Cinta Pada Istri Urakan - Bab 794 Telah Menikah

Tidak peduli apakah aktor, atau artis, mengumumkan hubungan asmaranya dalam masa perkembangan adalah sebuah larangan besar, tingkat popularitas bisa saja mengalami penurunan yang dahsyat.

Namun kutukan ini tidak berlaku bagi Suli.

Tindakan pahlawan Aaron pada saat terjadi kebakaran mendapatkan pengakuan dari umum, dia sama sekali tidak mengelak untuk mengumumkan hubungan mereka, apalagi dia mengumumkan dengan terus terang - -“Setiap hari berikutnya sedang melakukan persiapan menikahi Suli.”

Berani mengumumkan hubungannya, tidak membuat Suli di gosip orang, malahan meningkatkan tingkat popularitasnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, semua karya yang dihasilkannya sangat berkualitas, setiap karakter yang di perannya sangat menyentuh, dapat dikatakan bahwa, Suli pada saat ini, berada di derajat atas dalam dunia hiburan, tidak ada yang dapat menggoyahkannya.

Secara otomatis, Aaron yang memiliki nama baik sebagai manager terpuji menjadi manager Suli lagi, perpaduan dari dua orang yang unggul, tidak terkalahkan.

Pada kali ini, Aaron dan Suli keluar bersama dengan terang-terangan, wartawan yang ingin mencuri foto mengikuti sepanjang jalan, namun mereka tidak berkenan sama sekali.

Setelah tiba di tempat pemandian air panas, mereka turun dari mobil dengan bergandengan tangan, Aaron masih membalikkan kepalanya dan berteguran dengan wartawan yang mengikutinya, “kakak, lelah juga mengikut sepanjang jalan, jangan bersembunyi lagi, keluar saja kalau mau foto.”

Terdiri dari tiga orang wartawan,yang telah menyiapkan peralatannya, mereka menjadi segan, “Maaf mengganggu CEO Pradipta, maaf mengganggu kak Suli.”

Tempat pemandian air panas adalah gedung pribadi, hanya terbuka untuk anggota yang terdaftar, melarang orang luar memasukinya.

Para wartawan hanya dapat mengikuti sampai tempat ini saja.

Aaron tertawa sambil berkata :”Kalian juga tidak mudah, mengikuti kami sampai sejauh ini, aku juga tidak ingin kalian bekerja sia-sia.”

Setelah berkata, dia langsung memegang wajah Suli, memberikan dia sebuah ciuman yang mendadak, dan juga membuat mata para wartawan menjadi silau seketika.

Para wartawan mengangkat kamera dan foto secara terus menerus, kameranya merekam gambaran yang membuat orang lainnya asam bagaikan lemon.

Reaksi Suli lebih lucu, terbengong pada awalnya, menjadi panik dan malu setelah menyadarinya, langsung menundukkan kepala dan menutup wajahnya, bersembunyi di belakang Aaron.

Aaron bertanya :”Sudah cukup ya, pulang sudah bisa melaporkan hasil kerja kan ?”

Para wartawan mengangguk, “Terima kasih CEO Pradipta dan Kak Suli, semoga kalian langgeng sampai tua.”

Aaron tertawa keras, “Kalau ini boleh, kalian cepat selesaikan kerjanya, kami ingin liburan, kalian tidak dapat masuk ke dalam, jangan tunggu sia-sia diluar.”

Para wartawan juga memiliki kesadaran, “Baik.”

Tindakan Aaron, tentu saja merupakan tindakan yang paling disukai para wartawan, telah memberikan hasil,dan juga menghemat waktu, kalau begitu, mereka yang menulis narasi, bahasa yang akan digunakan, tentu saja akan lebih memujinya.

Setelah mereka berdua memasuki ke dalam gedung, melihat anggota lainnya telah tiba.

Laras menyindirnya :”Waduh, bos Pradipta, aku sangat salut padamu, bermesraan juga dapat masuk ke dalam berita topik utama, kamu sendiri sudah boleh debut.”

Mulut Nana lebih cepat, bertanya :”Mama, kita sudah mau menghadiri acara pernikahan ya ?”

Laras tertawa dan menjawab :”Kalau yang ini harus tanya paman ketiga kamu.”

Nana berlarian menghampiri, namun, dia melewatkan Aaron, langsung mengarah ke Suli, “Bibi Fang Bibi Fang, kamu kapan menikah dengan paman ketiga ?”

Wajah Suli yang masih merah belum memudar, dengan pertanyaan ini, wajahnya menjadi semakin merah.

Aaron mengumumkan bahwa :”Nana, kamu sudah boleh mengganti panggilanmu jadi bibi ketiga.”

Mulut kecil Nana terbuka menjadi huruf “O”, langsung mengacungkan jempolnya, sambil bercanda :”Paman ketiga pasti bisa, kalau begitu setiap hari di berikutnya, apakah sedang melakukan persiapan mempunyai anak ?”

Aaron tertawa riang, langsung memeluk Nana, berkata pada Gavin :”kakak kedua, anak perempuanmu pintar sekali kan ? Nana kecil, kenapa kamu begitu pintar dan imut ?”

Nana menjawabnya dengan muka tanpa segan :”Aku pintar karena aku anaknya Papa dan Mama, aku imut karena aku punya keturunan imut juga.”

Bobi yang berada disamping memotong dengan tiba-tiba, “Adik, sudah cukup, kalau bilang lagi, aku akan membocorkan kenyataan kamu mengompol tadi malam.”

“....... kakak, kenapa kamu begitu ? !” Nana menjadi tidak senang, “Aku tidak mau hiraukan kamu lagi.”

Bobi dengan tenang dan menghela nafas, berkata :”Baiklah, mudah-mudahan kamu dapat bertahan sepuluh menit tidak berbicara denganku.”

Nana langsung tidak senang, membebaskan diri dari pelukan paman ketiganya, berlarian ke dalam pelukan mamanya dan menangis tersedu-sedu, “Mama, kakak jahat sekali, aku kan gadis kecil yang imut, aku tidak perlu menjaga harga diri ya ?”

Laras merasa malu, kenapa anak perempuannya begitu pintar berpura-pura ?!

Dia baru ingin berbicara, Nana membuka mulut lagi :”Baiklah, Mama aku sudah salah, semalam aku terlalu banyak minum susu, aku pasti tidak akan mengompol lagi, maaf huhuhu......”

Anak perempuannya menangis, kepanikan papa dan mama melebihi siapapun, Gavin dengan cepat memeluk anak perempuannya, menghapus air mata dan menasihati, “Tidak masalah tidak masalah, siapa yang tidak pernah mengompol pada saat kecil ? kakakmu juga pernah mengompol, hanya saja dia diam-diam mencucinya, tidak kasih tahu kamu saja.”

Reaksi Nana seperti telah menemukan hal yang luar biasa, mengedipkan matanya yang masih basah, bertanya :”Benarkah ?”

Kali ini giliran Bobi yang menjadi panik, “Papa, kenapa kamu bisa mengkhianati aku demi menyenangkan adik ? Sudah janji tidak akan membocorkan, kita masih janjian dengan jari kelingking, jangan – jangan kamu mau menjadi anjing kecil ya ?”

***(janjian jari kelingking jika dilanggar menjadi anak anjing/anjing kecil)***

Gavin pura – pura mengerutkan alis dengan dalam, menjadi susah berpihak, “Aduh, bagaimana lagi kalau adik sudah menangis ? Kalau begitu kamu coba berpikir ada solusi lain tidak untuk membuat adikmu berhenti menangis ?”

Bobi berkata dengan tegas :”Jangan mengalihkan pembicaraan, kamu sudah janji padaku akan menjaga rahasia, tetapi kamu membocorkannya, ini tetap kesalahanmu.”

Melihat tingkah anaknya yang nekat, dalam hati Gavin sangat bersyukur, Bobi baru saja berumur enam tahun, telah dapat membedakan kebenaran dan kesalahan, sangat terpuji.

Bobi tidak ceria seperti Nana, sifat Bobi cenderung dingin, tidak banyak berbicara, namun sangat berprinsip, kadang – kadang dapat melontarkan kata – kata mutiara, membuat orang dewasa sulit berdebat dengannya.

Gavin melihat reaksi anaknya yang serius, ekspresinya mulai hangat, nada bicaranya juga ikut lembut, “Baik, ini kesalahan Papa, Papa minta maaf sama kamu, tetapi, kamu juga tidak ingin dipermalukan di depan umum, bagaimana dengan adik ?”

Bobi menundukkan kepalanya, menoleh ke arah Nana dan berkata :”Maaf ya, kita masih kakak beradik kan ?”

Nana juga pintar menilai situasi, menjawab dengan senang :”Tentu saja iya.”

Emosional kakak beradik yang berantem, datangnya cepat, hilangnya juga cepat, hanya membutuhkan waktu selama Wulan memakan dua yoghurt saja.

Rendra mengingatkan, “Anggota sudah lengkap, ayo masuk.”

Akhirnya, para lelaki berjalan di depan sambil memperhatikan anak kecil, para wanita mengikuti di belakang dengan santai.

Pada saat ini Suli adalah anggota keluarga Pradipta secara resmi, sebagai teman dekat dengan Laras dan Manda, dan juga sebagai saudara ipar, membuat hubungan mereka semakin dekat.

Dikarenakan semuanya anggota keluarga, tidak ada yang perlu disembunyikan juga, sehingga Manda mulai mengungkit :”Leli sudah pergi, Rendra yang menyiapkan tiket pulang kampungnya, aku merasa seluruh tubuhku menjadi ringan dan santai.”

Laras melihat kesempatan ini dan berkata :” Hari ini Anis Tata juga akan datang, bagaimana kalau minta dia memeriksa ?”

Manda terbengong pada awalnya, lalu tersenyum dengan lega, “Baik, aku juga merasa harus merawat diri dengan baik, bukan hanya tubuh saja, dan juga batin.”

Laras :”Kenapa tiba-tiba bisa sadar ?”

Manda mengerut bibir dan tersenyum, “Untuk program hamil, Suli, kita sama-sama persiapkan ya.”

Namanya disebut dengan tiba-tiba, Suli telat meresponnya, “Ya ?”

Laras langsung berkata :”Cepat hamil, tetapi, perut Suli tidak perlu dorongan kita, akan ada wartawan yang kurang kerjaan, dan desakkan siang malam dari para penggemar, mengharuskan mereka rajin membuatnya, hahaha.”

Suli :”......”Topik pembicaraan wanita yang telah menikah begitu terbuka ya?

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu