Cinta Pada Istri Urakan - Bab 310 Pengakuan Tanu

Suara pecahan gelas anggur itu menarik perhatian Vero dan yang lainnya, Laras dan Manda pun juga menoleh untuk melihat.

Mendengar suara tersebut, manajer restoran segera terburu-buru untuk melihat apa yang telah terjadi.

Sebenarnya Tanu tidak ingin membuat keonaran, dia hanya ingin mencari tempat yang tenang untuk minum dan berbicara, bahkan ia pun terkejut karena jatuhnya gelas itu.

"Tidak apa-apa, " Tanu melambaikan tangannya kepada sang Manajer, "aku akan mengganti kerugiaannya, tolong bawakan aku satu gelas lagi."

manajer restoran menjawabnya dengan penuh perhatian : "Tuan Tanu, satu gelas tidak berarti apa-apa. Itu tidak masalah, asalkan tidak ada orang yang terluka."

Tanu dengan canggung menganggukkan kepalanya. begitu manajer restoran itu pergi, Tanu segera melihat para tamu yang duduk di dalam aula tersebut.

Suara bambu berdesir, sepoian angin meniup wajah Tanu. Sesosok dengan wajah cantik dan mata yang indah itu langsung masuk kedalam pandangannya. Segala benak yang Tanu telah pendam akhirnya menyembur keluar pada momen ini. Ia berdiri, kedua kakinya tak dapat terkendali, berjalan menuju ke dalam ruang, kearah perempuan itu.

Ketika Vero melihat Tanu menghampirinya, layaknya Bos ia segera berkata: " Tuan Tanu, tempatmu berada di halaman depan, meja ini adalah ruang pribadi.

Karena takut Tanu akan membuat keonaran, manajer restoran segera mehampiri dan memberi perkenalan, " Tuan Tanu, ini adalah Bos restoran Apa Hayo kami."

Tanu merasa lucu tapi juga malu, "Tenanglah, aku hanya ingin datang untuk menyapa."

Vero memberi tatapan ke arah manajer restoran, Manajer itu pun dengan terburu- buru segera kembali kedalam dapur.

"Manda, ternyata kamu juga ada di sini. " Pandangan Tanu hanya tertuju kepada Manda, ia tidak memperhatikan hal lain di sekitarnya. Tanu pun heran dan tidak tahu mengapa, belum ada wanita sepertinya yang membuat Tanu lupa untuk tidur, makan. Membuatnya lupa akan segala hal, membuat hal yang ia sukai sebelumnya menjadi tidak menarik hatinya lagi, bahkan membuat Tanu menyesali kehidupannya yang konyol itu.

Ternyata inilah keajaiban cinta. Ternyata cinta sejati benar-benar dapat mengubah orang. Pandangan tajam Tanu itu membuat Manda merasa tidak nyaman, "Apakah kehadiran kami menggangu kalian?"

"Tidak." Tanu memberi senyuman kosong, terus menatap perempuan itu dengan kedua matanya.

Begitu melihat ada yang tidak beres, Laras langsung bergegas menghampiri Manda yang sedang memberikan tatapan sinis kepada Tanu. Laras segera berdiri di depan Manda, " Kakak ipar, besok kamu segara akan menikah, bukankah sebaiknya kamu pulang ke rumah untuk mempersiapkan diri?'

Setelah mendengar Laras berkata demikian, Tanu baru tersadar, " Iya iya, semuanya sudah beres. Hari ini aku ingin bertemu dengan beberapa saudara untuk minum teh."

"Oh seperti itu, aku ingin memperkenalkan kamu, ia adalah pemilik resto ini, ia juga adalah sepupu dari Gavin, Vero Ridwansyah. " Laras bermaksud untuk memperingati Tanu dan teman-temannya -- berani-beraninya berbuat liar di sini, lain kali kalian tidak akan terhindar dalam masalah besar!

Tetapi, Tanu malah berubah menjadi normal, dengan rendah hati dan serius meminta maaf, " Maaf, aku benar-benar minta maaf, kami tidak sadar, kami telah mengganggu kalian."

Laras : "..." Dari mana akting ini?

Vero : "..." Sepertinya hal ini tidak seburuk seperti rumor yang telah beredar.

Manda : "..." Astaga, berubah peran?

Bahkan keempat teman Tanu pun terkejut sampai seakan- akan bola mata mereka akan keluar, ini ini ini … ini adalah Tuan Tanu ? Bagaimana bisa mirip seperti anjing husky ?!

Vero pun mersepon dengan berkata :"Tidak apa-apa, hal ini tidak akan mempengaruhi kami, ini pertama kali Tuan Tanu datang, dan ia juga merupakan kakak ipar Laras dan Manda, alangkah baiknya jika aku memberi diskon 20%."

"Ok, terimakasih." Tanu menjawab dengan sopan, ia tidak dapat menahan untuk kembali menatap Manda, tetapi pandangannya terhalang oleh Laras, sehingga ia pun tidak dapat melihat Manda sama sekali.

Tanu kembali ke tempat duduknya, makanan juga telah disajikan, anggur pun telah diminum, tapi pikirannya sama sekali tidak berada di meja makan.

Laras dengan lembut berkata :" Manda, apa yang telah terjadi? Bagaimana aku merasa bahwa dia memiliki niat buruk terhadap kamu?"

"benci ya benci aja, setiap kali baik padaku, siapa tahu dia ingin membohongi aku untuk pergi dengan beberapa orang lalu, menghajar aku?"

Laras menjadi kuatir, "Kalau begitu kamu harus hati-hati, lain kali suruhlah kakak Rendra menjemputmu."

"iya."

Langit pelan-pelan menjadi gelap, nenek mengirim mobil, datang menjemput Laras, Laras pun ingin segera pergi.

Mobil perlahan melaju keluar dari gang, Manda pun berada di persimpangan jalan turun dari mobil.

Laras : " aku temani kamu sampai kak Rendra datang oke?"

Manda : "Tidak perlu, dia sudah dekat."

Laras melihat ke arah gang, " aku takut Tanu mengikutimu, juga tidak apa-apa untuk sebentar saja."

Manda : "Bahkan jika seperti itu, di keramaian kota seperti ini dia tidak akan berani mengganggu, kamu pulanglah jangan biarkan nenek khawatir menunggu mu di rumah, lagian Rendra pun akan segera sampai."

Melihat kegigihan Manda, Laras tidak dapat berbuat apa-apa, "Kalau begitu baiklah, jika kamu sudah sampai di rumah kirim aku pesan wechat, sampai jumpa."

Manda :" Baiklah, sampai jumpa."

Di luar gang merupakan jalan raya yang ramai, lampu jalan, dan lampu neon menerangi gelap malam seolah-olah seperti siang hari. Lampu neon yang berubah membuat malam menjadi berwarna-warni. Kota Jakarta baru memasuki bulan Oktober, udara segar musim gugur, sejuknya angin malam yang meniup, sangatlah nyaman.

Telepon bergetar, Manda pun melihat ponselnya, ternyata ia mendapat pesan dari kakak sepupunya yang baru saja dia add --"Apakah Tanu telah mengganggumu?"

--"aku tidak bertemu dengannya."

--"Baiklah kalau begitu, kamu harus berhati-hati."

--"Baiklah."

Baru saja meletakan ponselnya, tiba-tiba munculah sosok Tanu dari kegelapan, membuat Manda terkejut sehingga ia langsung melompat.

"Apa kamu sakit jiwa? tiba-tiba muncul membuat orang kaget saja."

Tanu telah meminum sedikit anggur, tapi otaknya masih dapat berpikir dengan jernih, "Manda, apakah image burukku dimatamu tidak dapat berubah?"

Suara Tanu agak sedikit serak, nada suaranya pun terdengar kesedihan yang mendalam, ketidakberdayaan, patah hati.

Dibelakangnya terdapat sebuah lampu jalan, dan bayangan itu jatuh. Manda tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, hanya dapat mencium bau anggur yang tidak terlalu tajam.

Manda kembali melangkah lebih jauh, " Apa yang kamu inginkan? Kamu ingin menyuap aku? aku beritahu ya! Apapun yang kamu lakukan, apapun yang kamu katakan, semuanya itu tidak akan merubah pemikiranku tentangmu!"

Tanu menunduk dan menghela nafas dalam-dalam, lalu ia melakukan hal yang sangat ia sesali, dan juga sangat ia ingin lakukan. Tanu mengangkat kepalanya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia bergegas menghampiri Manda menarik tangan Manda, lalu memeluknya.

"Aaa! Tanu, apa yang kamu inginkan?" teriak Manda, dua tangan " Pak pak " dua kali mengahalangi wajahnya, berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya lebih jauh.

Tanu memeluk Manda, semakin lama semakin erat, "aku tidak ingin menikah dengan Maira, aku tidak ingin menikah dengan kakakmu. Orang yang ingin aku nikahi ialah kamu … Manda. Orang aku cintai … ialah kamu …"

" … " Sangat mengerikan, Manda benar-benar panik, ia berteriak ia juga menendang, "Lepaskan aku, kamu binatang, beraninya kamu menyentuhku, aku sangat ingin membunuhmu, lepaskan aku!"

Sebenarnya Tanu tidak bermaksud untuk menyakiti Manda, dia hanya sedikit egois, dia hanya ingin Manda tahu ia mencitainya, tidak ada maksud lebih.

Tapi, reaksi Manda malah membuat Tanu semakin mejadi-jadi, Tanu bahkan menyeret Manda ke dalam gang.

"Binatang, biarkan aku pergi … " Manda tidak dapat menahan diri, ia langsung berteriak kencang ke arah luar, "Tolong aku, penjahat, tolong, tolong!"

Tanu pun menjadi panik, ia langsung mendorong Manda ke dinding, menutup mulutnya dengan satu tangan, "Jangan berteriak, jangan berteriak."

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu