Cinta Pada Istri Urakan - Bab 351 Melihat Yang Tidak Seharusnya Dilihat

Tidak lama kemudian Ariel pun datang, dan juga membawa sebotol anggur putih.

Rendra mengeluarkan satu per satu bahan makanan dari kulkas, beberapa yogurt yang sudah kadaluarsa langsung dibuang.

"Kamu tinggal sendirian tapi membeli begitu banyak makanan?"

"Terkadang Manda datang kemari."

".......Oh, kalau begitu apa kamu meneleponnya menyuruhnya kemari? Dia mau datang tidak?

"Tidak mau."

Ariel diam-diam senang, melihat Rendra yang kecewa seperti ini, sepertinya Tanu memang tidak menipunya.

"Begitu banyak sayur, kamu mau masak apa? Oh iya, kamu bisa memasak?"

Rendra melihat meja yang dipenuhi banyak makanan, juga tidak bisa berbuat apa-apa, "Hanya saja akhir-akhir ini belajar memasak beberapa makanan yang sederhana, juga tidak begitu terlatih, kalau tidak kita makan hotpot saja, disini ada bahan dasar sup, kalau sudah mendidih boleh langsung makan."

Ariel tersenyum sambil mengangguk, "Baik, tidak disangka kamu sangat pintar bertahan hidup, juga tau cara memasak hotpot."

Rendra tidak menjawab, dia bisa tau juga karena Manda yang memberitahunya.

Manda bilang mereka di asrama sering memasak menggunakan bahan dasar hotpot yang sudah jadi, agar penjaga asrama tidak mencium aromanya, sebelum masak mereka harus menutup pintunya dulu.

Mereka juga pernah memasak seperti ini di rumah, dia pertama kali makan hotpot dirumah, rasanya jauh lebih enak daripada yang dibayangkannya.

Dia sengaja mempersiapkan beberapa bahan hotpot, berpikir kapan bisa masak dan makan bersamanya lagi, musim dingin begini makan hotpot, menghangatkan badan dan menghilangkan kelembapan, buat sendiri juga lebih bersih dan higenis, tidak ada yang lebih baik dari ini lagi.

"Rendra, Rendra?"

"Ha?"

"Kamu memikirkan apa, aku tanya mau cuci sayur tidak?"

"Oh, cuci saja."

Pikiran Rendra sedikit melayang, berbicara seperti ini saja juga bisa memikirkannya sampai terbengong, sungguh aneh.

Tidak lama, hotpot sudah mendidih, Rendra dan Ariel duduk berhadapan, sambil makan sambil minum.

Ditengah mereka sedang makan, Ariel bangkit pergi ke toilet sbentar, dia melihat dimeja wastafel ada terletak beberapa botol kecil, gulungan rambut dan jepitan rambut.

Tampaknya, Rendra memang serius dengan Manda, dia juga tidak ingin melepaskannya.

Tuhan tau Ariel sangat sangat iri kepada Manda.

Waktu dia keluar, Rendra sedang mencicipi anggur sendirian, kondisinya yang mabuk, sungguh sangat tampan.

"Anggur ini enak kan? Seorang produser memberinya padaku, katanya buatan rumah sendiri."

"Lumayan, lumayan manis."

Ariel kembali ke tempat duduknya semula, menghela nafas berat: "Rendra, sebenarnya aku punya banyak masalah, aku harus menghidupi seluruh tim dibelakangku, terkadang apa yang kukatakan dan yang kulakukan, harus berdiskusi dengan mereka dulu, setelah mereka selesai berdiskusi, aku hanya bisa menuruti, jadi......"

“Tidak ada yang bilang harus mengorbankan diri sendiri untuk menolong orang lain, jangan mengungkit kejadian dulu lagi."

"Baik, bagaimana dengan kamu dan Manda? Masalah begitu besar menimpa keluarga Atmaja, Manda pasti sangat sedih kan? Kamu harus menghiburnya."

Rendra diam, mengangkat kepalanya meneguk habis bir yang ada digelasnya.

"Sigh......" Anggur yang keras ini membakar lidah dan tenggorokannya, dia merasa lambungnya pun ikut terbakar, "Anggur ini sangat keras."

Dia ingin menuangkan bir kegelasnya lagi, tapi Ariel menahan tangannya, "Jangan serakah dengan minuman keras, sudah cukup, kurangi minum."

Rendra tersenyum dangkal, dengan keras kepala mengambil botol anggur, "Hanya sesedikit ini tidak apa-apa."

Dia menuangkan sampai penuh untuk dirinya, lalu meneguknya lagi.

Dan diwaktu yang sama, di asrama perempuan Universitas Pelita Harapan, Manda sedang membongkar barangnya mencari kartu identitasnya.

Manda: "Aneh sekali, kenapa kartu indentitasku bisa hilang, eh, kalian ada yang lihat kartu identitasku tidak?"

Teman asrama: "Kemarin waktu kamu melamar ke stasiun TV bukannya ada pakai? Apa ketinggalan dirumah?"

Manda: "Tidak, aku sudah mencari di seluruh rumah tapi tidak dapat juga, dan aku ingat semua data lamaran kubawa dari rumah, harusnya ada di asrama."

Teman asrama: "Kamu ada kemana saja?"

Kemana saja, dia mengingat dengan hati-hati, beberapa waktu ini selain kediaman Gavin, juga rumah Rendra, dia tidak mungkin meninggalkan kartu identitasnya di kediaman Gavin, kalau begitu hanya tertinggal dirumah Rendra.

Sambil berpikir, dia menggunakan jaket rajutnya, menyandang tasnya, "Aku keluar sebentar."

Teman asrama: "Jadi malam ini kamu pulang tidak? Besok adalah interview terakhir, kalau kamu mau pergi sendiri, jangan sampai terlambat."

Manda: "Aku akan pulang, besok naik bus sekolah dengan kalian sama-sama pergi, aku akan segera kembali."

Malam musim dingin yang dingin, Manda berlari kecil keluar dari halaman sekolah, naik MRT ke rumah Rendra.

Ketika dia sampai sudah jam 9, kalau bukan karena interview besok sangat penting, dia juga tidak ingin selarut ini datang.

Waktu di lift, dia menggenggam handphonenya ragu apa mau meneleponnya dulu atau tidak, bagaimana juga tiba-tiba datang rumahnya seperti ini tidak terlalu bagus.

Tapi dia juga membawa semacam memanfaatkan kesempatan dengan baik, siapa tau dia tidak rumah?

Dia sering lembur ditempat kerja, walaupun sangat cepat pulang kerumah,juga akan lembur dirumahnya, jam segini juga tidak malam, dia sangat mungkin masih lembur ditempat kerja.

Kalau dia tidak dirumah, maka dia masuk cari kartu identitasnya saja, tidak tau apa-apa, juga tidak perlu mengganggunya.

Berpikiran seperti itum dia pun menyimpan handphonenya kesakunya.

Sesampainya didepan pintu, koridor luas yang familiar tapi juga asing, tempat ini membuatnya sulit menutupi rasa sakit hatinya, dan juga rasa bersalah yang besar.

Disini pernah menjadi tempatnya untuk menghindari bencana, Rendra juga pernah memberinya dukungan dan kesabaran yang paling besar, Rendra begitu baik, tapi dia malah tidak bisa membantu Rendra apa-apa, maka tidak boleh membebaninya.

Mengambil kunci, menancapnya kelubang kunci, terdengar suara pintu terbuka, tiba-tiba dia mencium aroma hotpot.

Dia sedang dirumah?

Mampus, didalam ada pergerakan, dia pasti sedang dirumah.

Apa mumpung dia belum menyadari, langsung tutup pintu dan pergi?

Pada saat Manda tidak tau harus berbuat apa, dari dalam terdengar suara wanita yang tidak asing, "Rendra, aku tidak akan meninggalkanmu, selamanya tidak akan......"

Manda membeku, suara itu, apa Ariel?

Nafasnya tertahan, dengan pelan membuka pintu.

Gambaran didepan matanya, dia pikir dia tidak akan melupakannya selamanya.

Rendra menggendong Ariel seperti menggendong tuan putri, kedua orang itu berciuman, sudah berjalan sampai kedepan pintu kamar.

Jantungnya seperti dicabik-cabik, mata Manda terbelalak melihat keadaan yang didepan matanya, rasa sakit yang amat sangat dalam sekejap langsung menggerogoti seluruh tubuhnya, mulai dari jantungnya, lalu menyebar keseluruh badannya.

Seluruh tubuhnya bergetar, bahkan setiap kali menarik nafas, dadanya akan berdenyut sakit.

Rendra yang sedang berciuman didalam ruangan, sedetik sebelum masuk kedalam kamar, dengan sisa penglihatannya melihat didepan pintu ada sebuah bayangan.

Matanya melihat kesana, dia juga membeku.

Kepala Rendra pusing, dengan pelan menunduk kepalanya, melihat orang yang ada dipelukannya, dia tiba-tiba sadar, melepaskan tangannya, dengan cepat menurunkan Ariel.

"Ah, Rendra......." Ariel terkejut, kedua tangannya langsung dengan erat memeluk leher Rendra.

Tapi, dia malah dengan kuat mendorongnya, sikapnya berubah 180 derajat.

"Rendra, ada apa?" Ariel yang tidak rela menyerah, menjinjit dan mencium bibirnya.

Mata Rendra menatap lurus Manda yang didepan pintu, dengan sigap mendorong Ariel.

Ariel mengikuti pandangannya, pelan-pelan membalikkan badannya, langsung melihat tamu yang tidak diduga didepan pintu.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu