Cinta Pada Istri Urakan - Bab 253 Pria Yang Cemburu

Begitu Jino dan Fanny memasuki area hiburan di aula samping, mereka melihat bahwa orang-orang di dalam tertawa terbahak-bahak.

Sonny: “Pria ini lebih lurus dari baja, dia bahkan tidak bisa dibelokkan. Hahahaha”

***(lurus=hidupnya lurus, tidak aneh-aneh)***

Weiner: "bunga harum ingin dimasukkan ke atas kotoran sapi, tapi kotoran sapinya terlalu keras, tidak bisa dimasukkan."

Orang-orang tertawa terbahak-bahak.

Jino sangat malu. Untungnya, kulitnya kecoklatan. Kalau tidak, semua orang akan menemukannya wajahnya memerah.

“Aku bukan pria yang lurus seperti baja,” dia berkata begitu seperti sedang panik.

"Apa, kamu tidak lurus ya?"

Ada lagi tawa.

Fanny tidak mengira tentara yang biasanya serius ini bisa sangat lucu.

Laras berlari keluar dan berkata, "Hei hei hei, jangan tertawa kalian. Jangan pedulikan tertawa mereka, Fanny. Ayo pergi dan abaikan mereka."

Di sofa di sebelah kolam renang, Laras dan Fanny masing-masing membawa segelas jus dan berbicara sambil minum.

"Hei, ini cukup misterius. Aku bahkan tidak tahu. Cepat katakan padaku, bagaimana perkembanganmu sekarang?"

"perkembangan apaan, tidak ada perkembangan apapun ya."

"Pembohong, Tifanny, pembohong akan jadi gendut, tahukah kamu?"

"... Aku tidak menipu kamu!" Mengutuk orang gendut menjadi gendut, bukankah hati nuranimu sudah terluka?

"Bagaimana menurutmu?"

"Apa yang bisa kupikirkan? Aku naksir dia, dia belum tentu naksir aku."

Jino memasuki tim khusus serigala di usia muda.Ia juga pemimpin tim dan tulang punggung yang sangat diperlukan tim khusus.

Seperti Gavin, ia dilahirkan dalam keluarga militer. Ia muda, tampan, berani, dan banyak akal, dan ia dihargai oleh Gavin. Masa depannya cerah.

Anak laki-laki seperti dia telah lama disukai oleh para pemimpin dengan anak perempuan di kemiliteran.

Gadis-gadis dari latar belakang keluarga yang sama, usia dan semua aspek dari kondisi yang sama, sesuai untuk dia pilih.

Di depan anak yang sempurna begini, Fanny sangat minder.

"Laras, aku memutuskan, aku harus menurunkan berat badan."

"..." Kamu sudah mengatakan itu ratusan kali.

"Kamu mengawasiku. Pada akhir tahun ini, targetku kurus sampai 45 kg."

"..." Laras menatapnya dengan heran dan bertanya dengan tidak percaya, "kamu yakin?"

Fanny mengangguk, "Ya."

"Kalau begitu semangat."

Setelah beberapa saat, Rendra dan Manda datang. Manda menemui Anis dan bertanya tentang kondisi Maira.

Anis juga siap untuk membantu, dan berjanji untuk pergi ke rumah sakit.

Di musim panas, air kolam sangat sejuk, dan para lelaki tidak bisa tahan untuk masuk ke air satu per satu.

Mereka terlahir sebagai prajurit khusus, tubuhnya tidak perlu dikatakan, sekilas penuh dengan otot dan tidak ada lemak.

Kulit gandum yang sehat, postur yang kuat, berenang di kolam renang, bebas dari ombak.

Laras dan Fanny terpana, mereka tidak bisa mengedipkan mata mereka.

Tiba-tiba, Gavin muncul di belakang Laras, menutupi matanya langsung dengan telapak tangannya yang besar, dan berkata dengan tidak puas, "Lihat apa sampai begitu terpesona, bahkan tidak bisa mendengar aku sedang panggil kamu?"

Laras meraih tangannya dan bertanya, "ah? Ada apa?"

Gavin mengetuk dahinya dan berkata, "barusan Manda dan Rendra ada di sini. Aku lebih baik pergi ke rumah sakit bersama mereka untuk melihat Maira."

"Oh, oh,oh , bagus. Ada dokter Anis, kak Maira pasti baik-baik saja."

Setelah itu, Laras diam-diam membidik kolam renang lagi, ternyata sangat menyenangkan melihat orang-orang tampan bermain di air.

Gavin meletakkan telapak tangan besar di atas kepalanya dan memutarkan kepalanya dengan tangan, "Aku belum selesai."

"Ah? Katakan."

"Aku pikir kamu tidak sungguh memperhatikan."

“Aku,aku, aku sangat-sangat memperhatikan.” Ekspresi matanya ke kolam renang mengkhianati hatinya.

Gavin melihatnya, meraih kedua bahunya dan mengangkatnya dari sofa seperti ayam.

"hei hei hei, pergi kemana? Abang ... Paman ... Kakek ... kakek buyut ... kamu punya masalah katakan baik-baik saja, mulut yang gerak jangan tangan,hei hei ..."

Di hadapan publik, Laras dipepet hidup-hidup di sudut, terpisah jauh dari area kolam renang.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Masih mau lihat?" Gavin berbisik.

"Lihat lihat kenapa?"

"Tidak diijinkan melihat!"

Laras akhirnya menyadari bahwa dia benar-benar marah. Dia mendongak dan bertanya, "mengapa?”

"Lihatlah matamu. Apakah kamu pikir kamu masih seorang gadis? Kamu sudah menikah. Kamu seorang wanita yang sudah menikah. Jangan jatuh cinta dengan pria lain."

Laras mengerutkan bibir dan mengerutkan kening, dan menjawab dengan tidak puas, "ada apa? Mereka muncul di mataku, dan aku tidak diijinkan untuk melihatnya? Lalu kamu melihat Fanny dan Manda. Gavin, mengapa kamu begitu close-minded?"

"..." Gavin terdiam.

"Selain itu, mereka semua tamu. Susah-susah untuk datang ke rumah kita. Masa aku tidak boleh memperlihatkan kesopanan? Mataku juga tidak buta. Ada yang terlihat tentu saja melihat."

"Nah, intinya kenapa kamu sampai melihat seperti itu?"

"Kalau begitu kamu yang masih melihatku seperti itu. Ini namanya boleh menyalakan api tapi tidak boleh pakai lampu. Apa kamu begitu mau masuk surga, Gavin?"

***(boleh menyalakan api tidak boleh pakai lampu = mempersulit diri sendiri)***

"... Hei, aku cuma bilang satu kalimat, kamu kenapa panjang sekali?"

"Kalau ada keadilan, kamu bisa kemana saja, tanpa itu, melangkah saja sulit!"

"..." Pada pertengkaran itu, Gavin bersedia untuk tunduk pada arah angin, "Oke oke, kamu lihat lihat mereka, aku boleh cemburu kan?”

Laras tersenyum tanpa sadar, melompat, mengaitkan lengannya ke lehernya, dan mencium pipinya. "Jadi ternyata karena Jenderalku yang dihormati ini cemburu ya?....Ini bukannya semua semua ada disini,aku juga cuma lihat-lihat, tunggu malam, aku cuma lihat kamu seorang "

Dia cemberut dan memukul pria itu, lalu berkedip, lalu sedikit tenang, dan berkata, "jangan marah begitu lah, aku rasa mereka tidak ada satupun yang bisa dibandingkan denganmu, kamu yang paling hebat."

Perkataan ini berhasil, dan wajah Gavin berubah banyak.

Laras menghela nafas diam-diam, Suamiku benar-benar childish.

Gavin memperingatkan dengan sungguh-sungguh, "lihat nanti, tapi tolong perbaiki sikapmu."

"Ya ya ya."

"Selalu ingat bahwa kamu adalah wanita dewasa yang sudah menikah."

"..." Laras menyipitkan matanya. "Boleh bilang wanita muda yang sudah menikah?"

"Wanita! Dewasa!"

Laras berbalik dan berkata, "tidak pedulikan kamu lagi, huh."

Gavin menguncinya dengan lengan panjang dan menekannya ke dinding.

"Kamu sedang minta dipuaskan? Ehn ..."

Gavin tidak memberinya kesempatan untuk terus ribut dan meronta, langsung mencium dan menutup bibirnya.

Di sisi lain, Fanny, yang sendirian, sangat malu untuk duduk di sana.Gadis gemuk adalah orang yang paling takut berenang.Tuan Laras juga tidak memberitahunya bahwa ada juga aktivitas berenang.

Jino tiba-tiba melompat keluar dari air, mengangkat air dan melemparkannya ke arahnya, "Hai, bisakah kamu berenang?"

Fanny menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa."

"Ha ha ha, bebek darat."

"..." sungguh tidak tahu apa yang lucu.

"Ada kesempatan, aku bisa mengajarimu cara berenang."

Otak Fanny tiba-tiba mengalami korslet. Apa, apa, ajari aku cara berenang? Krik,krik,krik, sangat disayangkan!

"Tidak mau? Jika tidak mau lupakan.” Jino menyelam ke air dan berenang pergi.

"Ah ..." Fanny, itu sayang sekali, kenapa kamu ragu-ragu, otak babi?

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu