Cinta Pada Istri Urakan - Bab 386 Serangan Pembunuh

Itu jelas-jelas bukan Jino!

Weiner langsung menelepon organisasi polisi kriminalitas internasional, bertanya lagi proses menemukan Jino, dan juga pengiriman mayat dan proses penyimpanan mayat.

Kalau itu bukan Jino, jadi siapa?

Apa Jino masih hidup?

Sudah disiksa dengan sadis seperti itu, apa Jino masih ada harapan untuk hidup?

Kalau begitu, Jino yang sebenarnya ada dimana?

Semua orang terdiam, sungguh tidak berani memikirkan hal yang lebih sadis dibandingkan yang sejauh ini.

Setelah Weiner selesai bertanya, dia dengan berat berkata: "Organisasi polisi kriminalitas internasional mendapatkan 10 mayat di tempat, hanya ada satu ini yang bagian wajahnya terbakar jadi tidak bisa dikenali, mereka mendapatkan foto Fanny dari kantong, kita sudah mengkonfirmasi foto itu, baru memastikan status Jino. Dan 9 mayat lainnya yang ada ditempat, selain satu adalah Tere Liye, sisanya adalah orang dari geng lokal, statusnya sudah dikonfirmasi."

Gavin: "Saat itu apa ada diambil sampel DNA dari mayat Jino?"

Weiner: "Ada!"

Gavin: "Kalau begitu segera pergi test, tapi rahasiakan dari papa dan mama Jino, cari cara untuk mendapatkan sample darah mereka."

Weiner: "Baik, segera kukerjakan."

Penemuan besar ini, seperti membuat semua orang melihat secercah harapan, walaupun harapannya sangat kecil.

Setelahnya, pasukan anti narkoba mengirimkan informasi, besok pagi akan ada pertemuan peringatan 15 pahlawan anti narkoba.

Batin maupun jasmani Gavin kelelahan, dengan nada serius berkata: "Hendro lanjut lacak keberadaan mereka, sisanya temani aku pergi kesana, mengantarkan para pahlawan untuk terakhir kalinya."

"Baik!"

-----

Setelah Laras pulang kerumah melihat berita, baru tau kejadian besar 15 orang polisi anti narkoba meninggal.

Karena ini berhubungan dengan Segitiga Emas, jadi dia tau,kali ini Gavin pasti akan sibuk lagi.

Nenek sudah tau kejadian besar ini dari beberapa hari sebelumnya, bagaimana juga semua rakyat Indonesia sedang mengikuti berita ini, dia duduk disebelah Laras, bertanya: "Sedang mengkhawatirkan Gavin?"

Laras menarik nafas dalam, nadanya membawa sedikit keberanian, "Nenek, aku selalu mengkhawatirkannya setiap dia keluar dari rumah, aku tidak apa-apa, sudah terbiasa."

Nenek menepuk punggung tangannya, dengan jujur berkata: "Aku juga, aku sudah khawatir sepanjang hidupku......Bagaimana luka Gavin?"

"Sudah tidak apa-apa, aku setiap kali melihatnya mengganti obat, lukanya sudah menyatu, dalamnya sudah tumbuh daging."

"Baguslah kalau begitum awalnya mengira begitu pelatihan militer nyata ini selesai bisa istirahat sebentar, tidak sangka begitu cepat sudah ada kejadian lagi."

Lubuk hati Laras paling dalam terus takut dengan Jenny, setiap kali menanyakan Jenny kepada Gavin, Gavin tidak mau banyak menjawab, sekarang kelopak matanya terus berdenyut, sungguh tidak bisa tenang, jadi dia mencari tau tentang Jenny dari nenek.

"Nek, apakah nenek mengerti Jenny?"

Nenek menghela nafas berat, sangat menyayangkan, "Hais, anak ini sudah berubah."

"Nenek, aku takut dia akan melukai Gavin."

"Heh, hanya kemampuannya itu tidak akan bisa melukai Gavin, pantas saja Gavin selalu tidak suka padanya, begitu dipikir kami hampir saja memancing serigala masuk ke rumah benar-benar menakutkan. Jujur saja, dulu aku lumayan suka dengannya, dia kuat, tangguh, dan keras, benar-benar Gavin versi wanita, siapa sangka sekarang dia malah membuat kesalahan besar, sangat disayangkan."

Laras dengan pelan berkata: "Wanita kalau sudah kejam tidak lebih lemah dari pria, dia selalu mengejar Gavin dengan susah payah, terakhir juga tidak bisa mendapatkannya, aku benar-benar mengkhawatirkan Gavin."

Di saat ini, sirine polisi dirumah berbunyi, sirine yang begitu keras menggemparkan seluruh orang di villa.

"Kenapa?"

"Apa yang terjadi?"

"Ada apa?"

Laras dan nenek juga terkejut, bagaimana juga nenek sudah tua, ditakuti seperti ini, kakinya melemas, terduduk disofa tidak bisa berdiri.

Laras sambil memeluk nenek, sambil memutar kepalanya melihat keluar jendela, melihat semua penjaga di halaman tiba-tiba bergerak, semuanya sedang melihat kearah yang sama.

Tapi, dia tidak bisa melihatnya.

Disaat yang sama, bayangan yang familiar masuk dari luar pintu, "Kakak ipar, nyonya tua, jangan takut, didalam rumah tidak ada masalah."

Orang yang datang adalah Yuni yang sudah lama menghilang.

Dulu Yuni karena dia mendapatkan hukuman, dia menyalahkan dirinya sangat lama, sekarang bisa melihat Yuni lagi, Laras sangat senang walaupun juga bingung.

"Yuni, ada apa diluar?"

"Ada pembunuh menerobos kediaman, untung saja sempat ketahuan oleh penjaga."

"Pembunuh?"

"Pembunuh?" Laras dan nenek terkejut, dalam waktu yang sama mengatakannya, sangat tidak bisa dibayangkan.

Waktu berbicara, terdengar suara tembakan sangat besar yang memekikkan gendang telinga, kaca jendela tiba-tiba pecah, pelurunya mengenai vas bunga yang ada disebelah sofa.

Suara pecahan kaca berjampur dengan teriakan semua orang, keadaan sangat kacau.

Laras masih belum tersadar dari suara tembakan, Yuni langsung mendorongnya, "Kakak ipar, bersembunyi."

Tembakan lagi, menembus sofa mengenai layar televisi.

Semua orang snagat terkejut, menunduk dibawah lantai, tidak berani mengangkat kepala, juga tidak berani bersuara.

Nenek sudah tua, ditakuti seperti ini, jantungnya mana sanggup.

"Nenek, jangan takut, tunduk, tunduk."

Laras langsung bergerak dan menarik nenek, menarik nenek dari sofa keatas karpet.

Laras terus memeluk nenek, kedua orang itu terkejut sampai gemetaran.

Lebih cepat dari berbicara, seorang pria bertopeng bergegas masuk masuk dari jendela yang pecah, langsung berlari kearah target----Laras.

Tapi, Yuni si penjaga samaran ini bukan pajangan, langsung menembak kearah pria bertopeng itu.

Suara tembakan Yuni terdengar, tapi pelurunya melesat, namun menghempaskan pistol ditangannya.

Begitu pria bertopeng itu melihat langsung tau kalau dia mendapatkan pelatihan profesional, mengangkat kakinya menendang tangan Yuni, membuat Yuni juga kehilangan pistolnya.

Yuni dengan tangan kosong melawan musuh, tapi bagaimana juga dia seorang wanita, sedangkan musuh seorang pria, sisi perlawanan nyata, dia tentu saja tidak bisa menang dari musuh.

Setelah beberapa trik, hidungnya tertinju, lalu dengan keras jatuh keatas lantai.

"Yuni......" Laras merasa jantungnya sudah sampai ke tenggorokan.

Pria bertopeng itu tiba-tiba berbalik, langsung menyerang Laras, Laras menghindar dengan gesit, dan juga mendorong nenek, "Nenek, cepat lari, Ergh......"

Dia merasa belakang lehernya sangat sangat tercekik, lehernya dicekik pria bertopeng itu dari belakang, badannya langsung terangkat dari atas lantai.

"Ah, lepaskan aku!!" Laras menendang kakinya kebelakang, tapi dia sadar, tendangan pelannya itu bagi kekuatan besar yang dibelakangnya itu, seperti telur melawan batu.

"Ah......" Dia merasa belakang lehernya semakin tercekik, semakin sakit, dia merasa tulang belakang lehernya sudah mau dicekik sampai patah.

Saat ini, penjaga dari luar akhirnya masuk.

Tadi dihalaman menyadari kalau ada orang luar menerobos masuk, mereka memeriksa seluruh halaman, sampai waktu mereka mendengar suara tembakan, mendengar teriakan minta tolong, baru terkejut rupanya penjahat sudah masuk kedalam ruang tamu.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu