Cinta Pada Istri Urakan - Bab 862 Tingkat Pengembalian Yang Tinggi

Hendro berkata dengan tulus, "Bos, kami semua memahami keprihatinan kamu, tetapi karena Kapten Busro telah menawarkan bantuan kepada kami, kami tidak punya alasan untuk mengabaikannya. Ini ada pekerjaan, kami semua mengikuti prosedur. Dan para atasan juga sudah secara pribadi menayakan kakak ipar. Dia menyuruh kami harus berusaha semaksimal mungkin.

Anis Tata : "Iya, bos, Kamu tidak perlu terlalu khawatir. Bahkan orang lain hilang, kami juga akan menganggap serius. Kehilangan Yuka Ona kami akan secara aktif mengikuti prosedur. Kami berharap dapat berkontribusi, apalagi mengenai masalah kakak ipar. "

Hendro : "Bos, Kak Darius dan Jino telah memimpin tim berangkat. Aku percaya tidak lama mereka akan menghubungimu. Pada saat itu, kamu lihat apakah bisa bergabung dengan mereka. "

Anis Tata: "Bos, jika telah mendapatkan obatnya tolong segera mengambil sampelnya kembali. Aku akan mempelajarinya. Kita tidak dapat menemukan ular beracun semacam itu. Namun, mungkin aku dapat menemukan spesies racun itu, tidak hanya Profesor Michael yang dapat mengembangkan obat penawar racun. "

Gavin sangat tersentuh dan berterima kasih kepada mereka dengan sungguh-sungguh. Dia sangat merasakan bahwa dia tidak berjuang sendirian, dia masih memiliki saudara-saudara yang mendukungnya di belakang.

Gavin mengambil napas, menyesuaikan suasana yang berat, mengubah nada menjadi ceria. Baik, Senantiasa saling memberi kabar, tunggu aku balik semua harus pergi minum bir. "

"Iya, terima kasih bos. "

Setelah tiba di tempat yang akrab, suasana hati Laras sangat baik. Tuhan menganugerahi. Langit hari ini biru tanpa jejak kotoran.

Enam tahun yang lalu, dia datang ke negara asing dengan putus asa, satu-satunya hal yang mendukungnya adalah kedua anak di perutnya. Pada saat itu, dia sering duduk di rumah dan menatap ke langit sepanjang hari. Dia selalu berpikir alangkah baiknya jika dapat melihat langit yang begitu indah bersama Gavin.

Manusia harus mempunyai mimpi, sekarang dia telah mewujudkan mimpinya.

Laras memegang tangan Gavin dan dengan manja ingin saling mengikat dengan sepuluh jari-jarinya.

Gavin meletakkan ponselnya dan berbalik melihat Laras. Angin sepoi-sepoi meniup rambutnya. Dia masih seindah yang ia kenal. Dia menatap matanya dengan penuh manja, di kota Jakarta, ada terlalu banyak orang yang mengenal mereka, mereka tidak pernah berani berjalan santai dengan memegang tangan satu sama lain di hadapan begitu banyak orang di tempat umum seperti sekarang..

Senyuman bahagia muncul di wajah Laras, senyuman itu membawa sedikit kepuasan.

Melihat suami kesayangannya, berjalan di bawah angin dan hari yang begitu cerah, mengenakan pakaian militer dan memakai kacamata hitam. Penampilan tinggi dan tampan di luar negeri membuat wajahnya berseri-seri.

"Suami, suami, kemana kita akan pergi?"

Gavin : "... ngobrol dengan nyaman. "

Laras tersenyum manis, menyandarkan kepalanya di lengannya, "Aku ingin sekali membawamu pergi ke tempat di mana aku dan Nana Bobi tinggal sebelumnya, tetapi setelah aku pulang ke kota, kupikir kelak aku tidak akan kembali lagi kesini, sehingga aku menjual rumah itu. Halaman rumah itu sangat cocok untuk ditinggal, lingkungannya sunyi. "

"Di mana?"

"Di ujung jalan ini, agak jauh, butuh setengah jam untuk mengemudi. "

"Itu sudah di luar kota. Jika ingin membeli sesuatu bukankah tidak efesien?"

"Tepat di pinggiran kota. Ada mobil, keluar membeli barang sangat mudah. "

"Apakah di Los Angeles tidak macet ?"

"Macet juga. Los Angeles sama macetnya seperti kota Jakarta, jadi setiap kali keluar aku selalu menghindari jam sibuk kerja. Aku mengantar anak-anak keluar sekitar siang hari, membeli sepanjang jalan, mengisi penuh bagasi mobil kemudian pulang. "

Mendengarkan pembicaraannya tentang masa lalu, matanya bersinar, membangkitkan daya tarik Gavin, "Kalau begitu ayok pergi, kita pergi menyewa mobil dulu, lalu kamu yang menunjukkan jalan. "

"Oke. "

Setelah menemukan tempat untuk menyewa mobil, kemudian menyewakan mobil, keduanya dengan senang hati pergi. Kali ini, Laras menawarkan diri untuk menyetir.

Gavin duduk di sampingnya, dia bisa mengamati pemandangan dan kondisi jalan di sekitarnya.

Sebelum datang, Jerome telah memberinya alamat tim peneliti, tetapi dia tidak terlalu percaya kepada Jerome, hanya dia tidak memiliki pilihan kedua.

Mobil itu melaju keluar kota sepanjang jalan. Gavin memandang ke arah navigator dan menemukan bahwa mereka sedang menuju ke alamat tim peneliti ilmiah. Dia bertanya dengan ragu, "Apakah kamu masih ingat alamatmu sebelumnya?"

"Blok 3 No. 79, pada waktu itu aku sering belanja di online dan alamat juga sudah hapal. sayangnya, setelah aku keluar, aku baru menyadari bahwa semua barang-barang terbaik berada di negara kita. "

Pupil mata Gavin menyusut dengan suara yang tinggi bertanya lagi, "Di mana?"

"Blok 3 No. 79. "

"Apakah kamu yakin kamu tidak salah mengingatnya?"

"Tentu saja tidak... kenapa?"

Gavin merasa sedikit tidak bisa percaya, tetapi faktanya memang begitu, "alamat tim peneliti ilmiah Profesor Michael berada di Blok 3 No. 80. "

Laras juga terkejut, "Kebetulan sekali. No. 80 adalah sebuah rumah sakit, ada sedikit jarak dengan No. 79. Yang aku tahu rumah sakit itu awalnya adalah klinik swasta tingkat tinggi. kemudian diserang oleh teroris tiga tahun lalu dan meninggal puluhan orang. Pada saat itu, seluruh kota diblokir. Semua jalan terdapat polisi sedang memeriksa. Tidak ada yang berani keluar dari rumah. Kemudian, terdapat seorang kaya-raya membeli klinik swasta itu dan menginvestasikan banyak uang untuk membangunnya kembali menjadi rumah sakit saat ini. "Rumah sakit ini dibuka sebelum aku kembali ke negri. Itu adalah rumah sakit kesejahteraan yang berspesialisasi dalam perawatan warga yang kurang mampu. Aku juga pernah membawa Nana Bobi kesini dua kali. Anak-anak mudah sakit. "

Sedang mengbrol, mobil telah melewati No. 79, rumah sakit berada di depan.

Semak tebal tumbuh di sebelah jalan, lebih dari dua meter, seperti dinding tebal yang memisahkan rumah sakit dan jalan.

Intinya adalah tidak ada akses untuk masuk ke rumah sakit.

Laras menghentikan mobil, ia telah pergi selama dua tahun terdapat banyak perubahan di sini, dia sedang berusaha untuk membedakan.

"Maaf, aku sudah tidak tahu tempat ini lagi. Dua tahun yang lalu sama sekali tidak ada semak seperti itu. Jelas ini adalah gerbang masuk, tetapi... sekarang aku juga tidak tahu di mana gerbang masuk rumah sakit itu. "

Gavin melihat dangan jelas, sekarang ini bukan rumah sakit kesejahteraan lagi.

"Kamu duduk di mobil, biarkan aku turun melihat. "

Melihatnya tatapannya yang serius, Laras juga tidak berani turun, sehingga dia duduk di mobil dengan patuh.

Gavin keluar dari mobil, menyingkirkan beberapa daun semak, melihat ke dalam melalui celah itu. Wajahnya terkejut. Ada tentara dengan senjata berpatroli, lebih dari satu orang.

Dengan demikian, informasi yang diberikan oleh Jerome benar, ini adalah lokasi tim peneliti Profesor Michael.

Laras melambai tangan kepadanya, "Masuk ke mobil, aku sudah tahu cara masuk. "

"Kamu jangan pergi, mari kita cari tempat untuk menetap dulu. Kamu tidak boleh pergi, sangat berbahaya. "

"Tetapi aku lebih mengenal lokasi ini daripada kamu. "

Gavin duduk di mobil, "Pergilah dulu, harus merencanakan dulu. "

Laras tidak banyak berpikir, langsung mengendarai mobil, berbalik, melaju menuju No. 79.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu