Cinta Pada Istri Urakan - Bab 934 Membawa Aku Untuk Pergi Merasakannya

Laras tidak mengetahui kapan Gavin kembali ke kamar, dirinya hanya mengetahui di tengah malam selimutnya itu seperti oven, membuatnya ingin menendang selimut itu, tetapi mengingat anak-anak, dirinya tidak menendang.

Akibatnya, sepanjang malam dirinya linglung, tidurnya menjadi tidak nyenyak, tetapi juga tidak sadar, dan tidurnya itu sangat lelah.

Pagi hari berikutnya, masih gelap, Laras dibangunkan oleh suara di sampingnya.

“Kenapa Bobi? Jangan jatuh.”

Laras mengulurkan tangannya dan membuka lampu di meja samping tempat tidur, dirinya terkejut gegara wajah di depannya yang menyerupai Bobi tetapi wajahnya sedikit lebih besar dari Bobi, yang membuatnya hampir berteriak.

“Gavin, apa yang kamu lakukan? Tengah malam……ini……mana Bobi?”

“Malam apaan, sekarang sudah hampir pagi.”

“Mana Bobi? Kamu membawa Bobi ke mana?”

“Yah, di bawah.”

Laras pergi melihat, Bobi sedang tidur di atas lantai, “Gavin, kamu sungguh keterlaluan, bagaimana kamu bisa membiarkan anakmu tidur di atas lantai?!”

“Bukannya ada kasur, aku juga sudah tidur sepanjang malam, cukup nyaman kok.”

“Kamu keterlaluan!” Laras bergegas untuk memeluk Bobi ke atas ranjang.

Gavin memeluknya, dan menahannya, “Bobi sendiri yang tidak sengaja berguling ke bawah dan jatuh di atas tubuhku.”

“Apa? Berguling ke bawah? Biarkan aku melihatnya.”

“Eh, Bobi yang jatuh ke atas tubuhku, aku adalah korban, bukan dia.”

“Tidak akan ada masalah dengan tubuhmu yang besar ini.”

Gavin mempererat pelukannya, dan tidak ingin melepaskannya, “Kamu hanya khawatir anak kita, kenapa tidak khawatir aku?”

“Kamu……” Laras tidak bisa mengalahkannya, mendengar Bobi tidak ada suara di bawah, Nana juga tidur dengan nyenyak di samping, maka dia tidak ingin berdebat dengan Gavin lagi, “Lupakan saja, malas untuk debat sama kamu.”

Laras berbaring lagi, lalu menoleh untuk melihat Nana, gadis ini mungkin merasa terlalu panas, dan menendang selimut, setengah tubuhnya tidak dilapisi oleh selimut, perutnya pun terlihat.

Laras bergeser, lalu mengenakan selimut terhadap Nana.

Di belakangnya, Gavin mendekatinya, nafasnya terasa di belakang Laras, sedikit gatal.

“Memelukmu lebih nyaman.”

“Tadi malam jam berapa kamu kembali ke kamar?”

“Jam dua.”

“……Larut malam, apakah ayah mertua tidak ngantuk?”

“Jika bukan karena dia ngantuk, mungkin sekarang masih tidak memperbolehkan aku untuk kembali ke sini.”

“Ayah sudah pensiun begitu lama, mengapa masih mengurusi urusan kalian?”

“Dulu ayah pernah melakukan perlawanan dengan rajatua, lukanya, juga disebabkan oleh rajatua, rajatua adalah orang yang menghancurkan kariernya. Jadi, ayah lebih sensitif dengan kasus ini, dan banyak bertanya, mengetahui penyebab kematian rajatua, mau tidak mau dia pun menghela nafas.”

Laras menendangnya di bawah selimut, dan bertanya dengan pelan: “Apakah kamu begini termasuk membocorkan rahasia?”

“Organisasi rajatua sudah dihancurkan, kasus ini, berkat polisi kriminal internasional, bukan urusan kita, aku memberitahu kepada siapa pun tidak bisa dikatakan membocorkan rahasia. Apalagi, apakah ayahku akan mengatakannya kepada orang lain? Apakah kamu akan mengatakannya kepada orang lain?”

Laras menggelengkan kepalanya, dan juga mengangguk, “Oh, aku mengerti, matikan lampu, tidur.”

Gavin mematikan lampu, melalui celah yang terpapar di gorden, dapat melihat bahwa di luar sudah mulai terang.

Hari adalah festival lentera, Laras ingin pergi ke rumah sakit untuk melihat ibunya.

“Nanti pergi ke rumah sakit?”

Laras sedikit kaget, “Apakah kamu cacing di dalam perutku? Kenapa kamu selalu tahu apa yang aku pikirkan?”

Gavin mempererat pelukannya, “Ini mencerminkan, kita sehati.”

“Aiya, longgarkan dikit, panas, pemanas hari ini sangat panas.”

“Ayahku berkata, kata ibu, Nana ketika latihan nari memakai pakaian yang dikit, takut dia masuk angin, jadi menambahkan radiator pemanas di lantai dua.”

“……”

“Ayahku berkata, mengetahui kita akan pulang, beberapa hari ini cuaca sangat cerah, ibu menjemurkan selimut kita di bawah sinar matahari.”

“Pantasan panas sekali.”

“Sepertinya sikap ibu sudah berubah.”

“Yah, aku juga menyadarinya, kamu tenang saja, tidak peduli bagaimana beliau memperlakukan aku, aku tidak akan membuat kamu susah untuk menjadi orang di antara kami. Aku merasa, sekarang sikap ibu memperlakukan aku sudah tidak seperti dulu lagi, dulu hanya memperlakukan aku dengan baik di luar, ketika kamu memperlakukan aku dengan baik dia akan murung, tetapi sekarang, dia juga akan memikirkan aku, dan juga membantu aku dengan tulus. Mereka juga membantu kami membawa anak-anak, ini membuat aku sangat ingin berterima kasih padanya.”

“Laras, terima kasih kamu sudah berpikir begitu.”

……

Pada pagi hari, Gavin dan Laras menuju rumah sakit untuk menjenguk Eli, Laras mengatakan banyak hal di samping telinganya, meskipun Eli tidak membuka matanya, tetapi detak jantungnya jelas menjadi lebih cepat.

Dokter mengatakan ini adalah pertanda yang baik, dan menunjukkan kondisi Eli yang secara bertahap membaik.

Setelah meninggalkan rumah sakit, Gavin pergi sibuk dengan pekerjaannya, Laras mengajak Manda untuk bertemu.

Manda sudah mulai bekerja, dengan mengenakan pakaian yang formal, dan menunjukkan temperamen yang cukup professional.

Laras menatapnya dengan teliti, dan berkata: “Kembali menjadi pembawa acara?”

“Tidak, keterampilanku sudah terbuang, dan juga banyak orang baru yang masuk, pembawa acara mana mungkin masih ada posisi untukku, aku sekarang bekerja dibalik layar, dan bertanggung jawab untuk sebuah program acara baru.”

“Oh baik sekali, sudah menjadi seorang penanggung jawab untuk sebuah program acara baru.”

“Bukan penanggung jawab, wakil sutradara secara nama, sebenarnya melakukan pekerjaan sambilan, apapun harus dilakukan, tetapi tidak bisa mengambil keputusan.”

“Program acara apa?”

“Program acara pengembangan pertunjukan bakat, ada orang-orang baru yang dilatih oleh beberapa perusahaan manajemen artis, juga terdapat artis-artis yang sudah memulai karirnya, intinya sekelompok wanita bersamaan untuk melakukan syuting. Tiga wanita dapat memainkan sebuah pertunjukan, begitu banyak wanita, setiap hari bertengkar, dan selalu bertengkar, mereka juga tidak takut direkam oleh kamera yang dapat merusak perjalanan karir di masa depan.”

Laras: “Sekarang orang baru yang belum memulai karirnya sudah seperti ini?”

Manda: “Program acara sebenarnya adalah miniatur dari dunia hiburan, kamu coba pikirkan, dunia hiburan yang tampak mewah di depan umum tetapi di dalamnya itu penuh dengan kekacauan, program acara ini juga sama.”

Laras menghela nafas dan berkata: “Bisakah kamu mengendalikannya?”

“Untuk sementara waktu masih bisa, bahkan jika tidak bisa aku juga harus mengertakkan gigi untuk melakukannya, ini adalah kesempatan kerja yang aku raih dengan tidak mudah, Rendra sebenarnya tidak menyetujui aku untuk bekerja di luar.”

“Beri tahu aku saja jika ada yang tidak beres, bagaimanapun aku juga pernah berada di dalam dunia hiburan sementara waktu, kurang lebih aku juga mengerti aturan di dalamnya.”

“Um.”

“Bagaimana dengan Wulan Ayu? Apakah sudah menemukan pengasuh yang dapat diandalkan?”

“Belum, dijaga oleh neneknya lebih aman.”

“Iya juga, serahkan kepada kakek dan nenek, yang harus kamu khawatir adalah apakah orang tua akan terlalu memanjakan anak-anak.”

Manda tersenyum, “Aku mengetahui kamu sangat berpengalaman dalam hal ini.”

Baru sejenak mereka berbincang, ponsel Manda berdering, ketika melihat, wajahnya menjadi dalam, “Halo, sutradara Po……”

“Aku lagi di luar……”

“Apa? Mereka sudah bertengkar semalaman, aku sudah menengahinya, kenapa bisa bertengkar lagi?”

“Apa hubungannya dengan aku, yang dapat aku lakukan hanya bertindak sebagai penengah untuk menyudahi pertengkaran mereka, apakah aku harus mengawasi mereka setiap saat?”

Manda berkata dengan tidak senang, Laras juga mengernyit, tetapi hanya mendengar dari sepihak, dirinya juga tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.

“Baik, aku akan segera pulang.” Manda tergesa-gesa mengakhiri panggilannya, “Maaf Laras, aku harus pergi dulu, lain kali kita bertemu lagi ya.”

“Berhubungan dengan program acara baru?”

“Iya.”

“Kalau begitu aku pergi bersamamu.”

“Apakah akan menganggumu?”

“Tidak, mari, membawa aku untuk pergi merasakannya.”

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu