Cinta Pada Istri Urakan - Bab 987 Dia Mending Pergi Mati

Sandra berada di sekolah SMA yang sama dengan Manda dan Laras, mereka saling tidak menyukai sesama dan tidak berinteraksi satu sama lain, yang mereka tahu hanya keberadaan sesama.

Dulu Sandra sangat kagum terhadap kakak sepupunya, aktris internasional yang terkenal, dia memiliki puluhan juta penggemar termasuk Sandra yang tergila-gila padanya.

Setelah itu, Sandra memiliki karier sendiri, dia mulai belajar untuk menumbuh, mandiri dan memiliki pemikiran dan wawasan sendiri.

Beberapa tahun ini mengikuti di sisi kakak sepupu, Sandra melihat kakak sepupunya berubah menjadi 'aktris pembohong' dari aktris internasional yang dikagumi oleh semua orang, popularitas kakak sepupu jatuh ke titik terendah, beberapa kali dia mencoba untuk kembali ke industri tetapi hasilnya selalu mengecewakan. Pada awalnya, Sandra juga merasa sangat kasihan kepada kakak sepupu, tetapi setelah berpikir kembali, bukannya semua ini disebabkan oleh tingkah laku kakak sendiri?

Setelah itu, Sandra pun tidak merasa begitu kagum terhadap kakak sepupu lagi. Setelah melihat masalah dengan sudut pandang penonton yang logis, Sandra menyadari sebenarnya kakak sepupu adalah orang yang sangat munafik dan serakah.

Sampai sekarang, Sandra mendingan percaya kepada Laras daripada kakak sepupunya. Setidaknya orang seperti Laras menjalani hidup dengan terus terang.

Namun, karena uang dan kekuasaan, Sandra harus melakukan apa yang diperintahkan oleh kakak sepupunya.

Selama acara makan malam berlangsung, kakak sepupu mengirim pesan teks kepada Sandra, "Jangan hanya mengobrol dengan orang tidak penting, membujuk dia minum lebih banyak alkohol"

Sandra merasa kedinginan selama beberapa saat, dia menoleh ke belakang untuk mencari bayangan tubuh kaka saudaranya. Tidak tahu kakak bersembunyi di bagian mana di ruang makan yang besar ini, "Apa yang sedang kamu cari? Aku berada di ruang CCTV"

Sandra duduk dengan tegak, dahi dan bagian belakangnya dibasahi dengan keringat tipis yang dingin.

"Melihat Manda dan Luci berbicara begitu bahagia, aku tidak bisa bergabung dengan mereka"

"Iya juga, kalau begitu biarkan mereka mengolah hubungan baik dulu, tugasmu adalah jangan membiarkan Manda pulang, mengerti?"

"Kalau dia mau pulang aku juga tidak bisa melarangnya" Sandra merasa sangat kesulitan, hati nuraninya masih sedang berjuang.

"Awasi ponselnya, jangan membiar dia mengirim pesan teks untuk meminta bantu. Untuk masalah lain, aku sudah mencapai kesepakatan dengan Luci, tunggu mereka meninggalkan tempat, kamu bantu menutupinya"

Sandra merasa sangat kacau, dia menekan dadanya, mencoba untuk menenangkan jantungnya yang berdebar dengan kencang. Rencana kakak sepupu sama persis dengan ekspektasi Sandra.

Benar-benar sangat jahat dan kejam!

Luci awalnya masih berpikir bagaimana untuk mendekatkan Manda, tidak menyangka Manda adalah penggemarnya, karena hal itu hubungan mereka pun langsung mendekat.

"Aku tidak menyangka masih ada yang menikmati musikku, sebenarnya aku sudah tidak populer lagi. Sekarang aku hanya bisa menerima sedikit perfoma bisnis dan menghadiri sedikit program acara untuk mempertahankan hidup"

"Guru Luci jangan berkecil hati. Dengan bakat kamu, kamu pasti bisa menjadi populer lagi. Kamu hanya kekurangan peluang saja"

"Terima kasih atas doronganmu yang membuat aku merasa lebih semangat untuk melakukan hal yang aku suka, ayo, mari kita minum"

Manda sudah minum sangat banyak, dia jarang menghadiri acara bisnis seperti ini dan kekuatan minumnya juga tidak bagus. Setelah minum beberapa gelas, dia sudah merasa sangat pusing, sehingga Manda pun menolak: "Guru Luci, aku benar-benar tidak bisa minum lagi"

Manda juga tidak menyangka, seorang musisi yang terlihat begitu jujur memiliki kekuatan minum yang begitu kuat dan begitu pintar membujuk orang untuk minum.

Luci mengambil gelas Manda dengan senyuman dan menuangkan setengah gelas ke dalam gelasnya sendiri, "Kalau begitu aku membantu kamu minum setengah, sedikit ini tidak mungkin tidak bisa minum kan? Aku masih berharap kata-kata emasmu membantu aku bangkit kembali"

"........." Manda jelas merasa dirinya tidak bisa mengikuti irama Luci, tiba-tiba dirinya sudah ditarik pergi oleh irama Luci.

"Baik, Guru Luci, kamu tidak boleh menyerah musik begitu saja, masih ada banyak penggemarmu yang mendukung kepada kamu"

"Ada dukungan kalian, aku pasti akan rajin menulis lagu, ayo habisin"

Manda tidak bisa mendorong ajakannya, akhirnya dia minum setengah gelas lagi. Bir putih ini terasa nyaman, setelah minum, Manda tidak merasakan apa pun, tetapi efek sampignya sangat kuat, Manda sudah mulai merasa sangat pusing.

Melihat tatapan Manda sudah agak melamun, Luci pun berpura-pura perhatian dan bertanya, "Kamu sangat jarang minum kan?"

"Iya"

"Nanti pemimpin kalian akan datang ke sini untuk menyapa, kamu harus minum lagi nanti"

Reaksi Manda menjadi sangat lambat, dia melambaikan tangannya sambil berkata, "Aku tidak bisa minum lagi, kalau tidak suamiku pasti akan marah"

"Kamu sudah menikah ya?" Luci merasa agak aneh, "Aku mengira kamu baru saja lulus"

Manda tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "aku sudah tamat beberapa tahun, anakku juga sudah berusia 1,5 tahun"

"Kamu bahkan sudah memiliki anak ya?" Luci merasa semakin aneh, kata-kata yang tidak tulus terus keluar dari mulutnya, "Kamu benar-benar tidak terlihat seperti wanita yang telah memiliki anak, sejak program ini dimulai, aku sudah perhatian kepadamu, aku mengira kamu adalah anak magang di stasiun TV"

"Anda terlalu memuji aku, guru Luci"

Luci mengambil sebotol bir dan mengisi gelas Manda dengan penuh tanpa berkata apa pun, "Kalau begitu aku harus minum bersamamu lagi, anakmu pasti sangat bahagia memiliki ibu seperti kamu"

Sandra terus mendengar kata-kata Luci secara diam-diam, kalimat terakhir ini benar-benar membuat Sandra merasa jijik, pria ini benar-benar bisa mengatakan apa pun!

Manda melamun sejenak, kenapa dia menuang bir lagi?

Setelah Manda sempat bereaksi, Luci sudah mendorong gelas itu ke dalam tangan Manda, "aku.." benar-benar tidak boleh minum lagi.

"Ini adalah bir, minum ini sama dengan minum air. Kalau bir putih tidak bisa, ganti minum bir biasa saja, tunggu pemimpin kamu datang menyapa, kamu minum bir biasa saja"

"Baik, terima kasih Guru Luci" Kesadaran Manda sudah mulai buram, sampai dia bahkan mengucapkan terima kasih.

"Sama-sama, ada aku menjaga kau, jangan khawatir, nanti aku akan membantu kamu minum. Ayo, kita minum"

Tanpa sadar, Manda pun dipaksa minum 3 gelas bir lagi, gelasnya tidak besar dan birnya juga tidak banyak, tetapi minum alkohol bercampur justru lebih mudah mabuk.

Sandra yang berada di samping hanya bisa cemas di dalam hati, Manda sudah mau tidak sadar diri, konsekuensinya akan menjadi bencana.

Tetapi, Ariel sedang mengawas dari ruang CCTV, Sandra tidak bisa melakukan apa pun.

Sandra merasa sangat kesusahan, mau dari sisi rasional ataupun moral, Sandra tetap merasa dia tidak boleh begitu mencelakai Manda.

Mau mencelakai orang juga harus memiliki batas, ada masalah yang boleh dilakukan dan ada masalah yang tidak boleh dilakukan. Kalau Manda dikenapain sama Luci, setelah itu, Manda dan abang Rendra bagaimana bisa melanjutkan hidup? Sandra memejamkan matanya dan adegan yang muncul di pikirannya adalah adegan Wulan Ayu berlari kepadanya sambil memegang permen.

"Bibi, makan permen, makan permen" Waktu tahun baru, Wulan Ayu masih belum bisa berkata dengan lancar. Tetapi kata 'bibi' dia terdengar sangat jelas dan enak didengar. Bahkan Wulan Ayu masih mengeluarkan permen dari sakunya untuk Sandra, penampilan dia yang polos dan bodoh terlihat sangat imut.

Kalau ada apa terjadi pada Manda, kisah keluarga bahagia mereka akan hancur begitu saja. Demi Wulan Ayu pun, Sandra tidak akan tega melihat Manda dicelakai begitu saja.

Berpikir sampai sini, tangan Sandra pun mulai mengetik di layar ponselnya dengan bergetaran, "Abang Rendra, kamu dimana sekarang?"

"Di rumah, kenapa?"

"Aku sedang berada di acara makan malam, bersama kakak ipar"

"Oh, aku ada mendengar dia cerita. Apakah acaranya sudah mau berakhir?"

"Belum, apakah kamu akan datang menjemput kakak ipar?"

"Ada kok, apakah ada yang menjemput kamu? Kalau tidak ada, barengan kami saja, kami mengantar kamu pulang"

Sandra melirik ke wajah Luci yang memiliki ekspresi yang puas dan senang, kalau dirinya

ditidurin oleh pria gendut yang jelek ini, mendingan dia pergi mati saja.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu