Cinta Pada Istri Urakan - Bab 436 Aku Akan Membawamu Ke Hotel

Aaron yang diam-diam menyetir di depan, teringat mobil murahan dia, dan kata-kata dia saat menelepon tetangga disekitarnya untuk meminta bantuan.

Tiba-tiba dia mengerti, mengapa di kota Jakarta setelah syuting meskipun sampai larut malam dan sudah sangat lelah dia tetap harus pulang ke rumah, mengapa dia tetap membeli mobil ketika dia membutuhkan uang, ternyata dia membeli mobil sebagai kendaraan untuk membawa ibunya ke rumah sakit dengan cepat apabila tiba-tiba terjadi sesuatu pada ibunya.

Tetapi, meskipun dia membutuhkan uang, tetapi dia juga tidak merubah kepribadiannya untuk menyenangkan Karim dan Womin, hal ini, membuat dia sangat mengaguminya.

Mengagumi? Aaron diam-diam mencibir, apa yang pantas dikagumi dari nenek lampir tersebut ? !

Laras : “Apakah sekarang sudah mempunyai biaya untuk operasi bibi ?”

Suli: “Iya, Sutradara Vero sudah memberikan bayaran kepadaku, uang tersebut cukup untuk aku membayar biaya operasi ibuku.”

Laras: “Apabila tidak cukup, silahkan minta denganku saja.”

Suli: “Terima kasih.”

Laras : “Sama-sama.”

Mereka bertiga berhasil naik pesawat, tiba di Kota Jakarta pada saat pukul 12.00 tengah malam.

Rendra berdiri di pintu kedatangan bandara, melihat Manda, meskipun tidak menunjukkan tindakkan yang berlebih dan mesra, tetapi tatapan matanya penuh dengan rasa kasih sayang, orang-orang lain hanya menjadi hiasan di dalam matanya, Manda adalah satu-satunya.

Dibandingkan dengan Laras, Laras lebih merasa kecewa, Pandu yang datang menjemputnya, dan membawa kabar tentang Gavin yang tidak ada kabar sama sekali.

Setelah Suli mendarat, hal pertama yang dia lakukan adalah menghubungi rumah sakit, perawat memberitahukan dia bahwa, operasi ibunya masih berlangsung, dan masih ada beberapa dokumen yang menunggui dia untuk menandatangani. .

Aaron juga memiliki supir yang datang untuk menjemput, tetapi, dia dengan sangat gentle menawarkan Suli untuk mengantarnya ke rumah sakit terlebih dahulu.

Meskipun sudah larut malam, tetapi lampu jalan yang berada di kedua sisi jalan menghiasi kota tersebut seperti pada siang hari, menengadah, langit di malam hari yang tidak memiliki batasnya. lampu-lampu jalan berdiri seperti penjaga yang setia, dengan tidak bergentar menjaga tanah air ini.

Waktu seperti berhenti di saat ini, sehingga membuat orang tidak merasakan berlalunya waktu.

Di dalam mobil, Suli sangat lelah sehingga dia tidak bisa membuka mata, dia mencubit lengannya, rasa sakitnya membuat rasa ngantuk menghilang.

“Perjalanan ke rumah sakit masih ada setengah jam, kamu tidur sebentar, aku akan membangunkan kamu jika sudah sampai.”

Suli menoleh dan melihat ke arah Aaron, orang ini, sombong, tidak ramah, tetapi hatinya baik.

Oleh karena itu, perlahan-lahan dia menyandar di kaca jendela mobil, berkata dengan halus: “Mengapa kamu tiba-tiba berbaik hati mengantarku?”

Aaron menunduk dengan ketidakpuasan,”Aku takut ada seseorang yang melapor ke kakakku lagi, melaporkan bahwa aku meninggalkan dia di tengah jalan, tidak tanggung jawab.”

“Aku tidak akan melapor..” Suli segera menjelaskan, “Terakhir kali mengenai supir tersebut, kemudian polisi datang ke lokasi syuting untuk menanyaiku lagi, sehingga Sutradara Vero mengetahuinya, dan dia bertanya kepadaku apakah terakhir kamu ada mengantarku sampai ke rumah, apakah aku masih bisa membohonginya?”

“Bisakah dia bertanya sedetail itu?”

“Dia bertanya seperti itu, bisa dilihat seberapa dia mengenal kepribadianmu, aku rasa kamu pasti sering meninggalkan gadis di tengah jalan.”

“... …” Aaron sangat marah hingga dia mengepalkan telapak tangannya, “Tidak ada, aku selalu minta supir untuk langsung mengantar mereka ke hotel.”

Suli dengan sengaja membuat ekspresi seperti tiba-tiba menyadari sesuatu, “Oh, ternyata.”

“... … Ada apa dengan hal tersebut.” Aaron ingin menjelaskan, tetapi sepertinya bagaimanapun dia menjelaskan itu hanya memperbesarkan masalah saja, “Aku tidak mengetahui rumah mereka dimana, apabila gadis tersebut sudah mabuk, jika tidak mengantar ke hotel, harus mengantar ke mana lagi? … … Hei, kamu jangan salah paham.”

“Tidak ada, Presdir Aaron anda yang salah paham, aku yakin tidak salah paham dengan anda.”

“……”

Supir dengan penasaran melihat kaca spion di dalam mobil, ini adalah pertama kali dia melihat tuan-nya dipermalukan di depan wanita.

Awalnya hanya ingin mengantar dia sampai di rumah sakit saja, tetapi Aaron sendiri juga tidak mengerti apa yang telah terjadi, tidak hanya membantu dia menitip bagasi, dan juga menemani dia menunggu di depan ruang operasi.

Sudah larut malam, koridor tersebut tidak ada orang lain lagi kecuali mereka berdua, terkadang hanya beberapa staf medis yang lewat, sangat-sangat sunyi.

Meskipun Suli tidak ingin merepotkan dia, akan tetapi, berada di koridor yang sepi dan dingin, ada seseorang yang bisa menemani diri sendiri, dapat memberikan sebuah kehangatan yang sangat besar.

Mereka berdua saling berdampingan duduk di atas kursih, Suli berkata dengan halus: “Presdir Aaron, anda pulang saja, biar aku sendiri yang menunggu disini.”

“Aku sudah terbiasa tidur larut malam, jam segini pulang kerumah juga tidak bisa tidur.”

“Apabila kamu tidak bisa tidur, kamu mencari beberapa pacar untuk menemani kamu saja.”

“.. … Aku tidak punya pacar.”

“Oh, Friend with benefit.”

“……”

Melihat Aaron yang menunjukkan kemarahan melalui ekpresi wajahnya lagi, Suli langsung mengubah topik pembicaraannya dan berkata: “Aku masih berhutang denganmu dua kali berterima kasih, terakhir kali kamu menyelamatkan aku, aku masih belum secara resmi berterima kasih kepadamu, kali ini kamu membantu aku lagi, terima kasih.”

Di dalam hati Aaron merasa sedikit senang, “Jangan cuman mengatakan terima kasih saja, tetapi harus disertai tindakkan juga.”

“Jika aku berjanji akan mentraktirmu makan, tetapi ditunda sangat lama dan tidak ditepati, bukankah itu lebih tidak ikhlas? “

“Aku tidak terburu-buru, tunggu kapan kamu mempunyai waktu senggang saja.”

Pusing, aku hanya memberikan perumpamaan saja, tidak mengatakan bahwa aku beneran akan mentraktirmu makan.

Berbicara sampai sini, Suli juga merasa segan untuk menolak, “Baiklah, apabila Presdir Aaron tidak keberatan, aku akan mentraktir Presdir Aaron makan malam untuk menunjukkan rasa berterima kasih. “

Ekspresi Aaron berubah menjadi lebih ceria, semua manusia suka mendengar kata-kata manis, terutama manusia seperti dia yang sudah terbiasa mendengar kata-kata manis, Suli memberikan dia sebuah senyuman, dan dia terlihat lebih segar.

Waktu detik demi detik berlalu, ruang operasi sama sekali belum ada kabar, koridor sangat sunyi, Suli sudah tidak bisa menahan kelopak matanya yang berat, kepalanya sedikit demi sedikit menunduk ke bawah.

Kepala Suli menunduk-nunduk, Aaron melihatnya, dia mengangkat bahunya, agar kepalanya bisa langsung menyandar di bahunya.

Setelah mempunyai sandaran, Suli bisa tidur dengan nyenyak, dia bener-benar sudah sangat lelah.

Aaoron sama sekali tidak bergerak, bahkan dia sendiri saja binggung dengan kelakuan dia sendiri.

Pelahan-lahan, dia juga merasa mengantuk, sedikit demi sedikit dia menyandarkan kepalanya ke kepala Suli, dan tertidur.

Hingga——

Lampu indikator ruang operasi padam, dokter mendorong pintunya keluar, Suli tersentak, dengan kecepatan seperti kilat lari ke hadapan dokter dan bertanya: “Dokter, Bagaimana kondisi ibuku?”

Dokter juga sudah lelah, matanya penuh dengan urat merah, dan suaranya juga sedikit serak, “Operasi sangat berhasil, kami telah berhasil mengganti katup jantung ibumu yang mengeras dengan katup jantung mekanik, dia perlu dirawat di ruang ICU selama 24jam, kamu sudah bisa pulang untuk istirahat, dan datang lagi besok.”

“Terima kasih dokter, terima kasih terima kasih.”

Setelah dokter pergi, operasi yang membutuhkan waktu yang lama juga membuat dokter-dokter merasa lelah secara fisik dan mental.

Aaron menghelakan nafas lega, “Akhirnya sudah merasa lega, mau aku yang mengantar kamu pulang?”

Suli menggelengkan kepala, “Terlalu jauh, apabila terjadi sesuatu takutnya aku tidak sempat datang tepat waktu, untuk berjaga-jaga aku mencari hotel di sekitar rumah sakit saja.”

“Apabila begitu, mari, aku akan membawamu ke hotel.”

Setelah mengatakan kata-kata ini, mereka berdua saling bertatapan, seketika suasana menjadi canggung.

Wajah Aaron menjadi merah, “Hehe, kamu jangan salah paham, check-in kamar hotel untuk tidur, apa yang kamu pikirkan?”

Suli tersenyum simpul, “Jelas-jelas kamu sendiri yang salah paham.”

Di tengah malam yang sejuk dan sunyi, mereka berdua keluar dari rumah sakit bersama, masuk ke dalam mobil bersama, kemudian masuk ke dalam hotel bersama, sepanjang perjalanan mereka difoto oleh paparazzi yang bersembunyi di luar rumah sakit.

.........

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu