Cinta Pada Istri Urakan - bab 846 Kakak Ipar Diculik

Lubang otak Laras benar-benar besar, tetapi dia tidak berbicara omong kosong, dia menjelaskannya dengan masuk akal: “Yuni, kamu pikir, Hendro sudah hampir kepala empat, kan? Di antara rekan-rekannya, hanya dia sendiri masih lajang, bahkan Weiner pun sudah akan menikah, semua orang merasa panik untuknya, namun dia sama sekali tidak terburu-buru. ”

“Dia adalah orang yang duluan memiliki pacar, dia pacaran hampir sepuluh tahun dan tidak ingin menikah, ini adalah kinerja yang tidak bertanggung jawab. Tetapi Hendro bukan orang yang tidak bertanggung jawab, kan? Dia telah pacaran jarak jauh bersama Daria selama delapan tahun, mereka telah bertahan selama delapan tahun, tetapi akhirnya berpisah setelah tinggal bersama selama setahun, mengapa begitu?”

Yuni bertanya dengan bingung, "Mengapa?"

Laras: “Pokoknya, ini jelas bukan masalah Daria, Daria kembali ke kampung, langsung menikah, tetapi Hendro masih lajang. Beberapa tahun ini, banyak yang ingin memperkenalkan wanita padanya, namun dia selalu menolak, dan juga tidak pernah melihat ada gadis mana pun yang dekat dengannya, selain masalah orientasi seksual, aku benar-benar tidak dapat memikirkan alasan lainnya. ”

Yuni, “. . . . . . ”

Hendro yang sedang mendengar, tidak dapat mengendalikan ekspresi di wajahnya, sudut mulutnya sedikit bergetar, dia benar-benar ingin berteriak “Aku tidak suka pria”, tetapi dia tidak dapat menjelaskannya, dia bahkan tidak bisa mengekspos dirinya sedang mendengarnya.

Laras: “Kamu pikir, biasanya siapa yang paling dekat dengannya? Siapa lagi selain suamiku? Aku juga tahu suamiku tampan, mempesona, kuat dan hebat, dia tidak hanya menarik perhatian para wanita tetapi juga pria. ”

Yuni tidak menyangkal setelah mendengar kata-katanya, sepertinya menemukan rahasia besar, dia berkata dengan sangat terkejut: "Tidak heran setiap kali aku mencarinya, dia selalu bersama bos, mereka selalu bersama membahas kasus, sudah memiliki pemahaman yang cukup, saling mengerti antar sesama, apa mungkin. . . . . . ”

Laras menghela nafas lagi dan menjelaskan: “Hendro adalah orang yang bertanggung jawab, karena berada dalam situasi seperti ini, dia juga tidak ingin melibatkan wanita mana pun, jadi kamu sebaiknya melepaskannya, tidak ada artinya kamu bertahan lagi. ”

Yuni tiba-tiba tidak tahu apa yang harus dia lakukan, pikirannya kosong, pria yang telah dia sukai selama dua tahun, dan merebut ciuman pertamanya, adalah seorang homoseks? Dia tidak berani mempercayainya, tetapi dia harus percaya.

Hendro di sisi lain tiba-tiba melepaskan headset dan bangkit dengan marah. Dia merasa dia harus berbicara dengan bos tentang masalah ini.

Di dalam kantor, Gavin tidak bisa menahan tawa ketika mendengarnya.

Hendro berwajah hitam dan bertanya, “bos, apa benar begitu lucu?”

Gavin berdeham, mengalihkan senyumannya, dan segera kembali ke ekspresi serius, lalu berkata: “Tidak apa-apa, aku kembali dan berbicara baik-baik dengan Laras. Tapi aku juga penasaran, usiamu sudah tidak kecil, penampilanmu juga tidak buruk, mengapa kamu tidak begitu ingin mencari pacar?”

Hendro mengerutkan bibirnya dan berkata dengan bangga, “Aku suka menjadi bangsawan lajang, tidak bolehkah?”

Gavin mengkritiknya: “Bukan, itu artinya kamu madesu. ” (masa depan suram)

Hendro, “. . . . . . ”

Pada saat ini, Damar bergegas masuk dengan panik, dia bahkan tidak sempat mengetuk pintu, "bos" dia terengah-engah berkata, “Kakak ipar. . . . . . kakak ipar. . . . . diculik. ”

“. . . . . ” Gavin tertegun, terkejut sampai tidak dapat mengatakan apapun.

Hendro bertanya, "Apa situasinya?"

Damar menghela nafas dan berkata, “Berita yang baru saja dilaporkan oleh Kementerian Intelijen bahwa mobil kakak ipar diserang, Yuni terluka dan kakak ipar hilang. ”

Belum selesai mendengarnya, Gavin bergegas keluar dari kantor secepat panah.

Pada saat ini, kekuatan utama Pasukan Khusus Serigala fokus pada pemantauan Morales dan melindungi Eli, Alvin tidak memerlukan perlindungan khusus karena ia tinggal di Safe Guard, Laras diikuti Yuni, Gavin tidak ingin orang lain merasa Laras adalah istrinya dan mendapat perlakuan khusus, tapi dia tidak menyangka orang yang duluan mengalami kecelakaan adalah Laras.

Hendro ikut di belakang, dia berlari sambil menghiburnya: “bos, jangan khawatir, tadi aku masih mendengar mereka mengobrol, pelaku tidak akan lari jauh. ”

Gavin bergegas turun, hanya terdengar suara angin di telinganya, dia masuk ke dalam mobil, jantungnya berdebar kencang, dan karena panik, dia tidak tahu harus meletakkan tangannya di mana.

Hendro langsung melihat keanehannya, dia segera berteriak, “Damar, kamu yang mengemudi, bos, kita duduk di belakang. ”

Setelah Gavin memindah posisi dan duduk ke belakang, Damar segera mengendarai mobil dan melaju ke tempat kejadian dengan kecepatan tercepat.

Di dalam mobil, Gavin mengambil napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan dirinya sendiri, di musim dingin seperti ini, dahinya malah mengeluarkan keringat dingin.

Hendro cukup tenang, dia segera bertanya pada departemen intelijen: "Apa situasi spesifiknya?"

Rekan-rekan di departemen intelijen menceritakan kejadian itu secara terperinci, “Mobil kakak ipar dibuka secara ilegal, sistem alarm otomatis menghubung ke kita. Kami segera menghubungi pengawas rumah sakit dan menemukan video kejadian di posisi pengintaian No. 4. Sebuah mobil van hitam, tiga pria berpakaian hitam, membuka paksa pintu mobil kakak ipar dalam dua detik, dan menyeret kakak ipar keluar dari mobil dalam lima detik, kakak ipar tidak berjuang, kelihatannya sudah tidak sadar diri, kami sudah menghubungi pihak rumah sakit, Yuli juga dipukuli hingga pingsan. Dia telah diantar ke pertolongan pertama, sangat berharap dia bisa memberikan lebih banyak petunjuk ketika bangun.

Hendro segera memberi perintah, “Tutup seluruh kota, buka seluruh perekam udara, tidak boleh biarkan mobil Van itu keluar kota. ”

“Siap!”

Pandangan Hendro melihat bos mengepalkan erat tangannya dan sedang menatap ke sana dan ke sini dengan bingung. Dia menghiburnya, “bos, di saat seperti begini, kamu harus lebih tenang, kakak ipar sangat pintar, dan merupakan orang yang pernah mengalami ombak besar, dia pasti akan tenang. ”

“Jangan mengatakan kata-kata seperti itu untuk menghiburku di saat seperti begini. ” Gavin berkata dengan tertekan.

Dia tidak pernah percaya dengan perkataan bahwa orang baik akan mendapat balasan yang baik, dia terlalu sering melihat orang baik mati lebih awal, banyak orang jahat yang masih berkeliaran di luar, dia sering menggunakan kata-kata yang sama untuk menghibur dan mendorong rekan-rekannya, tetapi segala sesuatu kalau terjadi pada dirinya sendiri, dia tahu semua kata tidak berguna baginya.

Gavin berkata dengan panik, "Dia memiliki alat pelacak lokasi, segera melacak lokasinya. ”

“Oke. ” Hendro segera menyalakan laptopnya dan mulai melacak.

Namun, begitu melacak, dia langsung mengerutkan kening.

Gavin: “Di mana dirinya sekarang?. . . . . . Ada apa?”

Hendro: “Lokasi yang ditunjukkan adalah tempat parkir di rumah sakit. ”

Jam tangan Laras memiliki pelacak lokasi yang tertanam di dalam, tidak peduli di mana dia berada, Gavin pasti dapat menemukan posisinya, tetapi alat pelacak itu tidak bergerak sama sekali, ini berarti jam tangan telah terlepas dari tangan Laras, dan juga berarti Laras telah menghilang dari jangkauan yang dapat dipantau Gavin.

Menghilang!

Kepala Gavin seolah-olah dipukuli, dia melindungi semua orang dengan baik, merencanakan semuanya dengan baik dan sangat yakin, tetapi malah gagal melindungi istrinya sendiri.

Dia selalu mengatakan akan melindungi Laras, tapi sekarang dia dalam bahaya lagi.

Dirinya seharusnya mati!