Cinta Pada Istri Urakan - Bab 713 Beban Mama

"Para tamu yang terhormat, kami sangat berterima kasih atas kehadiran Anda sekalian, semua dana yang terkumpul di Lelang Amal TINA Jewelry akan disumbangkan untuk membantu anak-anak yang berada di daerah miskin mewujudkan impian membaca mereka. Nah, lelang akan segera dimulai, lot yang pertama dilelang adalah … "

Juru lelang sudah mulai memperkenalkan di atas panggung, dan lelang kali ini telah dimulai.

Di lingkungan seperti ini, Laras tidak nyaman untuk mengatakan terlalu banyak, jika suaranya terlalu keras, maka akan mempengaruhi orang lain, tetapi jika suaranya telalu kecil, maka suaranya akan tertutup oleh suara juru lelang.

Rihana duduk di sebelah Laras, begitu dia melihat mata Laras penuh dengan air mata, ada semacam kegembiraan di dalam hatinya.

Dia menarik tangan Laras, menepuk punggung tangannya, berbisik dan menanyakan pendapatnya, "Bagaimana jika kita bicarakan di ruang tunggu?"

"Bolehkah?"

"Tentu saja boleh, ayo kita pergi."

Pelelang: "Lihat perhiasan berlian ini, sangat jernih dan cantik."

Ketika mata semua orang fokus di atas panggung, Rihana dan Laras diam-diam pergi.

Di ruang tunggu, Rihana terus terang berkata, "Laras, orang yang kamu cari adalah Eli Murtina, pendiri TINA Jewelry, aku dan dia adalah sahabat dekat dan juga merupakan mitra kerja, tempat duduk dia berjarak dua kursi darimu. "

Laras langsung berkata, "Apakah dia adalah Nyonya Jin?"

"Ya."

Laras sangat kaget dan bahagia, tetapi juga disertai dengan perasaan sedih, sangat jelas, keputusan mama untuk meninggalkannya benar, tanpa dia yang merupakan beban, mama baru bisa memulai kehidupan yang lebih baik.

Sudah lebih dari dua puluh tahun, ketika mama pergi, dia baru berusia 5 tahun, periode waktu yang lama ini membuatnya sulit untuk mengingat penampilan mama, meskipun mama berdiri di depannya, dia juga tidak bisa mengenalinya.

Untungnya, suami mama itu kelihatannya sangat baik padanya, bagi mama, keputusan untuk meninggalkannya benar.

Hal tersebut membuat Laras lebih sulit untuk menerimanya, ketika dia berada di masa yang paling sulit pun, dia tidak pernah berpikir untuk meninggalkan anaknya, ketika dia bersikeras untuk bertahan hidup tetapi masih merasa bahwa hidup ini sangat sulit, dia juga tidak pernah berpikir bahwa anaknya adalah beban, tetapi bagaimana dengan Ibu? Ternyata bagi mama, dia benar-benar adalah beban.

Air matanya tidak bisa berhenti mengalir, pengalaman beberapa tahun terakhir ini telah membuatnya belajar untuk menyembunyikan emosinya, tetapi pada saat ini, dia tidak bisa menyembunyikan emosinya, dan semua kesedihannya tertulis di wajahnya.

Rihana memeluknya seperti mama yang penuh kasih sayang, dia menepuk punggung Laras dengan telapak tangannya dan menghiburnya, "Jangan menangis, dengarkan aku dulu, mamamu juga memiliki ketidakberdayaannya sendiri."

Laras mengedipkan matanya dan terus menangis, dia tidak sabar untuk bertanya, "Apakah dia sudah tahu bahwa aku adalah putrinya? Atau dia sudah tahu, tetapi dia tidak mau mengenalku? "

"Bukan, dia juga baru saja konfirmasi hari ini."

"Dia tadi bertanya padaku apakah papaku adalah Romo, dia tahu bahwa aku adalah putrinya, tetapi dia tidak mau mengenalku." Laras menangis dengan sedih, seperti anak kecil yang tidak bisa mendapatkan permen, "Apakah dia takut aku akan mengganggu kehidupannya sekarang? Apakah dia masih menganggapku sebagai bebannya? "

Rihana menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nak, dengarkan aku, dengarkan aku dulu?"

“Baik, kamu katakan saja, aku mendengarkannya.” Laras menggertakkan giginya, dia ingin tahu, apa alasan yang bisa membuat seorang mama meninggalkan anak kandungnya selama bertahun-tahun dan tidak pernah bertanya tentang kabar anaknya?

Rihana berkata, "Masalah papamu berselingkuh adalah pukulan besar bagi mamamu, meskipun orang tuamu saling kenal melalui kencan buta, tetapi mamamu benar-benar mencintai papamu, keluarga mamamu telah imigrasi ke Inggris, mamamu tinggal sendirian di dalam negeri, bukankah semua ini dikarenakan papamu? "

"Pada saat itu, mamamu sudah depresi, setiap kali aku pergi melihatnya, dia selalu menangis, dia bilang begitu dia melihatmu, dia akan memikirkan papamu, kemudian dia tidak tahan dan ingin menangis, dia juga berkata bahwa beberapa kali di malam hari, dia tidak bisa mengendalikan diri dan ingin mencekikmu. Aku memaksanya untuk pergi melihat dokter psikolog, tetapi hasilnya juga tidak membantu. "

"Romo yang berhati serigala ini pergi dan meninggalkan istri dan anak, mamamu benar-benar sangat sengsara, dia bahkan tidak bisa bertahan hidup, dia hanya bisa meninggalkanmu sementara untuk menyembuhkan penyakitnya."

"Tapi penyakit ini tidak bisa sembuh dalam sekejap waktu, dia terluka berat, dia bahkan mencoba untuk bunuh diri beberapa kali, untungnya, dia ditemukan oleh keluarganya tepat waktu. Terakhir kali dia mencoba untuk bunuh diri, dia melompat keluar dari jendela di ruang lantai tiga, untungnya dia tidak meninggal, ketika dia bangun, dia telah melupakan banyak hal, dokter berkata bahwa dia menderita amnesia selektif, dia melupakan beberapa hal yang tidak ingin dia ingat. "

"Hari-hari ketika dia kehilangan ingatan, dia seperti hidup kembali, tidak ada yang berani menyebutkanmu di depannya. Dan juga pada saat itu, dia bertemu dengan suaminya saat ini, Tuan Morales."

"Tuan Morales adalah cinta pertama mamamu, tetapi dia sudah menikah ketika dia berpacaran dengan mamamu, dia punya istri dan seorang putra, mamamu putus dengannya segera setelah mengetahuinya. Kali ini mereka bertemu lagi, mungkin nasib mereka belum berakhir, pada saat itu Tuan Morales sudah bercerai dan mamamu juga lajang. "

"Tuan Morales mengejarnya lagi, dia benar-benar sangat menyayangi mamamu dan juga tidak membutuhkan mamamu untuk melahirkan anak. mamamu telah mencoba untuk bunuh diri berkali-kali, setiap kali dia hampir meninggal, dan dia sudah kehilangan kemampuan untuk melahirkan anak, kondisi kesehatannya juga buruk. "

"Aku kira mamamu bisa selamanya hidup dengan aman dan stabil seperti ini, tetapi, tiga tahun yang lalu, dia tiba-tiba ingat bahwa dia memiliki seorang putri, dan semua ingatannya kembali. Begitu dia mengingatmu, dia segera memesan tiket penerbangan untuk kembali ke Jakarta, tetapi Tuan Morales menghentikannya. "

"Dari sudut pandang Tuan Morales, dia tidak ingin mamamu memiliki hubungan dengan orang-orang sebelumnya, dia takut mamamu akan dirangsang dan disakiti lagi, mamamu juga sangat bingung, sudah bertahun-tahun, dia tidak tahu bagaimana kondisimu, dia juga khawaitr bahwa dia bergegas bertemu denganmu akan menyakitimu. "

"Sejak ingatannya pulih, dia merindukanmu setiap hari, kali ini karena Tuan Morales memiliki proyek di dalam negeri, akhirnya dia bisa kembali ke Jakarta, jadi dia diam-diam mencari petunjukmu tanpa memberitahu Tuan Morales, kami menemukan bahwa perusahaan Atmaja telah ditutup, dan rumah sebelumnya juga sudah tidak ada. Untuk Romo, dia tidak pernah menyebutkannya, dan aku juga tidak berani memeriksanya, petunjuk yang kami miliki sangat sedikit, kami mencarimu seperti menemukan jarum di dalam laut. "

"Ketika aku melihat seseorang bernama Laras di daftar undangan, aku secara khusus melihat formulir pendaftaranmu, aku tidak yakin apakah kamu adalah Laras yang kami cari, jadi aku memberitahu informasi ini kepada mamamu. mamamu tidak pernah menghadiri acara publik, tetapi begitu dia mendengar berita ini, dia langsung memutuskan untuk menghadiri acara ini. "

"Dia bukan tidak mau mengenalmu, hanya saja, dia memiliki terlalu banyak keragu-raguan. Aku beritahu kamu yang sebenarnya, Tuan Morales memiliki posesif yang kuat padanya, Tuan Morales sejak awal sudah tidak menyetujui mamamu mencarimu, bagaimanapun juga, Tuan Morales adalah suaminya, dan mereka telah menemani satu sama lain selama 20 tahun, dia juga harus menghormati perasaan Tuan Morales, benar? "

Kisah Eli Murtina sangat panjang dan sedih, hanya seseorang seperti Rihana yang benar-benar mengenalnya yang dapat secara akurat meringkas ketidakberdayaannya.