan.

"Ayo, Mama membantu kalian berpakaian ..."

Laras smamak sepanjang pagi tanpa berhenti sejenak, sampai kedua anak itu diantar ke TK baru dia merasa lega.

Mungkin karena cedera bahu kirinya, atau mungkin karena dia mulai menjaga kedua anak sendirian dan sedikit tidak terbiasa, sehingga dia merasa sangat capek.

Di pagi menjelang siang, dia pergi ke perusahaan.

Akhir-akhir ini, dia istirahat di rumah karena terluka, dan Fanny pergi untuk berbulan madu lagi, tidak ada yang mengelola perusahaan, jika dia tidak pergi melihatnya lagi, maka perusahaan mungkin akan menjadi kacau.

"Halo, papa, bagaimana perasaanmu hari ini?"

"Bagus, bagus, aku sedang melihat laporan di perusahaan, sebentar lagi aku pergi ke rumah sakit untuk menemanimu makan siang, dokter berkata bahwa kamu sudah bisa makan sedikit nasi dan makanan yang mudah dicerna, apa yang ingin kamu makan?"

"Tahu Mapo sangat jelas tidak boleh, kamu jangan pikirkan ini lagi."

"Kalau begitu, aku bawakan sup ayam dan telur dadar untukmu, boleh?"

"Baik, aku tahu kamu suka makanan Restoran Dingjia, aku akan pergi membelinya. Kalau begitu, aku bekerja dulu, akhir-akhir ini aku terlalu banyak istirahat, aku cepat-cepat selesaikan pekerjaannya dan pergi menemanimu lebih awal."

Setelah tutup telepon, Laras terus melihat laporan tersebut.

Perusahaan Bona Planning diberkati oleh kejadian terakhir itu, perusahaan kehilangan bantuan Real Estate Podomoro, tetapi ada tambahan Aaron sebagai mitra usaha.

Seperti apa yang dikatakan orang, bersandar pada pohon besar enak untuk menikmati kesejukan, Perusahaan Bona Planning sudah tidak lagi seperti dulu, perusahaan ini tidak lagi merupakan perusahaan kecil yang tidak memiliki fondasi.

Yang lebih penting lagi, strategi dia sebelumnya yang membayar gaji tinggi untuk merekrut perencana yang professional itu sangat benar, sekarang mereka memimpin tim mereka masing-masing dan dapat berdiri sendiri.

Dia belajar trik ini dari Aaron, selama kamu memilih orang yang tepat, lebih memperhatikan hasilnya dan tidak berpartisipasi dalam prosesnya, memberi orang lain lebih banyak kebebasan, maka kamu bisa lebih santai dan segala hal akan lebih efektif.

Dia tidak mengerti kebenaran yang lebih benar, lagi pula, perusahaannya berjalan sampai titik ini sudah bisa dianggap sukses.

Ketika hampir siang, Laras pergi ke Restoran Dingjia untuk mengambil makanannya.

"Nona, apakah ada reservasi?"

"Aku sudah pesan makanannya dan datang ke sini untuk mengambilnya."

"Untuk makanan dibawa pulang silahkan berjalan ke arah sini, ada jendela untuk mengambil makanan, tetapi Anda harus menunggu sebentar."

"Baik, terima kasih."

Laras mengikuti instruksi dan berjalan ke dalam, lalu duduk dan menunggu di ruang tunggu.

Menjelang siang hari, ada banyak orang di restoran, Anna membawa Farah, Almora, dan Aswina datang ke sini untuk makan siang, tetapi untungnya mereka telah melakukan reservasi terlebih dahulu.

Farah: "Restoran Dingjia ini semakin tua semakin berharga, aku sudah tidak mencicipi rasanya selama dua puluh tahun, tidak tahu apakah rasanya masih sama seperti sebelumnya."

Anna: "Koki Dingjia adalah keturunan keluarganya sendiri, dan rasanya selalu stabil. Oh, aku juga sudah empat atau lima tahun tidak mencicipi rasanya."

Momo: "Berarti aku diberkati hari ini, apakah Paman Muda juga suka dengan rasa makanan restoran ini?"

Anna: "Ya, koki di rumahnya juga pernah bekerja di sini dan belajar tujuh atau delapan puluh persen rasanya, tetapi masih belum seotentik di sini, ayo pesan dan lihat apa yang Momo suka makan."

Momo berkata dengan malu, "Tunggu Paman Muda datang terlebih dahulu."

Anna: "Tidak apa-apa, dia mengatakan di telepon bahwa dia sudah berada di tempat parkir, kita pesan terlebih dahulu, ketika dia sampai, makanannya tepat bisa disajikan."

Momo bertanya lagi, "Kalau begitu, apa yang Paman Muda suka makan?"

Anna mengedipkan mata kepada Farah dan berkata, "Coba kamu dengar, masih belum apa-apa, Momo sudah menyebutkan Paman Muda terus, dia takut orang lain tidak bisa melihat bahwa dia menyukai Gavin."

Momo menggelengkan kepalanya, "Aku tidak ada ..."

Farah berkata: "Sudahlah, tidak tahu siapa yang sepanjang hari bertanya kepadaku tentang Gavin, pesan WeChatnya masih ada di ponselku, perlukah aku mengeluarkan ponsel dan menunjukkannya?"

"mama, Kamu juga begitu? Aku ... aku ... jika kalian katakan lagi, maka aku akan pergi sekarang."

Farah: "Baiklah, kamu pergi sekarang, mama tidak akan menghentikanmu."

"mama ..."

Anna tertawa, “Aku jarang bisa mengajak Gavin keluar, kamu harus memanfaatkan kesempatan ini, jika kehilangan kesempatan ini, maka lain kali aku tidak tahu kapan bisa mengajaknya lagi, aku juga jarang bisa melihatnya."

Momo menundukkan kepalanya, wajahnya merah, dan berkata dengan malu, "Kalau begitu, kalian tidak boleh menertawakanku lagi."

"Hahaha, Farah, semakin aku melihat putrimu ini, semakin aku menyukainya, gadis kecil ini masih sangat pemalu."

Farah: "Dia pertama kali kencan buta, jadi sedikit gugup, Momo, maukah kamu pergi ke kamar mandi dulu?"

Momo mengangguk dengan cepat, "Mau mau, ma, kamu temani aku pergi."

Sambil berkata, Farah bersama Momo meninggalkan meja makan.

Aswina perlahan mulai berkata, "Kakak Ipar Kedua, aku sudah merekomendasikan begitu banyak gadis kepadamu, tetapi kamu tidak suka, mengapa kamu suka gadis kecil ini? Apakah dia adalah cucu Edwin Motar? Latar belakangnya terlalu biasa."

Anna menghela nafas dan berkata, "Sifat Gavin itu, hanya bisa biarkan dia mencari wanita yang dia sukai, tidak ada gunanya jika hanya aku yang menyukainya."

"Jadi, mengapa kamu memilih gadis kecil ini?"

"Apakah kamu tidak merasa bahwa dia mirip dengan Laras?"

"Begitu kamu mengatakannya, Momo benar-benar sedikit mirip Laras."

"Laras sudah kembali, aku khawatir dia akan berhubungan dengan Gavin lagi, Gavin merasa sedikit bersalah padanya, jika Gavin berlembut hati dan bersatu kembali dengannya, bukankah Gavin akan menjadi papa dari anak orang lain? Jadi aku harus bergegas menjodohkan Gavin dan Momo. Karena Gavin menyukai tipe Laras, maka dia pasti akan menyukai Momo. Momo baru berusia 19 tahun, lebih muda dan lebih cantik dari Laras, dan juga merupakan gadis sederhana dengan latar belakang jelas, dari semua aspek, Momo jauh lebih baik dari Laras. "

Meskipun Aswina tidak keberatan, tetapi dia tidak terlalu setuju, "Kakak Ipar Kedua, apakah caramu ini bisa berfungsi dengan baik? Jangan sampai memperburuk kondisi, jika pada akhirnya, Gavin masih tidak bisa melupakan Laras, bukankah gadis kecil ini yang akan terluka?"

"Bagaimanapun juga aku harus mencoba, lagipula, aku tidak bisa menerima Laras, aku sebelumnya memang tidak menyukainya, belum lagi dia sekarang memiliki dua anak haram yang bahkan tidak tahu siapa papa kandungnya, kamu tidak tahu, beberapa hari yang lalu, Gavin masih mengatakan bahwa dua anak haram itu adalah anaknya, aku rasa Gavin pasti pergi mencari Laras lagi, jadi aku harus segera menjodohkan mereka. "

Saat Anna berbicara, Farah dan Momo kembali, Aswina dengan cepat mengedipkan mata pada Anna, "Jangan katakan lagi, mereka sudah datang."

Pada saat ini, Gavin yang telah memarkir mobil juga datang dari pintu, ketika dia masuk dan melihat Farah dan Almora, dia segera mengerti maksud mamanya.

Anna melambaikan tangannya, "Nak, sini, cepat ke sini."

Dari sisi kesopanan, Gavin hanya bisa pergi, "Bibi Ketiga, Kak Farah Motar, Momo, Ma ..."

Dia melirik Anna dan tidak bisa menahan mengeluh dalam hatinya, bukankah kamu mengatakan bahwa kamu makan sendirian, mengapa ada begitu banyak orang?!!

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu