Cinta Pada Istri Urakan - Bab 891 Aku Mau Darahnya

Ralph Keben telah menyusulnya, dengan tanpa berkata, mengangkat senapannya dan mulai membidik, dia mengetahui bahwa Jerome adalah orang yang lincah dan juga licik, menangkapnya dia yang masih hidup akan sangat susah dibandingkan langsung membunuhnya.

Jerome melirik dan melihat Ralph Keben, dia tidak ada waktu lagi.

Tidak ada kesempatan untuk berpikir, dia berbalik badan dan langsung berlari ke arah perumputan disebelah kiri.

Ralph Keben tidak menyerah mengejarnya, orang yang membantunya juga berdatangan.

Suara hembusan angin meniup di telinganya, langkahan kaki yang buru-buru mendesaknya untuk mempercepat lagi langkahnya, rumput setinggi manusia menggores wajahnya, kesakitan di wajahnya membuat dia merasakan ancaman bahaya yang tidak pernah ada.

Meskipun tubuh Ralph Keben lebih tegap dan besar dibandingkan Jerome, namun gerakan Jerome lebih cepat dan lincah, berlari diantara perumputan, Jerome menarik jarak antara dirinya dan Ralph Keben, rumput yang lebat menjadi pelindung Jerome yang bermanfaat.

Ralph Keben semakin panik, semakin tidak terkejar, tiba-tiba dia berdiri tetap, mengangkat senapan, menembak ke arah perumputan yang telah kehilangan bayangan Jerome.

Gema suara yang tidak asing, kali ini tembakan yang tepat.

Ralph Keben mengangkat langkahnya dan mengejar lagi, mengejar belasan langkah, dia menemukan darah di selembar daun yang tipis dan panjang, dibawah kakinya masih ada bercak darah.

Dia yakin Jerome telah tertembak, tetapi tidak mengetahui posisi luka tembakannya, kalau begitu Jerome tidak dapat berlari jauh.

Ralph Keben berteriak pada orang di belakangnya, “Dia kena peluru, tidak bisa lari jauh, cepat kejar !”

Mengejar sampai di ujung bukit, langkah kaki Ralph Keben salah menginjak, tubuhnya hilang kendali dan meluncur ke bawah, dibawah kakinya kehilangan tempat untuk diinjak, lengan panjangnya menjerat ke belakang, berhasil menjerat rumput, sehingga dia dapat menggantungkan dirinya.

DI ujung perumputan, adalah sebuah jurang, di bawahnya terlihat sebuah kolam yang berisi air jernih, dikelilingi oleh batu-batu yang berantakan, sumber air jernih tersebut berasal dari atas pegunungan, air di dalam kolam sangat jernih, kelihatannya tidak begitu dalam.

“Awas, di depannya sudah jurang. ”

Dengan adanya peringatan dari Ralph Keben, orang yang mengejar dibelakang mengerem langkahnya, sehingga tidak menyebabkan kondisi semuanya berjatuhan ke jurang.

Semua orang berusaha menolong Ralph Keben yang masih terjerat di tepi jurang, baju dibelakang punggung Ralph Keben ada bercak kemerahan karena darah, hal ini dapat menyatakan bahwa Jerome juga jatuh dari tempat ini.

Meskipun dikatakan jurang, namun tempatnya bagaikan lubang langit, Ralph Keben melihat ke bawah lagi, seandainya Jerome terjatuh, pasti akan jatuh ke dalam kolam air jernih itu, belum tentu akan mati, namun pada permukaan yang dapat dilihatnya, tidak terlihat Jerome, diatas permukaan air juga sangat tenang.

“Kamu, pulang lapor ke Bos Jeremi, kalian, ambil tali, turun mencarinya. ”

Perlahan-lahan, langit berubah gelap, Jeremi berdiri diatas dan melihat ke bawah, ketinggian yang memusingkan, jangankan kedalaman air di dalam kolam belum tentu dapat mengisi keberatan manusia, hanya dengan terjatuh dari ketinggian seperti ini, sudah sangat menguji nasibnya.

Apalagi, Jerome masih mengena tembakan peluru.

Jeremi mengerut alisnya, “Ralph Keben, kamu menembak bagian mana ?”

“Tidak tahu. ”

“Tidak tahu ?”

“Saat itu dia telah jauh berlari, aku hanya bisa sembarang menembaknya. ”

“Sembarang tembak ? Tembakan boleh sembarangan ? Bagaimana kalau dia mati tertembak ?”

Dalam hati Ralph Keben juga ada keluhan, “Kamu masih mempertimbangkan hubungan ayah dan anak dengan dirinya ? Dia sangat membencimu. ”

Jeremi memarahinya :”Kamu tidak perlu ikut campur ?”

Ralph Keben :”Bukan, Bos Jeremi, bukannya sebelumnya kamu masih mengumumkan penghargaan untuk membunuhnya ? Kenapa sekarang jadi tidak tega lagi ?”

Jeremi :”Kamu tahu apa, dia sekarang sangat berharga, organisasi dapat berkembang atau tidak masih bergantung padanya. ”

Ralph Keben yang mendengar semakin tidak terima, “Kenapa kamu masih mengharapkannya ? Kalau bukan dia, Rajatua tidak akan mati, organisasi juga tidak akan pecah belah, bukannya kamu sendiri juga yang mengatakannya ? Sampai saat ini, sudah begitu parah pertengkarannya, kamu masih berharap anakmu ini akan pulang untuk mengembangkan organisasi ?”

Jeremi :”Aku bukan mau orangnya, aku mau darahnya !”

“...... ” Ralph Keben menjadi bingung, tidak tahu apa yang dapat ditanyakan lagi, “Apa maksudnya ?”

Jeremi :”Diam saja kalau tidak tahu, banyak bekerja kurangi bertanya, cari lagi, hidup harus melihat orangnya, mati juga harus melihat jenazahnya. ”

Semua orang di sekeliling menjawab dengan serentak, “Baik !”

Pada waktu yang sama, di sebuah gua dalam lubang langit ini, Jerome ada jejak kesadaran pada akhirnya.

“Wei, kamu sudah sadar “

Ditengah kesadaran, dia mendengar suara yang berbahasa Indonesia, adalah suara seorang gadis, suara gadis ini sangat jelas dan lembut serta membawa nada kemanjaan, dia berusaha membuka kelopak matanya, ada sebuah bayangan hitam yang sedang bergerak, dibelakang bayangan hitam, ada api yang sedang menyala, ada cahaya api di belakangnya, membuat dia tidak dapat melihat jelas wajah bayangan hitam tersebut.

Dia merasa dirinya saat ini sedang baring diatas sebuah es batu yang keras, seluruh tubuhnya kesejukan, seluruh anggota tubuhnya telah hilang kesadaran karena kaku kedinginan.

“Kamu dingin ya ?” Gadis itu bertanya, “Aku sudah menyalakan apinya, kamu bangun, duduk mendekat agar hangat, sini...... ”

Gadis itu menarik lengan kirinya, ketika menariknya, membuat luka di lengan kirinya terasa kesakitan, “Er...... ” Dia mengeluarkan suara kesengsaraan, sepertinya dia akan pingsan lagi.

Gadis itu menjadi bingung dan tidak berdaya, “Maaf, pasti karena aku yang membuatmu kesakitan, belakang punggungmu ada darah, kamu luka di area mana ?”

Rasa sakit yang menggemparkan malahan membuat Jerome menjadi semakin sadar, dia membuka matanya, melihat raut wajah bayangan hitam di depannya, seorang gadis yang kecil mungil.

Dia penasaran di dalam hatinya, kenapa seorang gadis bisa ke tempat seperti ini ?!

“Kamu bisa bergerak ? Bisa bangun sendiri ? Bergeser sedikit kesana, akan merasa hangat. ”

Jerome berusaha menahan tubuhnya, setelah telapak tangannya menyentuh tanah, dia merasakan genangan air di bawahnya, dia baring di dalam genangan air.

Gadis itu menjelaskannya :”Kamu terjatuh dari atas ke kolam air, aku membawamu naik ke darat dan menyeretmu kesini, tetapi aku tidak sanggup menyeretmu, kamu terlalu berat. ”

Dengan bantuan gadis ini, Jerome dapat berdiri, dia merasa kedua kakinya menjadi lemas pada saat berdiri, kedua lengannya juga tidak bertenaga, setiap langkahnya, membuat kedua kakinya bergemetaran.

“Duduk disini, pelan-pelan. ” Gadis itu menunjukan sebuah batu yang rata permukaannya dan berkata.

Jerome menuruti perkataannya dan duduk, tempat ini mendekati kumpulan api yang menyala, cahaya yang terang menyinari wajah gadis itu, dia terbengong menatapnya, tatapannya yang menetap, pandangan yang hangat, seolah-olah lupa untuk bernapas, membuat udara di sekelilingnya, membeku jadi satu.

“Aku..... Kenapa kamu melihatku dengan tatapan terkejut, apakah aku mengejutkanmu karena terlalu jelek ?” Gadis itu sangat panik, buru-buru membereskan rambutnya, namun sepertinya, tidak menjadi rapi juga.

Sejujurnya, wajah gadis itu sangat kotor, rambutnya berantakan, pakaian di tubuhnya juga sangat kotor, jari kedua tangannya sangat kotor dan tidak terlihat warna kulit aslinya lagi, dia bagaikan pengemis yang mengemis di tepi jalan.

Akan tetapi, dia memiliki sepasang mata indah yang tidak dapat tertutup oleh kotoran, bola matanya mencerminkan cahaya lampu yang menyala, berkedipan dengan indah, seolah – olah merangkupkan semua bintang di langit.

“Aku hanya terlalu kotor, bukan jelek, ” Gadis itu menjelaskannya, “Kalau kamu tersesat ditempat ini setengah bulan, kamu juga akan menjadi kotor...... apalagi, kamu sekarang juga tidak seberapa bersih dibanding aku. ”

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu