Cinta Pada Istri Urakan - Bab 625 Belum Tentu Hanya Dia Satu-Satunya

Tidak diragukan, Dao Minghe dan Suli tidak peduli dari segi penampilan luar atau dari watak, semua sangat serasi.

Jika tidak, juga tidak akan bekerja sama berperan sebagai sepasang kekasih sebanyak dua kali.

Dan dalam waktu bersamaan, Aaron sedang berada dalam ruang pameran Rumah Layar, sedang menyaksikan upacara pembukaan dari acara karpet merah bersama para staf.

Suli berjalan keluar dari Rumah Layar, hampir sama seperti putri kandung dari Rumah Layar, di saat Suli “Terpuruk” dalam rentang waktu itu, semua orang merasa cemas untuknya, terutama Mei Mei, beberapa kali pergi membujuknya untuk kembali.

Di Rumah Layar, selamanya akan ada tempat untuk Suli.

Mei Mei melihat adegan yang ada dalam layar, sangat terhibur, “Suli adalah anak kesayangan tuhan, siapa pun jangan berharap bisa memblokir jalannya, asalkan memberinya kesempatan, dia akan menjadi populer.”

“Benar, Suli cantik sekali, gaun bintang galaksi ini dipakaikan ke tubuhnya langsung memancarkan keunikannya.

“Gaun ini adalah gaun kelas atas Dior, tidak untuk dijual, bukan orang biasa yang dapat meminjamnya, bagaimana Suli bisa dapat?”

“Kemungkinan besar dibantu Dao Minghe, perintah pemblokiran Suli masih belum dicabut, hanya aktor papan atas seperti Dao Minghe, baru berani membawa Suli keluar.”

“Benar, lihat pembawa acara wanita itu, terus mewawancarai Dao Minghe, mengabaikan Suli yang ada di sebelahnya.”

“Suli tidak perlu diperhatikan olehnya, asal Suli berdiri di sana, dan sedikit tersenyum, sudah cukup manis dan imut, seorang diri sudah bisa bersinar terang.”

Mendadak ada orang yang berkata: “Kak Mei Mei, siapa yang sudah memerintahkan pemblokiran itu dalam lingkaran ini? Bukankah ini sudah jelas sekali mau menutup semua perjalanan karir Suli.”

“Masih belum tahu, orang itu bersembunyi dengan baik, begitu kejam, juga tidak tahu Suli sudah menyinggung siapa.”

“Apakah mungkin Wildhan Hirawan?”

Mei Mei menggeleng, “Awalnya aku juga mengira Wildhan Hirawan, tapi setelah Wildhan Hirawan sadar dari mabuk dia merasa dirinya sangat memalukan, membeli tiket pesawat langsung terbang keluar negeri, dan Wildhan Hirawan hanya seorang pengusaha, paling hanya seorang investor, untuk apa dia memblokir seorang artis.”

Layar dalam ruang pameran adalah sebuah tirai layar proyektor yang sangat besar, langsung proyeksi ke atas sana, diperbesar sampai berkali-kali lipat.

Walaupun begitu, paras wajah dan postur tubuh Suli, tetap sangat sempurna.

Aaron duduk diam di barisan paling belakang, masalah yang sedang dibahas para staf di depan, dia tidak peduli sedikitpun, matanya menatap lurus ke Suli yang ada dalam gambar, dia memang sangat serasi dengan Dao Minghe yang ada disebelahnya, saking serasinya membuat orang merasa iri.

Tiba-tiba, dia langsung berdiri, tidak mengatakan apa-apa, berbalik dan pergi.

“Bos, bos?”

“Kalian tidak perlu mempedulikanku!” Aaron mengulurkan tangan melambai ke belakang, agak kesal dan selesai mengatakannya, langsung pergi.

Semua melihat situasi, juga tidak berani banyak bicara secara pribadi, lebih tidak berani mengejar dan menghentikannya, orang bodoh juga bisa mendengarnya suasana hati bos tidak baik.

Kota menjelang malam, cahaya lampu dimana-mana, penuh dengan kehidupan mewah dan menggairahkan, kota Jakarta adalah kota yang dimana-mana penuh emas, tapi hanya orang berbakat yang memiliki kemampuan baru bisa mendapatkan emas, orang yang tidak memiliki kemampuan hanya bisa membawa kembali kotorannya.

Aaron mengemudikan mobil di jalanan lurus ke depan, Suli baik atau tidak baik, dia merasa menderita, hidup Suli tidak baik, dia merasa sedih, tapi jika dia hidup dengan baik dan tidak membutuhkannya lagi, semakin membuat dia tertekan.

Sebelum hari ini, dia masih berharap, mungkin setelah dia merasakan semua manis dan pahitnya lingkaran ini, setelah dia kehilangan popularitasnya yang terakhir, maka dia akan kembali ke Rumah Layar, jadi saat perintah pemblokiran itu diturunkan dia juga tidak menanganinya, ketika Mei Mei mengatakan bahwa para spammer itu sedang menfitnahnya secara menggila, dia juga memaksakan dirinya untuk tidak peduli.

Tapi hari ini, ketika melihat Suli memakai gaun Dior kelas atas dan perlahan berjalan di atas karpet merah dalam bantuan dan perlindungan Dao Minghe, akhirnya dia tahu, orang yang bisa melindunginya belum tentu hanya dia satu-satunya.

Untuk itu, dia tidak bisa tenang lagi, dan dia tidak bisa tidak acuh tak acuh lagi.

Sepanjang jalan mobil berpacu sampai di bawah rumah Suli, pada saat ini dia pasti tidak ada di rumah, tapi, dia pasti akan pulang.

Aaron mematikan mesin, turun dari mobil, menunggunya di tempat.

Malam semakin larut, embun semakin tebal, dia merasakan sudah melewatinya berabad-abad, puntung rokok di bawah kaki sudah menumpuk tinggi.

Mendadak, ada nyala lampu di depan, dia menoleh untuk melihatnya, cahaya kuat dari lampu yang jauh menyilaukan kedua matanya hingga sakit.

Mobil berputar, dan berhenti, orang yang pertama turun adalah Dao Minghe.

Dao Minghe bergegas menuju tempat duduk samping pengemudi, membuka pintu mobil, pria yang gentle membantu orang yang ada di dalam menahan atas kepalanya, “Hati-hati kepala jangan terbentur.”

Suli tersenyum, memegang ujung gaunnya turun dari mobil.

Aaron berdiri di tempat gelap, secara kebetulan melihat pemandangan ini, hanya melihat mereka berdiri saling berhadapan di bawah lampu jalanan, satu tampan dan gagah, yang satu berparas cantik dan ramping, saling bertatapan, ekspresi penuh perhatian dan kehangatan.

Dia langsung meremas puntung rokok yang ada di tangan, terlihat galak dengan kuat melemparkan puntung rokok ke tanah.

“Hari ini sungguh berterima kasih padamu, gaun akan aku antarkan ke sana setelah di laundry.” Dalam hati Suli sangat senang, perasaan seperti ini sudah lama tidak dirasakan.

Sudah larut malam, tiupan angin malam terasa agak dingin, Dao Minghe tidak mengatakan apapun, melepaskan jas mantelnya.

Suli mundur selangkah menolaknya secara halus, “Pakai saja, agak dingin.” Dao Minghe sangat berkuasa mengenakan mantel ke tubuhnya, juga berkata, “Sudah terlalu malam, aku antar kamu ke atas saja, jika tidak aku tidak tenang.”

“Sungguh tidak perlu begitu repot, antar sampai di sini sudah cukup, kamu juga mengatakan hari ini sudah larut malam, lebih baik kamu cepat kembali untuk istirahat.” Suli menundukkan kepala melihat-lihat jas mantelnya, “Nanti sekalian dengan mantelmu, aku antar bersama ke sana.”

“Suli......sebenarnya tidak perlu terlalu buru-buru, jangan menganggap aku orang asing, kita adalah teman.”

“Aku tahu, karena kita adalah teman maka tidak boleh membuatmu terlibat, akhir-akhir ini aku tidak terlalu baik, kamu mengetahuinya.”

Dao Minghe sangat setia teman berkata: “Lalu ada apa dengan itu, kehidupan pasti ada naik turunnya, mana ada orang yang seumur hidup selalu lancar, teman sejati bisa menemanimu melewati kesulitan.”

Suli tersenyum, senyumannya sangat cantik, bahkan tidak kehilangan warna walau berada di bawah sinar rembulan dan bintang.

“Suli, jika kamu tidak memiliki rencana yang baik, bagaimana kalau memahami lebih banyak tentang studioku?”

“Eng?”

“Bukannya aku memuji diri sendiri, studioku berkembang cukup baik, tidak pernah sembarangan tkamu tangan kontrak dengan orang, tapi begitu sudah tkamu tangan kontrak pasti akan bertanggung jawab hingga akhir, apakah kamu mau mempertimbangkannya?”

Dalam hati Suli terasa hangat, Dao Minghe bagai melemparkan sebatang ranting zaitun ke arahnya, tidak peduli apakah berasal dari dukungan seorang teman atau karena apa, bagi dia semua ini adalah sebuah kepastian.

Dao Minghe melihat dia tidak merespon, memberi saran lagi: “Jika kamu merasa bakat tidak dapat dikembangkan sepenuhnya, sekarang banyak artis yang sudah memiliki studio sendiri, lebih baik bekerja untuk diri sendiri daripada bekerja untuk orang lain, menurut kamu?”

Suli berkata dengan tulus: “Terima kasih banyak, sebenarnya ambisiku tidak sebesar itu, aku murni hanya suka dengan akting, bisa membawakan berapa banyak brand ambassador, seberapa populer, berapa harganya, bisa menghasilkan berapa banyak uang, aku tidak terlalu peduli.”

“Aku tahu kamu, teman lama selama bertahun-tahun, apakah aku masih tidak tahu denganmu, jadi bagaimana kalau suruh manager kamu tanda tangan kontrak denganku, aku yang akan bantu kamu rencanakan jalan ke depannya.”

“Ini......aku......”

“Tidak apa-apa, kamu pikirkan dulu baik-baik, kapan selesai memikirkannya baru memberiku jawaban, tidak perlu terburu-buru.”

“Baik, terima kasih, sudah larut malam, kamu pulang saja”

Dao Minghe memberi isyarat tangan menelpon, “Baik, kalau begitu sampai jumpa, kita bisa saling menghubungi setiap saat.”

“Eng.”

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu