Cinta Pada Istri Urakan - Bab 509 Yang Kamu Pikirkan Terlalu Indah

Di rumah sakit, Laras melakukan X-Ray, setelah dilihat oleh dokter, dokter berkata: “keadaan masih belum begitu membaik, sebaiknya kamu tetap lakukan istirahat yang cukup.”

Laras melihat perubahan wajah Gavin, diapun langsung berkata kepada dokter: “Dok, aku sudah istirahat selama satu minggu, akhir-akhir ini aku sudah merasa lebih baik.”

“Merasa lebih baik juga belum tentu pertumbuhan tulangmu juga membaik, lihat perbandingan dengan foto yang sebelumnya, bagian ini sudah terlihat jelas bawah ada patahan baru disitu, pasti kamu tetap mengangkat barang-barang yang berat selama ini.”

“....”

“Jangan anggap jika sudah merasa membaik lalu kamu tidak memperhatikannya lagi, patah tulang itu adalah penyakit seumur hidup, dan itu akan melukai tulang selama 100 hari, lebih baik kamu memastikan bahwa keadaanmu sudah benar-benar membaik baru beraktifitas kembali.”

“Baiklah aku paham.”

“Istirahatlah selama seminggu lagi dan periksa lagi. Jika tidak bagus atau ada retakan baru, lebih baik kita lakukan penanaman pen.”

“Oke.”

Keluar dari ruang periksa, raut wajah Gavin mulai berubah tidak enak. Laras merasa ada segudang kalimat nasehat yang ingin dikatakan tapi dia takut membuat Laras merasa tidak nyaman lalu marah.

Sesampainya di kamar Romo, Romo sedang latihan berjalan. Setelah melihat mereka berdua datang berkunjung Romo langsung menanyakan dengan khawatir “Laras, bagaimana keadaan lenganmu?”

Baru saja Laras ingin menjelaskan, Gavin langsung menarik buku periksa dan menyerahkannya kepada Romo sambil berkata, “Kata dokter, tulangnya bukan hanya tidak membaik, bahkan ada tambahan luka disekitar itu. Dokter menyuruhnya untuk istirahat satu minggu lalu kembali diperiksa, jika masih tidak membaik akan dilakukan tanam pen.”

Laras :”....” dia melaporkan sangat cepat.

Romo merasa khawatir dia mengerutkan kening dan berkata: “bukankah katamu kamu akan merawat dia dengan baik?”

Gavin berkata dengan nada tinggi: “Benar, aku ingin merawatnya tapi dia tidak pernah mendengarkanku, aku jadi tidak berani karena setiap kali setelah aku selesai memberitahunya dia selalu mengabaikanku beberapa hari lamanya, beritahu dia minta dia mendengarkan kata-kataku.”

Laras: “...”

Romo menatap Laras, lalu kembali menatap Gavin: “Baginya seorang diri merawat 2 anak itu udah cukup sulit, bagaimana aku bisa dengan tega menasehatinya?”

Gavin: “kalo begitu bisakah kamu menyuruhnya untuk tinggal di kediamanku saja? Disana orangnya banyak jadi ada yang membantu mengurus anak-anak, diapun bisa istirahat dengan baik.”

Romo menatap Laras lagi, meminta pendapatnya dengan matanya.

Laras menggelengkan kepala, “Pikiranmu terlalu indah.”

Romo : “benar, pikiranmu terlalu indah.”

Gavin: “....”

Laras: “sudahlah jangan bicara lagi, aku sudah tau apakah ini belum cukup? Selalu bicara terang-terangan, bukankah sangat ribet?”

Romo melanjutkan: “maksudnya kamu yang ribet, jangan banyak bicara lagi.”

Gavin merasa sedih, bukankah ini juga demi kebaikkanmu?!

Ditengah-tengah mengobrol, handphone Laras berdering, “Sst, ternyata Lana menelpon... halo?”

“Aku sudah sampai di Jakarta, bagaimana kondisi Ayahku?”

Laras menekan mode pengeras suara, “kamu lihat saja sendiri.”

“Aku ingin bertemu denganmu lebih dahulu.”

“Aku di rumah sakit, kemarilah.”

“Baiklah, kalo begitu cari tempat diluar rumah sakit untuk duduk santai.”

“Kenapa tidak dikamar pasien saja?”

“Kurang baik.”

“Kamuu.......” Laras memandang Romo, raut wajah Romo menjadi lebih berat dari sebelumnya.

“Oke, setengah jam lagi kita bertemu di pintu rumah sakit, jika kamu mengikuti alurku beberapa menit saja aku sudah selesai berbicara.”

“Masalah apa?”

“Aku jelaskan saat kita bertemu.”

“Aku tidak bisa pergi, kamu pilih saja mau berbicara di telepon atau dikamar Ayah.”

Lana berbicara dengan tidak sabar: “Laras, kenapa kamu begitu arogan? Siapa yang memberimu wewenang untuk memerintahku?”

“Sebenarnya siapa yang arogan? Dia adalah Ayahmu, tidak bisa kamu datang untuk melihatnya? Kamu tidak punya hati yang baik?”

“Heh, kurangi menyebutkan kata “baik hati” ini didepanku, jika kamu berani merelakan “Sweet Love” , aku akan mengunjungi dia.”

Ternyata ini yang dipermasalahkan oleh Lana.

Sepasang berlian merah muda itu jarang ada di dunia, dua berlian merah muda 15 karat bahkan lebih indah.

Waktu itu setelah Romo memberikannya kepada Laras, Reni dan Lanapun berdebat selama beberapa kali dengan Romo.

Kemudian Laras diusir dari kediaman Gavin, Anna memulangkan berlian ini kembali. Saat itu Reni dan Lana juga melihat bahwa dia berdebat lumayan lama dengan Romo.

Supaya tidak membuat Romo merasa sulit, Laraspun berkata untuk mengembalikan tapi tidak diperbolehkan oleh Romo.

​Sekarang, ketika Lana mendengar bahwa Romo sudah mencapai akhir hidupnya, dia dengan tidak sabar sangat ingin memiliki berlian itu.

​Jangan hanya Romo, Laraspun juga sudah merasa dingin hati, “Lana, jadi dihatimu barang dingin ini tidak bisa menandingi rasa syukur kepada Ayahmu karena sudah merawatmu selama 20 tahun lebih?”

“Jangan mendiskusikan hal ini kepadaku, ini adalah barang kepunyaan Ayah, tidak boleh hanya disimpan olehmu, lagipula kamu juga sudah pernah bilang, kamu tidak akan mengambil kekayaan Ayah sepersenpun.”

“Aku kira yang tidak mempunya hati baik sedikitpun hanya Reni, tidak disangka kamu sama seperti Ibumu.”

“Ha.. Aku kira kamu begitu mulia, tidak mengambil kekayaan Ayah sepersenpun, ternyata hanya manis dimulut, akhirnya tetap saja, kamu tetap mengingini harta Ayah!”

“Ayah belum meninggal, tapi kalian sudah memikirkan bagaimana mau membagi hartanya!”

“salah, harta Ayah tidak perlu dibagi. Semua yang dimiliki oleh Ayah adalah milik keluarga Bakri, berhenti mengingini sepersenpun termasuk berlian itu. Yang kamu tahu berikan semuanya kepadaku, aku akan membayarmu 20 miliar, tapi kalo kamu tidak mau…. Aku akan mencari segala cara untuk mendapatkan hal yang aku ingini, nanti jangankan 20 miliar, satu persenpun tidak akan kuberikan kepadamu.”

Laras menarik nafas dalam-dalam, keringat ini menetes karena menghadapi Lana, “Hati-hati kalau bicara, jangan sampai nanti kamu menyesal.”

“Kalimat ini harusnya aku yang menyebutkannya, aku memberikanmu kesempatan terakir, mau tidak keluarkan berlian itu?!”

“Jangan harap!”

Dibalik telepon orang itu tertawa dingin, “Ha, biar aku yang melihat seberapa lama perusahaanmu bisa bertahan.”

Telepon terputus, bukan Laras yang menakannya, diapun menatap Romo, “Pa..”

Romo menaikan tangannya, memberi isyarat kepadanya untuk jangan banyak bicara. Dia duduk diujung kasur, menarik lemari disebelah kasurnya dan mengeluarkan sebuah file, “Lihat, Ibu dan anak mereka sudah merencanakan sejak lama, dan dewan direksi akan berkumpul awal bulan depan untuk memilih kembali ketua, dan bahkan susunan direksi pun sudah disusun.”

“Ayah, dari mana kamu mendapatkannya?”

“Kemarin Tuan Shen mengirimkan padaku, dia sudah bersamaku selama 10 tahun lebih, dia adalah orang kepercayaanku, nanti aku akan mengambil kembali perusahaan, ada orang yang harus masuk dan keluar. Perusahaan sekarang diambil alih oleh keluarga Bakri, Tuan Shen dan Tuan Yang sekarang sudah masuk dalam daftar keluar oleh Reni, jika aku tidak turun tangan, jerih payahku akan direbut begitu saja oleh Reni.”

Gavin berkata: “Apakah ada yang bisa kubantu?”

Romo diam, meskipun dia sudah menerima kabar ini dia masih tetap khawatir. Beberapa saat kemudian diapun berkata: “Aku hanya berharap polisi bisa lebih sigap dalam menangani kasus ini jadi dia bisa dapat bayaran atas semua ini lebih cepat.”

……

Saat meninggalkan rumah sakit, Laras berjalan dengan menunduk diam, bicara jujur, dia dan Lana selama ini tidak ada hubungan saudara yang erat, apa yang dilakukan Lana ini membuat dia sakit hati, bukan sakit hati oleh dirinya sendiri, tapi dia merasakan sakit hati yang dirasakan oleh Ayah.

Itu kan anak kandung ayah, yang sangat dicintainya selama 20 tahun lebih.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu