Cinta Pada Istri Urakan - Bab 44 Data Dikunci (2)

“……”

Sekitar pukul 6:00 malam, begitu Gavin mengaktifkan HP dia langsung menerima telepon dari pihak kepolisian, dia sudah mendengar laporan dari Damar, jadi tidak mengherankan.

“Halo?”

“Halo, Jenderal Gavin, maaf mengganggu waktu istirahat Anda, aku dari Kantor Polisi Distrik XX, aku Petugas Polisi Boru Pakpahan.” Sikapnya baik sama seperti seorang perempuan.

“Ada apa.”

Jawaban singkat Gavin membuat Boru lebih gugup, dia mengambil napas dalam-dalam dan berkata：“Akhir-akhir ini Universitas Pelita Harapan terjadi kasus menghilangnya orang, yang melibatkan mahasiswi yang bernama Laras, kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan tentang hal ini kepada Anda.”

“Baik.”

“Apa hubungan anda dengan mahasiswi Laras?”

“Suami istri.”

Mendengar dengan telinga sendiri dari orang yang bersangkutan, Boru dan petugas kepolisian lainnya sangat terkejut, “Menurut ingatan Laras, tanggal 7 sore dia meninggalkan sekolah dan pergi bersama dengan Christian, lalu dia bertemu dengan anda di tengah jalan, lalu anda membawa Laras pergi benarkah?”

“Iya.”

“Terus selanjutnya apa kamu terus bersama dengan Laras?”

“Setelah kami sampai dirumah aku kembali lagi ke markas, dan dia terus dirumah.”

“Yang artinya anda dan Laras tidak terus bersama, dia mungkin pergi setelah kamu meninggalkan rumah.”

“Tidak, dia terus dirumah, kalau dia keluar rumah akan ada orang yang memberitahuku.”

“Baiklah, aku mengerti, dan tidak ada pertanyaan lagi, terima kasih Jenderal Gavin.”

Panggilan telepon ini berakhir begitu saja, tak menyangka Gavin sekali lagi mengatakan: “Kasus orang menghilang orang secara resmi diambil oleh Tim Khusus Serigala, pihak kepolisian harus membantu penyelidikan.”

“Ah?”Boru tertegun, menatap ragu pada Kapten Romli, Romli menggelengkan kepalanya menunjukkan dia juga tidak tahu.

“Akan ada orang yang ke kantor polisi, aku disini masih ada urusan, ya sudah begitu saja, sampai jumpa.”

Setelah mengucapkan kata terakhir dengan serius dan sopan, Gavin menutup telepon, Boru dan petugas kepolisian lainnya masih dalam keadaan bingung.

“Jenderal Gavin apa maksudnya ini?”

“Tim Serigala mau menerima kasus ini, akan ada orang yang kesana.”

Satu telepon tiga pertanyaan, membuat kasus ini hilang, ini kenapa?

Boru menepuk pahanya dan berkata: “Sudah kubilang ini bukan kasus sederhana, pasti ada misteri besar di dalamnya.”

——

Kota Jakarta, Markas Besar Serigala.

Di malam yang gelap, ada helikopter berputar di udara, dan Tim serigala yang dipimpin oleh Gavin turun dari helikopter.

Wajah Gavin yang tanpa ekspresi dan dengan tatapan matanya yang cuek, diikuti oleh Jino, Sonny, Weiner, Jordan dan beberapa orang lainnya.

Misi kali ini termasuk berhasil, menewaskan tiga dalang pembunuhan, menangkap lusinan penyelundupan obatg bius, menyita sejumlah narkoba, brigade anti-narkoba sangat puas, dan pimpinan tinggi juga sangat puas.

Tapi, Gavin tidak puas, dia tidak berhasil menangkap ‘Paman Keempat’, tokoh yang paling berpengaruh di balik kasus.

Sepanjang jalan kembali ke kantor dia diam, Gavin pertama kali mengeluarkan perintah, “Jino, aku tidak peduli apa yang kamu lakukan, harus bisa menemukan jejak ‘Paman Keempat’, segera pergi.”

Hati Jino ada keraguan. “Atasan, kita sudah menghancurkan markas lamanya, menangkap anak buahnya, dan ‘Paman Keempat’ lompat ke laut, kami sudah survei, peluangnya untuk bertahan hidup sangat kecil.”

“Kamu terlalu meremehkan ‘Paman Keempat’, kalau tidak melihat mayatnya, jangan langsung mengambil kesimpulan, meskipun itu hanya satu persen kemungkinan, kamu tetap harus mencarinya.”

“Tapi atasan, meskipun ‘Paman Keempat’ masih hidup terus kenapa, markas lamanya sudah tidak ada.”

“Apa kamu tidak mengerti artinya kemungkinan?” ketika Gavin tidak marah dia sangat serius, saat marah sangat mengerikan, “Jangan meragukan penilaianku, kalau kamu masih ingin tetap tinggal di tim serigala.”

“……”Wajah Jino tampak diam, dan tidak berani mengatakan apa-apa lagi, dia mengangkat tangannya dan memberi hormat militer. “Ya, aku akan segera melaksanakannya.”