Cinta Pada Istri Urakan - Bab 170 Lama Tidak Bertemu Denganmu Membuatku Merindukanmu

Semua bukti yang terpampang pada saat ini, sangat jelas kalau diarahkan kepada Rendra.

Namun jika itu adalah bukti palsu, asalkan digoyang sedikit saja, maka akan langsung goyah.

Rendra dilepaskan dan diperbolehkan untuk pulang pada hari itu juga, selain diberlakukan larangan untuk meninggalkan negara, kehidupannya sama sekali tidak dibatasi.

Namun efek dari masalah ini masih terus berlanjut.

Harga saham Grup Pradipta terus menurun, selama 2 hari berturut-turut selalu berada di batas bawah, jika di hari ketiga masih berada di batas bawah, mungkin mereka akan menghadapi konsekuensi penangguhan perdagangan.

Aaron yang biasanya hidup dengan santai dan nyaman, pada saat ini sudah benar-benar berada dalam keadaan yang menyedihkan.

Rendra dan Aaron satu persatu mengalami masalah, jika melihat situasinya secara keseluruhan, terasa seperti ada sesuatu yang aneh pada hal ini.

Laras tetap pergi ke kampus seperti biasa, pada saat seperti ini dia tidak boleh menambah masalah lagi untuk Gavin.

Ujian akhir semester dilaksanakan sesuai jadwal, Laras tidak pernah merasa sesantai ini sebelumnya dalam menghadapi UAS, hampir seluruhnya mampu dia kerjakan.

Dia diam-diam bersumpah kalau kali ini dia masih ada yang tidak lulus lagi, dia akan memenggal kepalanya dan menjadikannya bola sepak untuk ditendangnya.

Setelah selesai ujian mata kuliah terakhir, dia pergi ke asrama untuk merapikan barang-barangnya, setelah ini adalah liburan musim panas selama 2 bulan.

Laras sudah membuat rencana untuk liburan musim panasnya, dia dan Manda mau pergi bersama untuk mengikuti kegiatan mengajar di sebuah desa.

Kegiatan kali ini diselenggarakan bersama oleh semua universitas dan juga kelompok sukarelawan sosial di Jakarta, yang harus dilakukan adalah pergi ke beberapa sekolah dasar di daerah pegunungan yang terpencil untuk mengajar anak-anak yang berada di sana.

Pada awalnya Laras merasa sangat penasaran, sudah liburan musim panas namun kenapa masih harus belajar, kemudian setelah itu, dia baru tahu kalau tidak semua anak-anak hidup tanpa rasa khawatir, masih banyak anak-anak di daerah pegunungan yang hidup miskin, bahkan pergi ke sekolah saja merupakan sebuah kemewahan untuk mereka.

Saat Laras baru saja berjalan ke depan pintu, dia mendengar beberapa mahasiswi yang tinggal di seberang kamarnya sedang membicarakan dirinya.

"Hei, menurut kalian mungkin tidak jika pacar Laras itu sebenarnya adalah pacar sewaan?"

"Tidak mungkin, banyak orang yang melihat kalau mereka berciuman di dalam kampus."

"Kalau begitu kenapa sekarang dia tidak pernah kelihatan lagi? hubungan mereka kan sangat mesra, tapi kenapa dia tidak datang membantu saat pacarnya sedang memindahkan barangnya?"

"Jika bukan pacar sewaan, apa jangan-jangan mereka sudah putus? Hahahaha."

"Kemungkinan besar seperti itu."

Awalnya Laras tidak ingin mempedulikan mereka, lagipula dia sudah terbiasa dibicarakan oleh orang lain, namun begitu dia mendengar pembicaraan yang tidak baik seperti ini, dia benar-benar merasa sangat marah.

Dia berbalik dan mengetuk pintu asrama yang ada di seberangnya, "Milka Susu, Maryam Rima, bukankah kalian juga pindah sendiri dan tidak dijemput oleh pacar kalian? Memangnya kalian sudah putus dengan pacar kalian?"

Milka : ".......Siapa yang bilang, pacarku sedang magang untuk mencari pekerjaan."

Maryam : "Iya, jika pacar tidak datang memangnya itu artinya putus? Siapa yang membuat aturan seperti itu?"

Laras mengembalikan seluruh perkataan mereka dengan santai, "Kalau begitu pacarku tidak datang menjemputku, apa itu artinya sudah putus?"

Milka dan Maryam terdiam seketika, mereka tidak berani menyinggung Laras yang sekarang ini.

Saat ini, tiba-tiba terdengar suara langkah sepatu bot yang berirama dan juga kuat dari koridor asrama, kemudian terdengar suara yang familiar dan juga diiringi dengan gema yang memanggil "Laras", suaranya bagaikan suara rendah dan lembut yang keluar dari cello, benar-benar sangat indah sampai-sampai telingapun serasa ikut memerah saat mendengarnya.

Laras menoleh dan tersenyum cerah, kemudian dia menjawabnya dengan nyaring, "Hei, kenapa kamu bisa datang kemari?"

Pria yang ada di ujung koridor mengenakan seragam militer di tubuhnya yang tegap, suara langkah sepatu botnya terdengar mengeluarkan suara "tuk tuk tuk" yang berirama.

Di koridor yang gelap, sempit dan juga panjang, karena pria itu sangat tinggi, kepalanya hampir menyentuh langit-langit, wajahnya yang tampan dan mampu memikat semua orang itu tiba-tiba saja muncul di hadapan Laras.

"Aku tahu kalau hari ini kamu sudah selesai ujian, jadi aku sengaja datang kemari untuk menjemputmu."

Suara rendah, santai dan juga sedikit serak pria itu membuat Laras dan juga semua mahasiswi yang keluar untuk melihatnya benar-benar terpesona sampai-sampai ingin pingsan.

Tsk tsk tsk, pria ini bisa dibilang memuaskan seluruh fantasi gadis-gadis tentang sosok pria sempurna, kekuatan membunuhnya benar-benar sangat hebat, tidak ada yang tersisa.

Gavin segera berjalan ke hadapan Laras, Laras menatapnya dengan sepasang mata yang bersinar dan memuja, dia benar-benar terpesona olehnya.

"Bagaimana kamu bisa masuk kemari? ini kan asrama putri."

"Aku berkata kepada bibi penjaga asrama kalau aku mau menjemput seseorang, lalu dia membiarkan aku masuk ke dalam, aku menelepon ke ponselmu tapi ponselmu tidak aktif, si pikun, kamu pasti lupa lagi untuk mengecasnya bukan?"

Mereka berdua berdiri di depan pintu, cahaya keemasan menyinari masuk lewat jendela dan memproyeksikan bayangan mereka berdua sampai ke asrama yang ada di seberang.

Milka dan Maryam benar-benar tertegun, mereka melihat pacar Laras lalu memikirkan pacar mereka sendiri, benar-benar bagaikan langit dan bumi.

Laras menarik Gavin masuk ke dalam kamarnya lalu sekalian menutup pintunya, dia tidak akan membiarkan mereka semua memandang prianya itu.

Para gadis yang menonton di luar semuanya menunjukkan ekspresi marah dan menyesal karena tidak bisa melihat Gavin lebih lama lagi.

Karena sudah liburan, jadi kamarnya benar-benar sangat berantakan, bisa dilihat banyak pakaian dan juga buku yang berserakan di mana-mana.

Tatapan mata Gavin menyapu ke sekeliling ruangan lalu berkata dengan terkejut : "Ternyata asrama wanita seperti ini, hal ini benar-benar memperluas pengetahuanku."

Laras : "........"

Gavin teringat sebelumnya ada suatu hari dimana dia baru pulang ke rumah sehabis bekerja dan begitu dia masuk ke kamar, dia menyadari kalau kamarnya berantakan seperti kandang anjing, semua pakaian dan juga buku berserakan di atas lantai.

Saat itu Laras masih berkata kalau lebih mudah mencari sesuatu dalam keadaan berantakan seperti itu.

Dia tersenyum cerah dan sengaja berkata dengan berlebihan : "Ternyata bukan hanya kamu saja yang seperti itu, aku salah ternyata karena sudah menyalahkanmu."

Laras : "........." sudah cukup yah, jangan mengira karena kamu sudah datang menjemputku hari ini, maka kamu bisa menertawakanku!

"Eh, ini adalah ranjangmu bukan? Ranjangmu hanya bisa sedikit lebih bersih jika tidak ada kamu yang menempatinya."

Laras akhirnya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memukulnya, dia menghampirinya lalu berteriak : "Coba bilang lagi, bilang lagi, aku akan menjahit mulutmu."

Laras melompat dan menerjang ke arahnya, Gavin sedikit membungkuk dan langsung memeluk kaki Laras kemudian secara alami menggendongnya di pinggang, bagaikan diikatkan di atas ikat pinggangnya sendiri.

"Ok, jahit saja, aku akan membiarkanmu untuk menjahitnya, aku jamin tidak akan mengeluarkan suara sedikitpun."

"........Kamu, kamu menyebalkan sekali, tahu tidak?"

Gavin langsung mendekat dan menciumnya tanpa mengatakan apapun, "Satu hari tidak bertemu bagaikan satu tahun, sedangkan kita sudah beberapa hari tidak bertemu, suamimu ini benar-benar merindukanmu."

Wajah Laras langsung memerah, dia sama sekali tidak tahu kalau dirinya ternyata adalah seorang penyuka suara yang indah, dia bahkan tenggelam di dalamnya tanpa bisa melepaskan dirinya lagi.

Ayo, silahkan tertawakan aku sepuasmu, aku suka mendengarmu berbicara.

"Apakah kamu merindukanku?" tangan Gavin yang sedang menopang pantat Laras menaikkannya sedikit lebih tinggi lalu menatapnya sambil bertanya, "Hem?"

"Rindu."

Bibir tipis Gavin yang seksi menuju ke telinganya dan berbisik dengan suara yang terdengar sedikit serak : "Kalau begitu cepat berkemas, kita segera pulang ke rumah."

Laras merasa sangat malu sampai tidak tahu harus berbuat apa, dia berkata dengan lembut : "Ok."

Laras memang hanya tinggal beberapa hari di sana, jadi barangnya juga tidak banyak, hanya dalam waktu sebentar saja, dia sudah selesai berkemas, sebelum pergi dia juga meninggalkan sebuah pesan untuk teman-teman seasramanya--"Para sayangku, aku pergi duluan yah, selamat liburan musim panas!"

"Sudah, ayo kita pergi." setelah itu dia membuka pintu kamarnya.

Begitu dia membuka pintu, langsung terdengar "Aaaaaaaaa", para mahasiswi yang tertangkap basah sedang menguping di depan pintu satu persatu langsung jatuh ke dalam kamar bagaikan piramida manusia.

Gavin : "......."

Laras : ".......ehem ehem, cara kalian mengucapkan perpisahan dengan berlutut sampai ke tanah seperti ini sudah kami terima, karena itu dimohon untuk minggir sekarang juga."

Wajah para mahasiswi itu terlihat memerah, mereka bahkan tidak berani mendongak dan segera minggir dari sana.

Benar-benar sangat memalukan sekali.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu