Cinta Pada Istri Urakan - Bab 586 Suli Berbeda dengan Mereka

Aaron Pradipta segera tiba di rumah dan Aswina May sedang menunggunya di depan pintu. Diluar telah turun salju dan dia tidak bisa merasa lega jika dia tidak melihat putranya pulang dengan selamat.

“ ma, kamu... ”

Sebelum Aaron selesai berbicara, Aswina May langsung menyela pembicaraannya dan bertanya : “ Makankah kamu mengatakan bahwa kekasihmu adalah Fang Jingrong? Mengapa menjadi seorang aktris? ”

Aaron bertanya dengan heran : “ Siapa Fang Jingrong? ”

“ Putri dari Perusahaan Fang. Dasar, kamu yang telah memberitahuku bahwa kekasihmu adalah putri dari keluarga Fang. Dan sekarang kamu masih tidak mengakuinya? ”

“ ma, aku tidak mengenali Fang Jingrong. Kekasihku hanya Suli Fang! ”

Kesalahpahaman ini telah menjadi masalah besar.

Harapan Aswina May benar-benar jatuh, lalu dia berkata : “ Aku tidak setuju. Bahkan jika itu Fang Jingrong sekalipun, aku masih harus mempertimbangkannya. Dan Suli sama sekali tidak mungkin. ”

“ ma, mengapa kamu seperti ini? Sebenarnya kamu atau aku yang mencari pasangan? ”

“ Tetapi kamu juga tidak boleh mencari pasangan yang sembarangan. ”

“ Suli bukanlah orang yang sembarangan. ”

“ Di dalam dunia hiburan, orang baik dan orang buruk bercampur. Ada berapa banyak orang yang bersih di dalam sana? ”

“ Suli selalu dibawa olehku, dan akulah yang paling jelas seberapa bersih dirinya. ”

“ Nak, kamu telah terperangkap oleh wanita ini. Aku telah memberitahumu bahwa aku tidak setuju jika kamu mencari seorang aktris. Hanya boleh untuk bermain, tetapi jangan pernah berharap untuk menikahinya. ”

“ ma! ”

Melihat mama dan putranya bertengkar hebat, Alzali Pradipta segera memisahkan mereka dan berkata : “ Sudah sudah, jangan bertengkar malam-malam seperti ini. Bicarakan baik-baik. ”

Aswina May menarik lengan baju Alzali dan berkata : “ Katakan padanya, dia tidak boleh menikahi wanita dari dunia hiburan. ”

Wajah Alzali terlihat canggung. Sejujurnya, dia juga merasa bahwa Suli adalah anak yang baik, dan tidak boleh karena pekerjaannya menyangkal dirinya tidak baik. Tetapi, dia selalu mematuhi perkataan istrinya dan mengikutinya dalam segala hal. Dan pada saat ini, dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

Dia berkata : “ Aaron, dengarkan perkataan mamamu. Mungkinkah mamamu akan menyelakaimu? ”

Aaron dengan tegas menolak : “ Ayah, mama, aku selalu mengikuti jalan yang kalian rencanakan sejak kecil. Kalian memintaku untuk mengambil jurusan manajemen, dan aku memperlajarinya. Kalian memintaku untuk mengambil alih pekerjaan, aku juga melakukannya. Tetapi aku tidak bisa menuruti apa yang kalian inginkan saat ini. Dia adalah wanita yang paling aku cintai, dan perasaanku tidak mengijinkanku untuk melepaskannya. ”

“ Kamu... ” Aswina May sangat marah. Dia melakukan semua untuknya, tetapi sekarang dia mengatakan bahwa aktris itu adalah wanita yang paling dia cintai. Putranya yang sudah besar benar-benar tidak menuruti mamanya.

Mata Aswina May memerah dan dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Sejak kecil, Aaron selalu memiliki mulut yang manis yang membuatnya bahagia. Ini adalah pertama kalinya dia tidak menurutinya dan memberontak.

Karena dia adalah penggemar Suli, jadi dia telah melihat sebuah wawancara Suli. Suli telah kehilangan ayahnya ketika dia masih kecil, dan dia tumbuh dalam keluarga orang tua tunggal. Kondisinya sangat sulit, dan dia hanya berpendidikan sarjana di jurusan seni teater. Dia tidak memiliki keahlian khusus selain berakting.

Menurut Aswina May, kondisi Suli tidak memenuhi syarat untuk menjadi menantunya. Dia hanya seorang wanita yang ingin menaikkan status sosialnya.

“ Nak, jika Suli adalah gadis dari keluarga biasa, aku masih bisa mempertimbangkannya. Tetapi dia adalah seorang aktris wanita di dunia hiburan. Aku tidak setuju. ”

“ ma, dia berbeda dengan aktris lain yang kamu kenal. ”

“ Apa bedanya? Mereka berada di lingkaran yang sama. Semua orang tahu apa yang dia lakukan dan dia hanya terlihat polos dari tampangnya. ”

“ Kalau begitu, coba mama katakan, hal memalukan apa yang telah dilakukan Suli? ”

“ Dia saja bisa memenangkan hatimu, pasti dia sudah pernah pergi ke tempat tidurmu, bukan? ”

“... ”

Alzali dengan suara berbisik memperingatinya : “ Bicaralah dengan hati-hati. ”

Aswina May melampiaskan kemarahannya pada Alzali dan berkata : “ Diam kamu. Kamu tidak ada hak untuk berbicara. ”

Alzali merasa kesal, lalu dengan suara berbisik berkata : “ Kamu benar-benar sudah semakin tidak senonoh. ”

“ Sebenarnya aku yang tidak senonoh atau kamu yang keterlaluan. Apakah aku perlu memberitahu putramu bahwa kala itu kamu begitu terpesona dengan aktris itu sehingga kamu ingin meninggalkan istrimu? ”

Wajah Alzali memerah dan dia tidak bisa berkata apa-apa.

“ Jangan mengira bahwa aku akan melupakannya setelah waktu yang lama. Aku tidak akan pernah melupakan bagaimana kamu tergoda oleh aktris wanita itu sehingga kamu kehilangan akal sehatmu. Apakah kamu ingin putramu mengulangi kesalahanmu? ”

Alzali : “... ”

“ Betapa kotornya mereka, semua jenis aturan tersembunyi, sumber daya, dukungan dan selama mereka muncul di TV, mereka pasti akan melakukan hal yang memalukan. Aaron, jika kamu menikahi wanita seperti ini, dia pasti akan memperlakukanmu buruk.

Aaron kesal dan memberontak : “ ma, prasangkamu terhadap dunia ini sudah terlalu serius. Suli bukan seperti yang kamu pikirkan, dia selalu berada di bawah pimpinanku. Aku tidak pernah membiarkannya menghadiri acara pesta makan malam. Dia menyukai akting dan ini adalah pekerjaannya. Dia bukan wanita sembarang seperti yang kamu pikirkan! ”

“ Terlebih lagi, ” Dia melanjutkan : “ Aku tidak peduli ada masalah apa diantara kamu dan ayah, tetapi ini tidak ada hubungannya dengan Suli. Kamu jangan melampiaskannya pada diri Suli. ma, kalian adalah orang yang sangat penting dalam hidupku. Aku mohon, jangan menggunakan kata-kata menghina untuk menggambarkan Suli. ”

Aswina May marah dan kesal. Suami dan putranya adalah orang yang paling bisa dia andalkan di dalam hidupnya. Sekarang putranya sudah tidak mau mendengarkan nasihatnya, dia juga memikirkan pengkhianatan suaminya. Dia merasa sakit di dalam hatinya.

Aswina May memegang dadanya yang sakit dan dia sulit untuk bernafas.

Ketika Alzali melihat ekspresi wajahnya, dia segera menghentikan Aaron dan berkata : “ Cukup... Aswina, kamu tidak apa-apa kan? Tenang, jangan menakutiku, ambil nafas dalam-dalam, tenang... ”

Aswina May perlahan-lahan membungkuk, lalu langung jongkok. Kedua tangannya memegang dadanya dan terasa sangat sakit.

“ Ma... ” Aaron juga sangat cemas.

Alzali sangat khawatir, lalu dia membopong Aswina May dan berkata : “ Ayo kita ke rumah sakit. ”

Aswina May tidak bisa berbicara dan hanya menggelengkan kepalanya. Tetapi ketika dia baru saja berdiri, tatapannya gelap dan langsung jatuh.

“ Aswina... ”

“ Ma... ”

Pada malam itu, salju turun semakin deras. Salju musim semi dengan gerimis ini membuat jalan basah dan licin.

Aaron membawa mamanya ke rumah sakit. Dengan alasan keamanan, dia pun tiba di rumah sakit sesegera mungkin.

Aswina May didorong ke ruang gawat darurat dan anggota keluarga tidak diperbolehkan masuk. Aaron panik, semua ini terjadi terlalu cepat sehingga membuatnya bingung.

Tak lama kemudian, dokter pun keluar untuk memberitahu kondisi Aswina May : “ Tuan Pradipta, istrimu penderita infark miokard akut. Untungnya, kalian datang tepat waktu. Kita perlu segera mengatur operasi untuknya. ”

Alzali dan Aaron terdiam.

“ Tuan? Tuan Pradipta? ”

“ Dok, ” Alzali baru tersadar kembali dan bertanya : “ Apakah istirku dalam kondisi serius? ”

“ Tingkat kematian untuk infark miokard akut lebih dari 50%. Kamu harus siap secara mental dan sekarang harus segera dilakukan operasi. ”

“ Baik, baik... ” Alzali tergagap dan pikirannya kosong.

Namun Aaron terlihat pucat dan ketakutan. Dia tidak bisa menerima fakta ini.

Dokter dengan cemas berkata : “ Tuan Pradipta, nanti juniorku akan datang untuk menjelaskan kepadamu. Ada beberapa dokumen yang membutuhkan tanda tangan anda. Aku harus segera bersiap-siap untuk operasi. ”

“ Baik baik... ” Selain baik, Alzali tidak tahu harus berkata apa.

Tiba-tiba menghadapi situasi seperti ini, mereka berdua berdiri di depan seperti orang bodoh.