Cinta Pada Istri Urakan - Bab 370 Ini Adalah Pilihanmu

Manda duduk dengan tenang di dalam mobil Rendra, bukan karena ia benar benar mendengarkan dan menunggunya disini, tetapi karena setelah ia dipecat, ia sudah tidak memiliki tempat lain untuk pergi.

Pada awalnya dikarenakan ia bisa dengan lancar mendapatkan pekerjaan magang di stasiun TV, stasiun TV juga sudah mengaturkan tempat tinggal, sehingga ia tidak mengajukan permintaan tinggal di universitas.

Dengan ia tidak mengajukan tempat tinggal di asrama universitas, berarti dia harus menunggu dimulainya sekolah sebelum dia bisa kembali ke sekolah untuk tinggal disana.

Pluit Mansion milik keluarga Atmaja juga telah disegel. Asrama sekolah juga tidak bisa ditinggali, dan asrama tempat kerja juga tidak bisa ditempati. Kali ini, dia benar-benar tidak punya tempat lain untuk pergi.

Kondisi ini datang lebih awal dari yang dia perkirakan, yang membuatnya tidak berdaya.

Pak Jamet adalah supir baru Rendra yang baru diberikan oleh kantor pusat, dan dia sama seperti orang lain, berpikir bahwa Pimpinannya adalah orang yang baik dan memiliki hati untuk menolong orang yang lemah.

Pak Jamet menatap kaca spion dan melihat gadis kecil di kursi belakang tampak murung, dan kemudian ia pun dengan baik hati bertanya, "Nona, apakah kakimu baik-baik saja?"

"Hanya keseleo sedikit, sekarang sudah jauh lebih baik," Manda memandang supir dan dengan hormat ia berkata, "Terima kasih atas perhatian kamu."

Pandangan ini membuat Pak Jamet malu, dan ia berkata sambil tersenyum: "Ini sudah seharusnya, Pak Rendra adalah pimpinan kami yang baik, dia pasti akan mengantarmu pulang."

Ketika mendengar kata pulang, Manda pun menjadi gelisah. Dia dengan panik ingin turun dari mobil, "Pak, terima kasih, kaki aku sudah tidak ada masalah, Bantu aku untuk mengucapkan terima kasih kepada Pak Rendra, Sekali lagi terima kasih "

"Hei... Nona, jangan keluar dari mobil. Jika kamu pergi, aku akan sulit menjelaskannya kepada Pak Rendra, Hei..."

Tidak peduli dengan supir yang ingin dia tinggal di mobil, Manda masih bersikeras untuk turun dari mobil.

Dikarenakan beberapa waktu ini ditutup, sehingga hanya sedikit mobil di jalan, dan sedikit pejalan kaki di sana. Di tengah-tengah angin dingin itu, ia memeluk kotak kardus, dan dengan terpincang pincang berjalan ke depan.

Sebenarnya daerah yang keseleo sudah tidak terlalu sakit, Hanya saja masih mempengaruhinya ketika ia berjalan.

Saat ia sedang berpikir kemana ia selanjutnya harus pergi, sebuah mobil sport tiba-tiba berhenti di pinggir jalan, Dia sangat mengenali mobil ini, Tanu muncul....

Ketika Tanu keluar dari mobil, ia dengan segera mengambil kotak kardus dalam genggaman Manda, dan bertanya, "Kenapa berhenti ? Atau apakah kamu dipecat?"

Manda melirik dan dengan tidak sabar berkata, "Kembalikan padaku."

"Kamu begitu menyukai pekerjaan ini, tidak ada alasan untuk begitu saja berhenti. Atau apakah kamu dipecat ?Siapa yang berani memecatmu?"

"Cukup, kembalikan padaku"

Tanu memindahkan karton itu dari jangkauannya, dan ia tetap tidak memberikannya, "Apa yang terjadi dengan kakimu?" Jalan dengan pincang seperti itu. Katakan padaku, "Apakah ada orang yang mencelakai kamu ?"

"Tidak ada hubungannya dengan kamu, Kakak."

"Masalahmu adalah masalahku juga, Beritahu aku, aku akan membantumu mengurusnya..." "

"Aduh, Jangan kamu menambah masalah, Menyebalkan tau ! Berikan padaku ! "

Tanu tetap tidak memberikannya, dan dengan sengaja mengangkat kartonnya di atas kepala.

Manda tahu bahwa dia sengaja melakukan itu, Tetapi ia sudah tidak memiliki niat untuk mengindahkannya, "Jika kamu menginginkannya, aku berikan padamu, aku tidak mau lagi." Dia pun dengan marah pergi meninggalkannya.

"Hei, Jangan pergi, aku kan hanya berckamu ? Buat apa aku mengambil kotak kardus ini ?"

Tanu sambil berkata, dan ia pun menarik lengan Manda.

Manda sangat membenci tingkah lakunya yang mengusiknya seperti ini, jika bukan demi biaya perawatan Maira, dia sudah sangat ingin melepaskan sepatu hak tingginya dan memukulkannya di kepala dia.

Pada saat yang sama, mobil Rendra juga menyusul, setelah menyelesaikan inspeksi, dan menemukan bahwa tidak ada orang di dalam mobil, ia pun dengan segera menginstruksikan supir untuk mengejarnya.

Sebelum mobil berhenti sepenuhnya, Rendra dengan terburu buru, keluar dari mobil, Dia pun dengan segera mengambil kotak kartus dari Tanu, dan mendorongnya, "Lepaskan dia !"

Tanu tidak memperkirakan ini, dan ia pun tersandung.

"Tuan Rendra apakah kamu selalu dengan misterius melakukannya dari belakang ?"

Renda tidak berencana untuk mengindahkan Tanu, ia pun menopang tangan Manda untuk berjalan, Auranya yang kuat yang tidak memperbolehkan orang lain punya pandangan yang berbeda.

Manda dengan memprotes berkata, "Apa yang kamu lakukan, aku tidak mau pergi dengan kamu, lepaskan aku."

Tetapi Rendra tidak memberinya kesempatan untuk menolak sama sekali, dan menyeretnya pergi.

Jika ini adalah hal lain, Tanu tidak mungkin memprovokasi Rendra, lagipula, dia juga tahu bahwa keluarga Pradipta adalah keluarga yang memiliki kekuatan di Kota Jakarta, dia pun tidak berani mengganggunya.

Namun, kali ini dia tidak ingin memberikan kesempatan Rendra untuk mendekati Manda lagi, karena sudah dengan sulit memisahkan mereka berdua.

Dia pun bergegas maju untuk menghentikan jalan, "Tuan Rendra, apakah kamu ingin menculik orang di jalan umum? Kenapa kamu tidak bertanya apakah Manda bersedia ikut dengan kamu ? Jika ia bersedia ikut kamu, maka aku pun tidak bisa berbuat apa-apa, Jika dia tidak setuju, Tidak ada yang boleh merebutnya dari pandanganku. "

Wajah Rendra dipenuhi dengan kesombongan, aura ini adalah auranya sejak lahir. Dia tidak mempedulikan argumen panjang dari Tanu. Dia hanya peduli dengan pendapat Manda.

Dia kembali menatap Manda dan bertanya, "Kamu mau ikut siapa ?"

Manda melepaskan tangan yang menggenggamnya, "Aku tidak akan ikut denganmu."

Rendra memandangnya, matanya terlihat sangat galak, seolah olah ia mengatakan-jangan keras kepala, pulang dulu ke rumah baru dibicarakan !

Namun, Manda tampaknya mengabaikan peringatannya. Bahkan dengan aktif memeluk lengan tangan Tanu, Dia dengan ekspresinya yang datar, berkata :" Tuan Rendra, terima kasih atas bantuan kamu, Tetapi aku benar benar tidak perlu. "

Ekspresi wajah Rendra pun berubah dikarenakan sakit hati, sambil menatapnya dengan tidak percaya, Ingin mendapatkan kemungkinan bahwa ini hanyalah akting belaka dari raut wajahnya.

Tanu juga tidak pernah menduga hal ini. Biasanya dengan berbagai cara, Manda masih menghindari dia, hari ini Manda yang lebih aktif mencari dia, Dia pun dengan bangga mengambil kotak kardus dari tangan Rendra, dan berkata: " Biar aku saja yang pegang, tidak perlu merepotkan kamu, kamu lebih baik tetap menjadi Pimpinan, urusan masyarakat sipil, biar kami yang urus sendiri.

Kata-kata Manda seperti pisau tajam,yang menusuk langsung ke hatinya, sementara kata-kata Tanu seperti garam, yang ditaburkan tepat di atas lukanya.

Dia mengambil napas dalam-dalam, menatap Manda dalam-dalam, dan bertanya, "Yakin ini pilihanmu?"

Manda tertegun sejenak, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa.

"Tatap mataku," teriak Rendra, "Katakan padaku, apakah ini pilihanmu?!"

Manda kaget, bahunya pun tampa sadar gemetar, Dia sangat jarang mendengarnya berteriak dengan suara keras seperti ini.

Dia mengambil napas dalam-dalam, mengangkat kepalanya, dan dengan tenang menatapnya, dan berkata, "Ya."

Tangan Rendra mengepal, giginya terkatup erat, urat nadi di dahinya pun bermunculan," Baiklah, semoga kamu tidak menyesal "

Mulut Manda bergetar dan tersenyum, berkata, "Tidak pernah."

Tanu sangat gembira, ia pun menarik Manda ke mobilnya, sambil diam diam memandang Rendra yang berdiri di pinggir jalan, " Sampai jumpa, Tuan Rendra, Kami pergi dulu ya."

Rendra hanya bisa memandang Manda pergi bersama dengan Tanu, Dia bisa apa ? Apa yang bisa ia lakukan ?

Pak Jamet, yang melihat semuanya dari jauh,hanya bisa terkaget, Ternyata, Nona ini adalah pacar yang mau putus dengan Pak Rendra, Astaga, Untung saja tadi tidak meminta nomor teleponnya.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu