Cinta Pada Istri Urakan - Bab 110 Hanya Sebuah Pertunjukan Akting

Tidak menunggu Laras untuk bereaksi, Jenny tersenyum dengan anggun, dengan suara yang jernih berkata: "Baru saja bicarain setan, setannya langsung datang, Laras, papa angkat mama angkat dengan nenek baru saja sedang memikirkanmu, kamu langsung pulang."

Laras tidak melewatkan wajah mertua laki-lakinya yang canggung juga wajah mertua perempuannya yang malu, seperti sedang membicarakan keburukan seseorang dibelakang tapi malah didengar oleh orang itu.

Sebenarnya mereka sedang memikirkanku atau sedang mengutukku, ini adalah dua hal yang berbeda.

Nenek melambai-lambaikan tangannya,: "Laras sudah datang ya, Nenek baru saja memikirkanmu, sini, sini, ayo duduk disebelahku."

Laras mengganti sandalnya dan masuk kerumah, baru saja ingin meletakkan buah yang berat, dia melihat diatas rak ada dua kotak sarang walet dan dua kotak jamur truffle, dibandingkan dengan suplemen kelas atas itu, dua kantong plastik buahnya yang tidak lebih dari 400 ribu rupiah tidak ada apa-apanya.

Keluarga Pradipta tidak kekurangan apapun, karena sedang musim buah, waktu itu dia melihat buah ini sangat segar jadi dia beli lebih banyak sedikit, sekarang kalau dipikir-pikir, keluarga Pradipta sama sekali tidak akan sudi menerimanya.

Laras menaikkan sudut bibirnya sampai terbuka, memperlihatkan wajahnya yang tersenyum kepada mereka, berkata: "Nenek, tunggu sebentar, aku membeli sedikit buah, rasanya sangat manis, aku bawa kedapur cuci dulu."

Jenny yang terabaikan canggung sesaat, lalu pelan-pelan duduk kembali.

Laras memotong jeruk, mencuci cherry, menggunakan piring buah dibawa keluar, dia sengaja bertanya: "kenapa aku datang kalian langsung tidak berbicara?"

Allan berdiri dengan cepat, berencana untuk pergi,: "Jenny, kamu duduklah lebih lama, aku tidak bisa duduk lama, sudah harus jalan-jalan."

"Papa angkat, perlukah aku memapah anda?"

"Tidak perlu." Pergerakan Allan sekarang dibandingkan dulu sudah lebih lincah, tampaknya kakinya juga sudah tidak ada masalah besar, kedua punggung tangannya ada di bagian belakang badannya, pelan-pelan berjalan keruang buku.

Tinggallah 4 orang wanita di ruang tamu dari 3 generasi.

Laras meletakkan piring buah diatas meja teh, dengan mulut manis dan perhatian tuan rumah melayani tamu yang datang, "Nona Wijaya, mari dimakan buahnya."

Jenny: "Terimakasih, aku ambil sendiri."

Laras: "Kalian pergi dinas ya? Gavin ini benar-benar ya, sudah pulang juga tidak beritahu aku."

Jenny: "Dia belum pulang, aku duluan pulang."

Laras terdiam, moodnya kembali gugup lagi, tanpa berpikir bertanya lagi: "Kenapa dia belum pulang?"

Anna dengan tidak puas berkata: "Pekerjaan Gavin sangat rahasia, kamu jangan bertanya, kamu tanya juga tidak ada gunanya."

Laras jelas-jelas melihat senyum yang puas dari wajah Jenny, Jenny sedang pamer kepadanya, pamer kalau dia tau lebih banyak dibandingkan Laras.

Ketika percakapan sudah tidak menyenangkan, maka menambah perkataan lain lagi juga tidak ada gunanya, Laras kembali mengobrol lagi dengan nenek, bertanya keadaan kesehatan orang tua, lalu tidak berkata apa-apa lagi, duduk sebentar lalu akan permisi pulang dengan alasan mau belajar.

Tidak disangka, baru saja dia keluar dari jalan kecil rumah keluarga Pradipta, ketika mau memanggil taksi, Jenny memberhentikan mobilnya disebelahnya, juga sengaja membunyikan klakson.

"Naiklah, aku akan mengantarmu." Jenny menurunkan jendela mobilnya, tersenyum kepadanya, wajahnya tampaknya sangat baik hati.

Laras dengan tegas menolak, "Tidak apa-apa, tidak sejalan, terimakasih."

"Apakah kamu tidak mau tau kabar Gavin?"

Mata Laras dengan gesit langsung bercahaya, "Tapi... bukannya sangat rahasia?"

Jenny tersenyum mempesona, "Memangnya kenapa kalau urusan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, ayo masuk dan bicarakan, kamu mau menyebarkannya kemana-mana?"

Laras menggeleng kepalanya.

Oleh karena itu, Laras dengan cepat membuka pintu mobil, masuk ke mobil, mata dengan penuh harapan melihat Jenny.

Jenny lumayan cantik, walaupun perempuan lain yang melihatnya juga akan terhisap oleh inner dan outer beauty-nya.

Ditambah lagi, ketika fokus mengendarai mobil ada ketenangan yang terpancar dari tatapannya, sangat mirip dengan Gavin.

Dia dengan Gavin, di berbagai aspek, benar-benar sangat mirip.

Aku menghelakan napas dengan kesadaranku, karena dulu sudah tau kalau Jenny menjadi tentara perempuan demi ikut Gavin, didalam hatinya juga bertambah rasa hormat kepada Jenny.

"Gavin kapan pulang?"

Jenny menggelengkan kepalanya, "Ini aku tidak tau, aku hanya mengetahui bagian yang aku ikuti."

"Jadi kamu..." Laras sedikit ragu, "Boleh memberitahuku?"

"Hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan kenapa tidak boleh?"

Wajah Laras tersenyum, pada saat itu dia merasa kalau dulu dia seperti orang licik yang berpikiran sempit, dia adalah seorang tentara, dia merasa sangat bersalah atas sikapnya dan perlakuannya yang dulu.

"Aku menceritakan padamu urusan pribadi waktu kami dinas, mau tidak?" Melihat wajahnya yang penuh harapan, Jenny semakin bersemangat, "Dengar-dengar waktu festival lentera kemarin kamu hampir menghancurkan rencana kami ya?"

"Hehe, iya, apakah berpengaruh besar?"

"Asal tidak terbongkar jadi tidak termasuk besar."

Laras membuang nafasnya dengan lega, "Baguslah."

"Karena kamu bertemu dengannya, jadi kamu pasti melihatku, hari itu aku bersamanya."

"... ..." Senyuman Laras membeku diwajahnya, manisnya permen pun belum terasa tapi perkataannya sudah menamparnya dengan keras.

“Statusku sebagai teman wanitanya, apa kamu mengingatnya? Ada gambaran tidak?"

Tentu! Saja! Ada! Laras dengan kaku melihat sisi wajahnya, Laras tidak bisa tersenyum.

"Walaupun pekerjaan kami sangat bahaya, untungnya bisa saling menutupi, tapi tugasku sudah selesai, tinggal dia berjuang sendirian, aku juga sangat mengkhawatirkannya, aku......"

"Sebentar," Laras tidak mengerti maksud perkataannya, juga tidak sanggup mendengarkannya lagi, langsung memotong, "Jadi kamu adalah wanita yang berciuman dengannya pada saat pameran lampion"

Jenny terkekeh dan lalu langsung berganti ke mode menjelaskan dan menenangkan, "Itu hanyalah sebuah pertunjukan akting, karena identitas kamu, ini tidak dapat dihindari."

--" Kita bisa duduk sebentar dan minum sedikit di sini, setelah itu kalian berdua kembali ke hotel, kami akan kembali agak malaman."

--" Pergi kemana, kenapa tidak membawa kami juga? Huh, tuan black, jika anda ingin pergi, maka pergi bersenang-senang sendiri saja, jangan mengajarkan yang tidak-tidak kepada Nimo ku."

--" "Aiya, jika aku masih tidak membawa saudara Nimo keluar untuk mencari angin, takutnya dia akan diperas sampai kering olehmu."

--"Mana ada......"

Percakapan waktu itu langsung masuk kekepala Laras tanpa aba-aba, lalu gambaran Gavin menciumnya dibawah lampu, dia merasakan kalau kepalanya mati rasa.

"Sebenarnya Gavin adalah orang yang sangat tidak suka diatur oleh keluarga, semakin keluarga mengaturkan sesuatu untuknya, dia akan semakin menentang itu, aku dan dia dari kecil sama-sama tumbuh besar, kami terlalu saling mengerti satu sama lain, jadi aku dapat mengerti dia menikah cepat, sebenarnya dia sedang mendeklarasikan perang dengan keluarganya."

Jenny tampak berbicara seperti acuh tidak acuh, nadanya terdengar santai, sedikit pun tidak menampakkan kesedihan dan keputusasaan seperti ketika ditolak Gavin dengan kata-kata yang kasar, juga tidak menampakkan ketidakrelaan dan malu seperti saat Laras menunjukkan kemesraannya.

"Aku tidak peduli dia berjalan dijalan yang salah, berjalan dijalan yang salah akan menyadarkannya jalan mana yang harusnya dia jalani, aku juga akan menemaninya, menunggunya, sampai dia kembali kejalan yang benar."

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu