Cinta Pada Istri Urakan - Bab 234 Pernikahan Yang Tidak Mendasarkan Cinta Adalah Kejahatan

Laras menggelengkan kepalanya dan berkata: “Semua pernikahan yang tidak berdasarkan cinta adalah sebuah kejahatan.”

Melihat amarah Tuan Christian, dia cepat-cepat menambahkan, “namun kata-kata ini bukan aku yang mengatakannya, kata-kata ini dikatakan oleh Shakespeare seorang penulis hebat di Inggris, Presiden Mao juga pernah mengutipnya.”

“Pernikahan masih terlalu jauh bagiku, apakah aku tidak boleh hanya berpacaran saja?”

“Boleh saja, namun harus memperhatikan batasan, jangan melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan.”

“apa yang dimaksud dengan hal yang tidak seharunya dilakukan?”

Membahas hal ini dengannya, mungkin sudah kelewat batas, Laras berkata: “kamu pasti mengerti, aku tidak perlu menjelaskannya.”

Christian berkata dengan sombong: “aku masih kecil, aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh wanita muda yang sudah menikah sepertimu.”

“……” Laras dengan marah memutar kepalanya dan menatapnya.

Christian sengaja mengatakan : “dan aku masih meminta bibi untuk menjelaskannya.”

Laras sangat kesal, jelas-jelas pria ini sengaja tapi masih tidak tahu bagaimana cara membalas perkataannya, dia merasa bahwa bagaimanapun Laras membalas omongannya, akhirnya pria ini pasti akan membalasnya.

Karena jika membahas hal ini, wanita akan selalu lebih rugi daripada pria.

Ditambah lagi, dia hanya tidak tahu malu saat berhadapan dengan Gavin, beberapa kata-kata yang terlalu berlebihan dia hanya berani mengatakannya di hadapan Gavin.

“tidak apa-apa, kamu anggap saja aku tidak pernah mengatakannya.”

Melihat tampangnya yang terlihat marah, kemarahan yang ada dihati Christian menghilang, dan mulai tersenyum tipis, “aku hanya berpacaran dan kamu sudah memiliki banyak pemikiran, apakah kamu cemburu?”

“Cemburu palakmu!” Laras langsung membantah.

“kalau begitu kamu tidak usah mengurusi apa yang harus aku lakukan dan yang tidak harus aku lakukan, hal yang diutamakan oleh sepasang kekasih adalah rela melakukan sesuatu untuk satu sama lain, kamu adalah orang yang pernah mengalaminya, mungkinkah kamu tidak mengerti?”

Laras sangat kesal, dan berkata dengan marah di dalam hatinya : Dasar kamu Christian, sejak kapan kamu menjadi sangat murahan”

“aku bertanya padamu, kenapa tidak menjawabnya?”

“benar, lakukan yang kalian ingin lakukan, kalian sudah dewasa, ditambah lagi orang tuanya sangat menginginkan kamu menikahi Lana, ya, kalian hanya perlu cepat melakukannya.”

Christian menutup mulutnya, dan menghilangkan tampangnya yang bermain-main, wajahnya menjadi sedikit lebih suram.

Dia tidak berbicara lagi, hanya sedikit mempercepat kecepatan mobilnya.

Laras benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya tidak senang, kenyataannya, dia sama sekali tidak pernah memahami Christian adalah orang seperti apa.

Dulu dia hanya mengetahui bahwa dia sangat pintar belajar, mempunyai image yang bagus, dan mempunyai latar belakang keluarga yang bagus, dia adalah putra bangsawan yang tidak selevel dengan orang-orang biasa yang berada di kalangan bawah sepertinya.

Kemudian dia dipaksa untuk bersekolah diluar negri, setelah kembali sikapnya berubah drastis, dan dia semakin tidak memahaminya.

Terdiam cukup lama, dan Christian terus menenangkan pikirannya.

Sekian lama, dia berkata dengan lembut: “kami sedang liburan musim panas, jadi pulang kesini, kira-kira bisa tinggal selama setengah bulan, tidak lama lagi sudah harus pergi.”

“oh”

Kemudian tidak mengatakan apa-apa lagi.

Untungnya rumah Atmaja sampai ke kediaman Gavin sangat dekat, Laras juga hanya merasa canggung untuk beberapa menit.

Setelah turun dari mobil, Laras berkata dengan sopan: “terimakasih, apakah kamu mau masuk untuk minum teh?”

“Baiklah.”

“…….aku hanya bersikap sopan padamu, dan kamu menganggapnya serius?”

“lihat ini saja membuatmu terkejut, aku juga hanya bersikap sopan padamu.”

“…….” Laras sangat kesal.

“aku pergi dulu, selamat tinggal.” Christian melambaikan tangannya keluar jendela, dan kemudian menginjakkan, dan pergi.

Laras menarik napas dengan berat, akhirnya mengucapkan selamat tinggal.

Dia teringat kepada Manda, mengeluarkan ponselnya dan menelponnya, dan masih tidak aktif.

Apa yang terjadi? Apakah keluarga Atmaja ada masalah lagi?

Saat ini, Manda sedang berada di perpustakaan Rendra membaca buku, dia menggunakan kemeja putihnya, seperti dress, wajahnya pucat, rambutnya diikat kebelakang kepalanya, duduk di sudut jendela dan membaca dengan diam.

Dia seperti sedang membaca buku, namun dia sama sekali belum membalikkan halamannya selama setengah jam.

Rendra duduk dikursi roda dan berhenti di depan pintu, ragu-ragu sejenak dan akhirnya mengetuk pintu, matanya tidak berani melihat tubuhnya, dan tubuhnya juga sedikit menyamping.

Dia berkata : “makanan sudah dingin, tidak memakannya?”

Manda baru tersadar, “a? oh, aku…. Aku tidak lapar…”

“kamu sama sekali tidak sarapan.”

Manda menutup bukunya dan menaruhnya di samping, berdiri dan berjalan kedepan pintu, dia meminta maaf dan berkata: “maaf aku sudah terlalu mengganggumu, tinggal di rumahmu, dan makan makananmu, kamu tidak perlu mengurusiku lagi, aku hanya tinggal beberapa hari.”

“Kamu tidak makan dan tidak minum selama beberapa hari, jika terjadi sesuatu di sini, aku juga yang harus bertanggung jawab.”

“kalau….. kalau begitu… aku akan segera pergi….”

“eh!” Rendra menarik pergelangan tangannya, dan menghadang jalannya dengan kursi roda, “aku tidak mengatakan untuk menyuruhmu pergi, tapi kamu harus makan nasi.”

Di atas meja, makanan yang dipesan sudah dipanaskan, Manda tidak ada selera, dan dengan susah payah memasukkan sesuap makanan, kemudian terus memegang sumpit dan tidak bergerak.

Rendra melihatnya makan, dan merasa lelah.

“kenapa? Apakah bisa mengatakannya padaku?” dia bertanya.

Manda meletakkan sumpitnya dengan pelan, dan juga tidak mengeluarkan suara.

“selain ibu dan ayahmu mau bercerai, dan pernikahan kakakmu di batalkan oleh keluarga Dibyo, apakah masih ada hal lain?”

Manda melihat Rendra, dengan tatapan tak terduga dimatanya, “mengapa kamu bisa mengetahuinya?”

“aku menebaknya.”

“……kamu sedang memancingku untuk mengatakannya.”

“ini adalah kesimpulanku yang masuk akal dan mendapatkan kebenaran.”

Manda menundukkan kepalanya, sangat sulit untuk mengatakan tentang kehidupannya.

“semua hal yang dapat aku pikirkan, semua tidak cukup untuk membuatmu keluar tengah malam dan tidak ingin kembali kerumah untuk beberapa hari, itu adalah urusan orang tuamu dan kakamu, apakah kamu perlu meninggalkan rumah?”

“aku…aku…”

“ketika Manda tergagap-gagap ingin mengatakan sesuatu, pada saat ini juga suara bel pintu terdengar.

Manda terkejut, melihat pakaian yang ada ditubuhnya, dan bertanya dengan bingung: “apakah aku harus bersembunyi? Bersembunyi dimana?”

Rendra berkata dengan tenang : “tidak perlu bersembunyi, kemungkinan itu adalah pihak property.”

Sambil berkata, dia menggerakkan kursi rodanya ke pintu, disini tidak ada orang yang datang selain Alexa, pekerja freelance dan manajemen properti.

Namun yang benar-benar tidak terduga adalah, ketika dia membuka pintu, orang yang berdiri diluar adalah sepupunya Sandra.

Sandra mengenggam sekuntum bunga di tangannya, berkata dengan tersenyum: “kak Renda, kamu kaget?”

Tidak kaget, tapi takut. Rendra terdiam sampai tidak dapat mengatakan apa-apa.

“pergi ke rumahmu kamu tidak ada, bibi bilang kamu sudah tinggal diluar, dasar kamu juga, kakimu sedang tidak bisa berjalan kenapa masih tinggal diluar?”

Kursi roda Renda menghalang pintu, yang berarti tidak menyuruhnya masuk, dia berkata “ aku sudah terbiasa tinggal sendiri.”

Sandra juga tidak terburu-buru untuk masuk, dia memberikan bunga kepadanya, namun ketika dia ingin ingin menerimanya dia malah megambilnya kembali.

“hahahha, ini bukan untukmu, hari ini kakak Ariel pindah ke rumah baru, aku datang untuk melihat rumah barunya, dan sekalian datang untuk melihatmu, dan bunga ini adalah yang aku berikan padanya”

“oh”

“apakah kamu tidak ingin tahu rumah barunya dimana?”

Rendra memiliki firasat yang tidak bagus, “di komplek kecil ini?”

“lebih dari itu, tepat di seberang rumahmu.”

“…..”

Saar ini, terdengar suara “prang” di dalam, seperti suara barang yang terjatuh ke lantai, Sandra dengan penasaran masuk kedalam untuk pergi melihat.

“Manda?!” dia berteriak, terkejut sampai bola matanya hampir keluar, “kenapa kamu bisa ada disini?”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu