Cinta Pada Istri Urakan - Bab 327 Pengakuan Vero

Ini ada pagi yang indah, juga pagi yang aneh.

Sonny tercengang sangat lama baru bereaksi lagi, semalam dia dan Vero melakukan hal yang tidak bisa dijelaskan.

"Kenapa kamu ada disini?" Ekspresi runtuh Sonny seperti mau menangis.

"Aku disini, protes?"

"Kamu......Aku....." Dia sangat gugup sampai lidahnya berbelit, tidak tau bagaimana mendeskripsikannya.

Vero dengan tenang berkata: "Sonny, kamu harus bertanggung jawab atas semua perbuatanmu, semalam aku sudah mengingatkanmu."

"......" Apa ada? Semalam apa yang sudah terjadi? Aduh mama, tolong aku.

Keadaan sangat canggung, mata Sonny tidak berani melihatnya, dia mencoba turun dari tempat tidur.

Tapi, Vero tau apa maksudnya, lalu seperti gurita menempel padanya, kedua kaki dan tangannya menggantung dibadan Sonny.

Sonny: "......" Pergerakan seperti ini juga ada ya? Ya tuhan, tolong aku.

Pada saat dia meneriaki mama, lalu meneriaki tuhan, tapi hasilnya tidak membantu, dia memutuskan untuk mengandalkan dirinya sendiri.

Dia memenangkan dirinya, berusaha menekan respon fisiologisnya, bertanya: "Semalam kita berdua berbuat apa?"

"Semalam kita berdua berbuat apa masih harus kujelaskan?"

"......" Benar, orang bodoh saja tau semalam mereka berbuat apa, tapi dia hanya ingin memastikan, "Maaf, aku mabuk, kalau sudah melakukan perbuatan yang tidak pantas, mohon nona Vero memaafkan."

Wajah Vero tidak senang, "Benar-benar tidak ingat?"

Sonny menggeleng.

"Tidak ingat juga tidak apa-apa, yang penting tidak kabur, kamu harus bertanggung jawab."

"......." Wajah Sonny berkerut, "Nona Vero, jangan bercanda."

"Kamu lihat apa aku seperti bercanda?"

Dagunya menempel di atas bahunya, melihatnya dari jarak dekat, membuatnya tidak bisa kabur, posisi mereka sekarang sangat intim, Vero sedikit bergerak saja, sudah langsung menyentuh bagian badan Sonny yang paling sensitif.

Vero juga tidak mau menggodanya lagi, dia berkata dengan lugas: "Aku tidak tau kamu masih mencintaiku atau tidak, tapi aku bisa memberitahumu dengan pasti, aku masih mencintaimu, bahkan lebih mencintaimu daripada 3 tahun lalu, aku sangat yakin dengan hatiku, sisa hidupku selain kamu, aku tidak akan menikahi orang lain."

Menghadapi pengakuan yang begitu panas ini, Sonny sampai terdiam.

"aku sudah tau alasan kamu putus denganku 3 tahun yang lalu, kalau kamu memutuskanku karena perkataan kakakku, kalau begitu kuberitahu, dia adalah dia, aku adalah aku, pendapatnya tidak bisa mewakilkanku, dia juga tidak bisa mengaturku."

"......" Nafas Sonny menjadi tergesa-gesa, bekas luka dihatinya terasa sakit.

"Setelah putus, aku hidup seperti zombie, tidak ada kamu, lebih baik aku mati saja. Kalau kamu masih mencintaiku, tolong jangan mencari alasan lain untuk menjauh dariku, aku tidak butuh kamu mengira demi kebaikan, aku hanya mau kamu menggandeng tanganku, sudah cukup."

Nada bicara Vero sangat tegas, tidak merendah juga tidak memaksa, yang dia lakukan ini demi kebaikan kehidupan percintaannya, dia menyatakan perasaannya tanpa ragu, agar Sonny mengerti apa yang ada di pikirannya.

"Kalau kamu tidak mencintaiku......" Hati Vero mulai sakit seperti dicabik, hasil seperti ini, walaupun hanya 'kalau', membuatnya sakit sampai tidak bisa bernafas, "Kalau kamu tidak mencintaiku lagi, hari ini adalah pertemuan kita yang terakhir di kehidupan ini, lain kali, aku tidak akan muncul dihadapanmu lagi."

Vero mencintai Sonny, sampai badannya boleh hancur lebur, mencintai sampai tidak memikirkan apapun, tapi dia masih mempertahankan semangatnya yang tinggi, ini adalah rasa hormatnya terhadap cinta ini.

Pagi-pagi sudah diberi 'obat dosis tinggi', kepalanya semakin sakit.

Dia berkata: "Apa yang dikhawatirkan kakakmu, juga hal yang kukhawatirkan, pekerjaanku tidak aman......"

"Berjalan saja ada kemungkinan mati karena jatuh, makan saja ada kemungkinan mati karena tersedak, besok bencana mana yang datang duluan, siapa yang tau?"

"......" Sonny terdiam, dan juga reaksi wanita itu yang terkutuk sudah berkembang.

"Boleh tidak jangan begitu egois? Kenapa kamu melukaiku karena perkataan orang? Kamu pernah mereasa tidak sakitnya tiba-tiba ditinggal?"

"......"

“Kehidupan seseorang sangat singkat, pada saat bersama kenapa tidak mau menghargai satu sama lain dengan baik, walaupun suatu hari kamu benar-benar mati karena pekerjaan, setidaknya aku masih termasuk anggota keluargamu, pada saat ziarah aku bisa pergi membersihkan kuburanmu dengan layak, malah bukan seperti ini, aku hanya orang luar yang bukan siapa-siapa."

Sonny menarik nafas panjang, kejutan yang Vero berikan terlalu besar, sebenarnya Vero selalu wanita berani yang berani berkata dan berani bertindak, dibandingkan dengan keberanian Vero, dia merasa tidak pantas menjadi seorang pria.

Mulutnya terbuka beberapa kali, tapi masih belum menemukan kata-kata yang cocok untuk menyampaikan isi hatinya, dia merasa restu yang dia kira hanya tindakan pura-pura yang konyol.

Karena kepura-puraannya, mereka kehilangan 3 tahun, juga membuatnya menderita selama 3 tahun.

Dia merasa, perintaan maaf yang banyak juga tidak cukup menyampaikan isi hatinya sekarang.

Sonny memutar kepalanya mencari, mengambil celana dibawah tempat tidur, tangannya yang gemetaran mengeluarkan dompet dari kantong, lalu mengeluarkan foto itu dari dompet.

Dia menempelkan kembali sobekan demi sobekan foto itu, 3 tahun ini, mengenai Vero, hanya itu yang dia pikirkan.

Vero melihat foto yang compang camping tapi dilem kembali, air matanya langsung jatuh, dia bahagia, ekspresi wajahnya tertulis 'aku tau'.

Sonny juga ikut sedih, memegang wajahnya, menghapus air matanya, meminta maaf, "Maaf, aku yang terlalu egois."

Mendengar perkataan Sonny, derita dan kesulitan Vero beberapa tahun ini berubah menjadi air mata, turun dengan deras.

Dia mengepalkan tangannya meninju Sonny, menggunakan kakinya menendang Sonny, siapa suruh dia begitu kejam meninggalkannya.

"Apa kamu mencintaiku?"

"Cinta, selalu mencintaimu."

"Masih mau putus?"

"Tidak, kita selamanya tidak akan berpisah."

"Kalau keluargaku menentang, kamu masih mau meninggalkanku?"

"Tidak, tidak akan, aku akan membuktikan dengan perbuatan nyata, kalau pilihanmu tidak salah, aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padaku begitu mudahnya, aku akan memberimu segala kebahagiaan."

Vero menangis tanpa suara, "Kenapa kamu tidak berpikir seperti itu dari dulu."

"Aku salah, lain kali tidak akan mengulanginya, kamu jangan nangis lagi ya, lain kali aku tidak akan membiarkanmu menangis lagi, ya?"

"Kamu harus menepati perkataanmu ya."

Sonny mengangkat tangan kanannya, dengan serius berkata: "Aku bersumpah pada Tuhan, kesalahan yang sama tidak akan ada yang kedua kalinya."

Vero menangis lalu tersenyum, tidak berhenti memarahinya si bodoh.

Sonny memeluknya, dia jauh lebih kurus dari dulu.

"Mau bangun?" Tanya wanita itu.

Tentu saja tidak, Sonny dengan agresif mencium bibirnya, melakukan sekali lagi apa yang semalam Vero lakukan padanya.

Kalau semalam malam naluri prianya yang memimpin, sekarang ini, akan lebih banyak cinta, lebih dalam, lebih berat, lebih berperasaan.

"Semalam itu, kamu benar-benar tidak ingat?"

"E.....Kalau ini.......Ada sedikit."

"Sebenarnya ingat atau tidak?"

"Menurutmu?"

"Pembohong."

"......"

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu