Cinta Pada Istri Urakan - Bab 64 Bagaikan Kayu Bakar Bertemu Dengan Api Yang Membara (2)

Wajah Gavin tetap terlihat dingin, tidak terlihat perubahan sedikitpun pada wajahnya, "Aku baru saja berkata padamu untuk introspeksi diri, berusaha untuk menjadi lebih baik, sekarang kamu sudah mulai tidak serius lagi?"

Laras membuka selimut dengan kakinya, lalu mengalungkan lengannya ke leher Gavin dan menariknya mendekat, kedua kakinya melilit pinggang Gavin bagaikan seekor koala, "Suamiku, gadis kecil ini bersedia memberikan dirinya kepadamu."

"......"

Laras adalah seseorang yang selalu cepat dalam bertindak, dulu dia hanya bisa bicara teori saja, sekarang dia harus mempraktikkannya, dia sudah siap untuk menerapkan semua teori yang dia tahu kepada kenyataan.

Mereka adalah orang dewasa dan juga sudah saling mengerti apa yang mereka inginkan, selain itu mereka adalah pasangan suami istri yang sah di mata hukum, buat apa harus malu.

Apa yang dia pikirkan, itulah yang dia lakukan, "Kamu sudah pergi dinas cukup lama, sekarang akhirnya sudah pulang, jika kita masih belum melakukan sesuatu juga, nanti aku akan datang bulan lagi."

"......."

"Gavin, kamu jangan mengira kalau dengan menunjukkan wajah tanpa ekspresimu itu, kamu bisa berpura-pura terlihat tenang, kamu lihat wajahmu itu, masih lebih merah dibandingkan dengan wajahku, masih pura-pura juga?"

"......"

Laras adalah seseorang yang tidak sabaran, jadi dia langsung dengan sekuat tenaga menarik Gavin ke atas ranjang lalu dia membalikkan tubuhnya dan duduk di atas tubuh Gavin, dia berkata dengan lugas : "Coba lihat dirimu, masih berpura-pura menahan dirimu, aku bahkan tadi tidak menarikmu dengan sekuat tenaga, tetapi kamu sudah langsung berbaring di atas ranjang, masih bilang tidak ingin? Kamu mau bercanda dengan siapa?"

Gavin berusaha keras menahan dirinya sendiri, dia memaksakan dirinya untuk memberikan sebuah alasan, "Tunggu lukamu sembuh dulu, setelah itu baru kita bicarakan lagi."

"Aku sudah sembuh, aku tidak apa-apa."

"Dokter berkata dalam satu bulan tidak boleh melakukan olahraga yang terlalu berat."

Begitu mendengarnya, Laras langsung merasa kesal, "Memangnya aku tidak mengenali tubuhku sendiri, tidak tahu apakah aku sudah sembuh apa belum? Dokter akan selalu mengatakan yang terburuk."

Dia masih mengenakan topi rajut, dan di kedua sisi topi itu terdapat telinga kelinci yang panjang, duduk dengan posisi seperti ini, kedua kepangannya itu kebetulan bergoyang-goyang di atas wajah Gavin. Laras menggelengkan kepalanya sambil "mencambuknya", "Sekarang aku akan mencambukmu, kamu mau melakukannya tidak? Mau tidak?"

"......." Gavin memegang kepalanya dan berkata, "Kamu mengalami gegar otak, tidak boleh digoyang seperti itu."

"Aku adalah seseorang yang sudah pernah mati sekali, untuk apa takut kepada gegar otak, tidak ada yang tahu besok akan terjadi hal apa, jadi lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan, hidup ini singkat, maka nikmati saja selama kamu bisa menikmatinya."

"......."

"Perkataanmu tidak bisa dipegang, tadi pagi kamu masih bilang akan membiarkanku mencambukmu, kenapa begitu sudah malam kamu menjadi takut?" Laras duduk diatas tubuh Gavin, dia benar-benar sedang menggunakan nyawanya untuk menggodanya, demi membuktikan kalau tidak ada masalah dengan tubuhnya, dia menggoyangkan kepala dan tubuhnya dengan sekuat tenaga.

"Laras, cukup!" Gavin menangkap pinggangnya untuk menghentikannya terus sembarangan bergerak, dia menarik napas yang dalam lalu mengeluarkannya dan berkata, "Kamu tenang sedikit, pikirkan dengan baik, jalan kita nanti masih sangat panjang, tidak ada bedanya jika kita menunggu 10 hari ataupun setengah bulan."

Laras tidak ingin terlalu banyak bicara omong kosong dengannya, dia dengan agresif menahan pergelangan tangan Gavin, lalu langsung menekannya ke atas bantal, bibirnya menyeringai dan tersenyum jahat, ini bukannya dia yang ingin melakukan hal ini, jelas-jelas Gavin yang menginginkan Laras untuk melakukan hal ini kepadanya!

Dalam sekejap Laras sudah melepaskan sweater yang dikenakannya, lalu sekalian menarik lepas topi rajutnya juga.

Rambutnya yang acak-acakan menutupi wajahnya, matanya yang setengah tertutup samar-samar terlihat, tubuhnya yang berlekuk sangatlah menggoda.

Gavin menelan ludahnya, tenggorokannya terasa kering bagaikan terbakar, terasa sangat tidak nyaman, seluruh rasionalitas dan kegigihannya benar-benar runtuh saat bibir Laras yang dingin menempel ke bibirnya.

Lalu terdengar suara "plak", lampu kamar tiba-tiba padam, mereka bagaikan kayu bakar yang bertemu dengan api yang membara, membuat mereka terbakar seketika.

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu