Cinta Pada Istri Urakan - Bab 129 Apa Wanita Itu Sengaja Menggodamu

Apartemen sangat besar, berstyle Eropa sederhana, sama seperti style yang disukai kebanyakan pria, kebanyakan warna yang digunakan adalah warna dingin, pajangan juga sangat sederhana, selain beberapa furnitur pokok tidak ada barang tambahan lainnya.

Benar style Gavin sekali.

Tapi, tapi perlengkapan rumah lainnya mempunyai style yang berbeda, sofa kulit berwarna hitam dilapisi dengan pelapis sofa bercorak bunga kecil, gorden yang bercorak bunga matahari membuat ruang tamu yang berstyle dingin itu seketika memiliki seuntaian kehangatan.

Di atas meja di ruang tamu, meja makan, dan juga di teras ruang tamu, semua diletakkan berbagai macam pot tanaman kecil.

Musim seperti sekarang ini bisa ada bunga yang mekar dengan bagus seperti itu, pasti sudah mengeluarkan banyak upaya.

Adalagi di atas ranjang besar di kamar, dilapisi dengan sprei berwarna magenta, pastinya bukan style Gavin.

Dari masuk pintu sepasang kaki Laras belum pernah menyentuh lantai, Gavin terus menggendong dia, menggendongnya menyoroti secara garis besar semua tempat di rumah, menggendongnya menikmati sebentar pemandangan indah Gunung Sindur, terakhir menggendongnya ke atas ranjang.

“Puas tidak dengan sini?” Gavin meletakkannya ke atas ranjang, dirinya sendiri juga ikut tertelungkup di sana.

Laras mendorong dengan kuat mulut pria itu, berkata: “Perhatikan lukamu sendiri ok, luka parah, jangan sampai robek lagi, robek semuanya, kamu bisa habis.”

Alis Gavin dijahit 6 jahitan, hanya saja ditempel dengan perban jadi tidak kelihatan, tapi matanya masih bengkak, merambat memar dan berdarah, kulit pipi juga memar dan bengkak.

Tapi walau seperti ini, masih tetap tidak mengurangi ketampanan pria itu.

Gavin melepaskan sandal naik ke ranjang, baring di samping Laras, menjulurkan tangan membiarkan wanita itu terbaring di atas lengannya, “Kita berbaring sebentar, kamu kalau ada sesuatu yang mau ditanyakan tanyakan saja, nanti, kita sama-sama pergi ke supermarket dekat sini jalan, beli beberapa makan dan perlengkapan.

“Pergi sana, tidak enak.”

Gavin memperbaiki posisi tangan, menggendong erat wanita itu, “Bagaimana kalau seperti ini?”

“Apa kamu hari ini berencana menjadi plester obat?”

“Em, anggap kamu pintar.”

“…….” Laras tak bisa berkata lagi, Gavin seperti ini membuatnya marah saja tak bisa, kenapa bisa bandel sampai tingkat seperti ini? Muka tebalnya sudah hampir mirip dengan dia.

“Tanya saja, cepat tanya.”

Dia sudah bilang seperti ini, Laras juga tidak segan hati, pertanyaan pertama adalah pertanyaan besar yang terlarang, dia bertanya: “Sebenarnya kamu sudah pernah tidur dengan Jenny belum?”

Gavin dengan jujur berkata: “Kita memang pernah berbaring dan tidur seranjang,” Merasakan kegelisahan gadis kecil di pelukannya, dia segera menambahkan, “Tapi hanya tidur saja, tidak satu selimut.”

“Apa kamu pernah melihat dia tak berpakaian?”

“Tidak pernah.”

“Apa dia pernah memperlihatkan ke kamu?”

“Ada, tapi aku menutup mataku.” Melihat Laras melirik ke samping, dia dengan serius mengangkat tiga jari, berkata, “Aku bersumpah dengan lencana negara.”

Laras kesal sampai menggertakan gigi, “Kamu sumpah sana, kamu harus bersumpah dengan lencana negara untuk jawaban atas pertanyaan selanjutnya, kalau ada sepatah kata yang membohongiku atau menyembunyikan dariku, kamu tidak pantas mengenakan lencana negara.”

Gavin menelan air ludah, main lebih serius, “Baik, kamu tanya.”

Laras dengan serius bertanya: “Apa dia pernah melihat kamu tidak berpakaian?!”

“Tidak pakai baju setengah badan dia harusnya pernah lihat, tapi bukannya sewaktu tugas, latihan di pasukan telanjang setengah badan juga biasa saja.”

“Bibir dia lembut, atau bibirku?!”

“…..” Ekspresi Gavin sedih, “Aku menolak, ini tidak ada perbandingan.”

“Kenapa tidak bisa membandingkan kamu juga sudah pernah mencium? Penolakan ditolak, cepat jawab.”

Dipaksa sampai seperti ini, ini sungguh adalah untuk pertama kali dalam hidup Gavin, “Kamu lembut, kamu manis, kamu harum, kamu beracun.” Wanita yang paling meracuni hati orang!

“Kalian pernah ciuman berapa kali?”

OMG, kenapa bisa ada pertanyaan yang mesum seperti ini? Gavin memejamkan mata menghitung, “Tidak ingat.”

“Kalau begitu tak terhitung.”

“Bukan!” Langsung memotong, jelas bukan tak terhitung, “Yang pasti tidak lebih dari 5 kali.”

“Hmph, tidak sampai 5 kali saja tidak ingat dengan jelas, otakmu tidak bagus ya kakek Gavin.”

“Iya, aku sudah pikun.”

Laras tersenyum dalam hati, bertanya lagi: “Kamu pernah tidak menjulurkan lidah.”

“Pasti tidak pernah.”

“Apa dia tidak menjulurkan lidah?”

“Ada, aku menghalanginya.” Benar dibongkar sampai celana yang paling dasar juga tidak ada.

“Apa dia sengaja menggodamu.”

Gavin melihatnya dulu sebentar, sorotan mata yang dingin mengandung 30% amarah dan 70% keinginan untuk membunuh orang, membuat pria itu merasa lubang ini sudah digali terlalu dalam, “Ada, tapi aku sudah menolaknya.”

“Saat dia menggodamu kamu benar tidak pernah berpikir mau melakukan sesuatu dengan wanita itu?”

“Sama sekali tidak ada, meski kamu tidak percaya aku, juga harus percaya pengendalian diri pasukan khusus.”

Laras melirik ke samping pria itu sebentar, menendang dengan ringan pria itu sebentar, berkata: “Kamu mengatakan seperti ini kenapa aku bisa begitu tidak percaya? Kalau kamu punya pengendalian diri dari pasukan khusus, apa status hubungan kita bisa seperti sekarang ini?”

Gavin langsung berata: “Aku hanya tidak bisa mengendalikan diri terhadapmu, aku dibuat gila oleh kecantikanmu, aku tidak bisa tahan.”

“…..”

Jawaban kali ini, bisa dibilang setingkat dengan jawaban dari buku pelajaran.

Setelah beristirahat 3 detik, ada segelombang pertanyaan lagi yang datang mendekat dan memaksa Gavin.

“Apa kalian setiap hari tidur bersama?”

Gavin segera mengoreksi, “Yang benar itu, selama dia ikut menjalankan tugas selama sebulan ini, kita memang tidur bersama di satu kamar, tapi dia tidur di ranjang aku tidur di kasur bawah, walau ada kondisi khusus hanya bisa tidur seranjang, juga hanya tidur saja.”

“Apa sebenarnya hatimu pernah tergugah oleh wanita itu?”

“Tidak pernah.” Gavin memandangi mata wanita itu, dan makin mendekati wanita itu, “Aku hanya tergugah dengan kamu.”

“Apa bisa meminta dia menyerah terhadapmu?”

Gavin menghela nafas, berkata: “Aku terus melakukan hal yang membuatnya menyerah, tapi dia masih saja tidak menyerah, jadi aku hanya bisa menggunakan cara tidak mendengar, tidak melihat, tidak peduli, tidak menganggap.”

“Benar, anggap dia jadi udara paling bagus itu.”

“Em, aku selalu menganggapnya sebagai udara, jadi apa kamu sudah selesai bertanya?”

“Sementara ini sudah selesai bertanya, kalau kepikiran tanya lagi.”

Gavin tak tahu harusnya menangis atau tertawa, hatinya sudah runtuh, namun wajah masih seperti biasa, berkata, “Baik.”

Di dalam kamar ada sebuah jendela yang besar sampai ke lantai, sinar matahari yang cerah menyinari semua pojok kamar, kamar yang memang berstyle warna dingin karena ada dekorasi gorden yang terang dan cantik, dalam kesederhanaannya juga mengandung sedikit menyegarkna.

Yang Laras tidak tahu itu adalah, semua ini, dipersiapkan oleh kepala pelayan dalam satu malam atas perintah Gavin, hal besar sampai warna gorden, hal kecil sampai ke jenis tanaman pot, semua itu dia yang menjelaskan sendiri.

Laras kali ini sakit tiba-tiba, demam tinggi sudah turun, tapi demam biasa belum turun, setelah berbincang sesaat merasa lelah dan mengantuk lagi.

Gavin perlahan meletakkan dia ke ranjang, menyelimuti dia dengan baik, kemudian baru berjalan pelan keluar dari kamar.

Di ponsel ada telpon yang tak terjawab, sekali dia melihat, ada telepon dari Anis, Jenny, Aaron, dan juga ibunya, dia berjalan ke teras, segera membalas telpon Anis.

“Bos, bagaimana keadaan kakak sekarang?”

“Demam biasa, kondisinya tidak terlalu baik, nafsu makan juga tidak baik, tidak makan juga tidak lapar.”

“Ini semua gejala biasa demam, sekarang kalian dimana?”

“Di rumah di Gunung Sindur, hanya aku dan dia.”

“Bos, seharusnya aku beritahu dia hal yang sebenarnya terjadi, kamu jangan banyak bersentuhan dengannya.”

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu