Cinta Pada Istri Urakan - Bab 300 Tidak Boleh Ada Orang Yang Memfitnah Keluarga Pradipta

Perkataan Anya ini membuat Nana langsung menundukkan kepalanya.

Orang lain mengira dia tidak sehat, tapi Gavin langsung bisa menemukan petunjuk.

Dia tidak hanya bisa menyelidiki kasus, tapi juga mahir dalam psikologi kriminal, pergerakan kecil Nana ini menunjukkan ketidak tenangan hatinya sekarang ini dan rasa bersalah yang tersembunyi.

Dia melihat lengan Anya dengan teliti.

Untungya mereka sudah memakai jaket, tidak begitu mengganggu mata, kalau tidak dia benar-benar tidak tau mau lihat kemana.

"Nona Anya, kamu bilang istriku yang mendorongmu, kalau boleh tau, dia mendorong bagian mana?"

Nada bicara Gavin lebih mudah mendekati orang dibandingkan auranya, orang keluarga Bai dan kepala polisi Ma diam-diam menghela nafas.

Anya mengingat-ingat beberapa detik, mengangkat lengan kirinya, dengan tangan kanannya menunjuk, "Disini, dibagian siku."

Begitu Nyonya Kim melihat, dengan histeris berkata, "Aduh, ada goresan luka juga......" Dia dengan berhati-hati melirik kearah Laras, "Masih ngotot bilang tidak ada dorong, bukannya ini membuktikan ada yang mendorong putriku?"

Gavin maju selangkah, melihat dengan jelas daerah siku kiri Anya, lalu dengan diam melihat kuku tangan kiri Nana.

Lalu dia menarik tangan Laras, memegang sepasang tangannya dengan teliti memeriksa 10 jari kukunya, setiap jarinya dia pegang sekali.

Laras sampai malu, sudah dalam keadaan seperti ini dia masih bermesraan dengannya.

Orang lain juga mengira demikian, tidak disangka petinggil militer yang dominan dan dingin di rumornya, begitu memanjakan istri, didepan umum pun tidak menutupi pemanjaan dan keterikatan terhadap istrinya.

Kemesraan ini, datang terlalu tiba-tiba.

Gavin tersenyum padanya, senyum ini membuat Laras merasa tenang.

Selanjutnya, saatnya Gavin beraksi, judulnya adalah----Aku cinta istriku.

"Nona Anya, kamu bilang siku kirimu didorong lalu membuatmu terjatuh, benar?"

Anya mengangguk.

"Aku percaya kamu mengatakan yang sebenarnya, karena sikumu ada goresan luka, dan juga foundation dikulitmu tergores segaris."

"......" Mata Anya menatap lurus, walaupun menggunakan foundation dibadan sangat normal, tapi diekspos oleh Gavin seperti ini juga sangat memalukan.

Dia mendengar orang sebelah diam-diam tertawa, "Rupanya kulit putihnya karena pakai foundation."

"Tadi aku tanya, dia masih bilang kalau kulitnya putih alami, tidak perlu foundation, sekarang sedang menampar wajah sendiri lho."

Dalam sekejap wajah Anya berubah merah.

Gavin berkata lagi: "Walaupun luka ini tidak ada bekas darah, tapi sangat jelas tergores oleh kuku."

Dia mengangkat tangan Laras, membiarkan tangan kecil Laras terbuka diatas telapak tangannya yang besar, "Jari kuku istriku sangat bersih, tidak ada sedikitpun foundation atau zat sejenisnya."

Sekarang Nana sudah mengerti maksud Gavin, diam-diam menurunkan tangan kirinya, menarik mantelnya dan menggosok jarinya.

"Tidak perlu kamu hapus lagi," Gavin memutar kepalanya melihat Nana yang duduk diatas kursi, "Walaupun kamu membersihkan foundation dikukumu, juga tidak akan menghilangkan foundation dilapisan kukumu, dan juga barang semacam foundation ini didalamnya mengandung minyak, walaupun dihapus bersih, minyak akan terserap dikulit selama beberapa hari, asal menggunakan mikroskop akan langsung nampak."

Nana: "......"

Anya: "Nana, kamu......"

Semua orang: "......" Benar-benar drama yang satu menit pun tak boleh dilewatkan.

Ditunjuk langsung didepan semua orang, Nana tidak berani menggosok tangannya, dia melihat tatapan curiga dan tertegun semua orang, dia mulai berdalih, "Apa? Kamu bilang apa?......Aku tidak mengerti......Jendral Pradipta, anda tidak boleh menjebak orang lain demi melindungi istrimu."

Gavin tertawa ringan, dia tidak heran dengan bantahannya, "Sebenarnya siapa yang menjebak siapa, kupikir Kepala Hanib akan memeriksa bukti, aku bersedia menerima segala hasil yang adil."

"Adil? He......" Nana tersenyum dingin, " Anda begitu berkuasa, saya hanya seekor semut, kamu mau membunuhku begitu mudah, aku bahkan tidak mampu menyangkal."

Begitu Nana berkata seperti ini, semua orang mulai berbisik-bisik.

Tentunya semua orang tidak berani menyinggung orang keluarga Pradipta, tapi semua orang tau dengan jelas salah dan benar, apa yang dikatakan Nana bukannya tidak masuk akal juga.

Pihak lemah biasanya akan mendapatkan rasa simpati lebih banyak.

Di hadapan orang begitu kuat seperti Gavin, Nana benar-benar sangat kecil.

Melihat semua orang memandang Gavin dengan curiga, Laras sangat marah, dengan menggebu-gebu berkata: "Nona Nana, tolong perhatikan kata-kata anda, berkuasa apanya? Di dunia masyarakat tidak ada yang lebih berkuasa, kapan orang keluarga Pradipta menggunakan kekuasaan mereka untuk melukai orang lain? Dan juga pencapaian keluarga Pradipta hari ini datang dari nyawa dari beberapa generasi, penghargaan mereka dapat dari pengorbanan mereka untuk negara, kamu berkata seperti ini, bukankah sedang memfitnah keluarga Pradipta?!"

"......" Nana ketakutan sampai gemetaran, dia mana berani memfitnah keluarga Pradipta.

Kata-kata Laras yang nyaring dan kuat ini membuat darah Gavin dan Aaron mendidih.

Benar, status keluarga Pradipta hari ini bukan datang tanpa alasan, ada sangat banyak kontribusi dan pengorbanan yang tidak bisa dijelaskan.

Waktu Laras sendiri dimarahi saja tidak segebu-gebu ini, tapi saat Gavin dicurigai dia langsung marah.

Dia tidak mengizinkan ada orang yang memfitnah keluarga Pradipta, mencurigai Gavin.

Karena, dia dengan matanya sendiri melihat seperti apa pengorbanan mereka untuk negara.

Gavin tanpa sadar menggenggam erat tangan Laras, menggunakan pandangan kagum melihatnya.

Istrinya dari dulu seperti ini.

Aaron benar-benar tidak bisa tahan melihat mereka berdua, sudah seperti ini masih bisa mesra-mesraan, bisa tidak sedikit menjaga perasaan yang single ini?

"Ekhem, kakak ipar kedua, bagus sekali." Dia mengacungkan jempolnya kepada Laras.

Nana menarik tangan Anya, "Anya, kamu merasa apa aku akan sengaja mendorongmu? Membuatmu terjatuh?" Selama tidak ada bukti, dia tidak akan mengaku.

Anya menggelengkan kepala, dia juga sangat bingung, Nana adalah temannya dari kecil, mereka sama-sama sekolah, sama-sama keluar negri, sama-sama menari balet, besok juga mau tampil bersama.

Dia tidak percaya kalau Nana akan melukainya.

Ketika sedang buntu, asisten dan anggota polisi berlari kemari dengan tergesa-gesa.

Anggota polisi membawa notebook, "Pak kepala, ada terekam, silahkan lihat."

Video yang terekam cctv diputar ditempat, karena jarak lumayan jauh, jadi gambaran tidak terlalu jernih, tetapi bisa membedakan mereka bertiga dengan sangat jelas.

Nana duduk disana dengan tidak percaya, tidak tau karena AC hotel terlalu dingin, atau karena ketakutan, sekujur tubuhnya bergetar.

Tidak lama, Laras muncul di dalam rekaman itu, dia keluar dari toilet.

Lalu, Anya dan Nana juga muncul di rekaman, mereka bergandengan tangan berjalan di koridor, pelan-pelan mendekat dengan Laras yang baru keluar dari toilet.

Dua wanita minum bir, berbicara dan tertawa dijalan, badannya juga oleng kesana kemari, langkah mereka sebentar berjalan sebentar berhenti, tampaknya sangat bersemangat.

Rekaman sangat jelas menunjukkan Laras sangat jelas menghidar sebelum mendekat dengan mereka, dia hampir menempel ke atas dinding.

Ketiganya bertemu, Laras bersandar menghadap ke dinding untuk menghindar dari mereka.

Dia bersandar menghadap ke dinding, membelakangi mereka, sedikitpun tidak menyentuh Anya.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu