Cinta Pada Istri Urakan - Bab 667 Memarahi Kalian Untuk Melampiaskan Amarahnya

Bapak tua beserta istrinya ditangkap, mereka telah melakukan bisnis “perantara” sepanjang hidupnya, tidak dapat diduga seberapa banyak gadis yang telah menjadi korbannya.

Bapak tua sambil berteriak kesakitan, sambil berteriak seakan-akan diperlakukan dengan tidak adil, “Seluruh Budha, Seluruh Dewa, Tuhan dapat menjadi saksi untuk aku, aku tidak menyentuh gadis itu.”

Kebetulan Sonny berdiri di belakangnya, langsung menendang dia tanpa berkata apapun, “Bajunya hampir kamu lepaskan masih dibilang tidak menyentuh ? Kalau begitu bagaimana baru dikatakan menyentuh ?”

Bapak tua masih ada bahasa tersendiri untuk mengelak, berpura – pura pintar dan berkata :”Dia yang nyasar ke dalam tempat ini, aku hanya takut dia akan nyasar lagi, di dalam hutan pepohonan tanpa mengenal siapapun, akan susah keluar apabila salah masuk, apalagi ada binatang buas yang berkeliaran di malam hari, terlalu bahaya, aku hanya ingin membawa dia keluar.”

Sonny melihatnya dengan sinis, “Tidak perlu sok tidak berdosa di depan kami, pura – pura apalah ?”

“Aku benar – benar tidak menyentuh dia, aku hanya ingin membawa dia keluar dari hutan ini, aku masih belum merasakan apa – apa.”

Weiner yang berjalan di depan tiba – tiba menoleh ke belakang, melotot bapak tua dengan pandangan yang tajam, bapak tua melihat dia yang sedang membawa aura emosi besar, tanpa sadar tubuhnya merinding sendiri, diam – diam menundukkan kepalanya.

Weiner membawa kharisma tersendiri meskipun tidak beremosi, dan berkata :”Seandainya kami tidak sempat kesini, bukannya sudah membiarkanmu merasakannya, menambah satu kasus pemerkosaan, tingkat kriminalitas kamu akan bertambah juga.”

Bapak tua melirik lagi ke arah Aaron yang memukulnya barusan, menunjuk ke arahnya, dan berkata :”Kalau begitu dia memukul orang tidak melanggar hukum ?”

Sonny hampir tertawa keceplosan, Weiner dengan emosi dan hanya menjawab, “Aku tidak melihat.”

“Dia, dia, mereka sudah menyaksikan.” Bapak tua masih berusaha mengalihkan pembicaraan, mencari kesempatan untuk melarikan diri.

Nama Sonny telah disebut oleh dia, terpaksa harus mengeluarkan suara, “Kamu menculik wanitanya ke tempat seperti ini, berusaha memperkosanya lagi, kamu sudah harus bersyukur kalau dia tidak memukulmu sampai mati.”

“......” Bapak tua terdiam, dan pada saat ini juga, dia merasa mereka dalam keadaan santai, tiba – tiba berbelok dan berlari ke jalan yang ada disampingnya.

“Jangan menilai bapak tua ini telah berusia lanjut, ada luka diatas punggung bahunya, namun pada jalan pegunungan yang tidak rata, dia lincah bagaikan seekor ikan lumpur.

Ibu tua melihat suaminya melarikan diri, langsung bertahan dengan tubuhnya, berusaha menahan di depan dua anggota yang mengawalnya.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Naga hebat juga tidak dapat mengalahkan ular yang berada di dalam sarangnya”, bapak tua mengandalkan dirinya ada ular dalam sarang pada tempat ini, tiba – tiba bertekad kejam, dia hanya memiliki satu keyakinan, asalkan dia dapat berlari ke dalam hutan ini, tidak akan ada yang dapat menangkapnya.

“Memang sialan, kalian berdua tidak makan ya ?” Weiner mengumpat dan langsung berlari untuk mengejarnya dengan membawa pistol.

Amber baru saja ingin mengejarnya juga, Weiner mengumpat lagi dan berkata :”Siapa suruh kamu keluar, pulang, menetap di tempat dan awasi orang yang satu lagi.”

“Baik !”

Dua anggota pengawal hanya tentara baru, orangnya sudah terbengong, pada saat pelatihan mereka adalah anggota yang paling unggul, sehingga kedua ketua ini dengan sengaja memerintahkan mereka untuk mengikuti aksi pada kali in, siapa tahu ketika pada pertarungan nyata, mereka tidak dapat sehebat dibanding saat latihan.

Sonny tertawa dengan santai, “Tidak masalah tidak masalah, ketua kalian sedang emosi berapi-api, memarahi kalian agar dapat melampiaskan amarahnya.”

Dua tentara baru, beserta Amber, semua menundukan kepalanya.

Sonny melihat para adiknya memasang wajah cemberut, berkata dengan bahasa humoris :”Kenapa, ketua kalian telah menyakiti perasaan kalian dengan satu kalimat ya? Aku kasih tahu kalian, Weiner hanya memiliki dua puluh persen dari kemampuan bos kita, kalian keluar dengan Weiner saja sudah begitu, kalau di lain hari keluar bersama bos, bukannya sudah kencing celana ? Seperti membiarkan orang yang sudah tertangkap melarikan diri lagi pada hari ini, tergolong kesalahan yang paling fatal, kalau bos yang memberikan sanksi, pasti langsung dipecat, tidak ada kemungkinan kedua lagi.”

Melihat para adiknya telah bereaksi ketakutan, Sonny mengalihkan bahasanya, sambi tertawa dan menyambung :” Untung saja hari ini terjadi dengan ketua Weiner, meskipun tampang wajahnya kelihatan galak, tetapi dialah yang paling tidak tegaan dan berhati lembut, sayangnya gadis – gadis yang kencan bersamanya tidak sempat menyentuh ke pedalaman hatinya, sudah berlari ketakutan karena penampilannya, itulah alasan kenapa sampai saat ini masih berstatus lajang.”

Para tentara baru :” ......”

Aaron :”.......”

Bahasa ini biarpun Aaron juga tidak dapat menerimanya, “Abang ipar, kamu berkata seperti in di belakang abang Weiner, bukannya kurang baik ?”

“Aku ini namanya khawatir dengan kebahagiaan sahabat sendiri, sering menasehati dia, mungkin saja dia akan menjadi lebih perhatian, kalau tidak bisa lagi, aku sudah hampir curiga apakah dia jatuh cinta kepadaku.”

Para tentara baru :”......”

Aaron :”.......”

Sonny mengalihkan lagi topik pembicaraan, melotot ibu tua dan berkata :”Kalian awasi dia dengan baik, kalau biarkan dia ikutan melarikan diri, ketua kalian benar – benar akan emosi besar.”

Di sisi lain, dengan menggunakan waktu yang lama Weiner berhasil mengejar bapak tua, dia langsung melompat ke hadapan bapak tua, menodong dia dengan pistol, “Masih lari ?”

Bapak tua tidak bisa percaya, seandainya dia tertangkap pada pertama kalinya, dikarenakan dirinya sedang “sibuk”, tidak konsentrasi, namun kedua kalinya dia tertangkap oleh polisi, membuat dia menjadi bingung.

“Tuhan mau membunuhku......”Bapak tua berlutut di atas tanah, bagaimanapun sudah berusia lanjut, dan masih memiliki luka tembakan peluru, seandainya kali ini tidak berhasil melarikan diri, maka selamanya tidak akan dapat berhasil lagi.

Weine monodong ke arahnya dengan pistol, “Jangan teriak Tuhan lagi, berdiri, jalan.”

Weiner langsung mengangkat bapak tua, seperti yang diperlakukan bapak tua terhadap Suli, saat ini dirinya juga bagaikan ayam kecil, apalagi ayam kecil yang berleher pendek.

Kedua orang ini dengan cepat berkumpul dengan pasukannya, Weiner melotot mereka satu persatu, dengan nada mengajar dan berkata :”Awasi baik – baik, ayo.”

“Siap.”

Ketika di jalan, Sonny tertawa bahagia, bertanya :”Lumayan bisa lari juga ya abang, sangat kenal dengan tempat ini ?”

Bapak tua juga menjawab dengan jujur :”Iya, sejak kecil dibesarkan dari tempat ini.”

“Ooo?” Sonny sengaja mempermainkan dia, “Kalau begitu kamu tahu tempat apa yang berada di seberang gunung ini?”

“Gunung Serigala.”

“Iya, gunung serigala, ada sekumpulan serigala,” Sonny berkata dengan nada sombong, “Kamilah kumpulan serigala itu.”

Bapak tua masih mengira bahwa mereka sengaja mempermainkan dirinya, balik bertanya :”Apakah stasiun tol sana yang melapor polisi ?”

“Iya, menculik orang masih melewati stasiun tol, kalian juga sangat berani.”

“Aku tidak takut dengan polisi, memasuki ke dalam pegunungan ini, polisi juga tidak akan dapat menangkap aku, aku lihat baju kalian berbeda, kalian sebenarnya polisi atau bukan?” Biarpun mati, dia juga ingin mati dengan ada kejelasan.

Sonny hanya tersenyum, “Kamu bukan polisi, kami adalah serigala, serigala yang berasal dari gunung serigala.”

“......Menipu aku?”

“Terserah kamu percaya atau tidak, hahahahaha.”

Bapak tua menundukkan kepalanya, memarahi istrinya dengan nada rendah, “Aku suruh kamu memperhatikan ke belakang ketika memasuki stasiun tol, kamu tidak mau, lihatlah, sekarang terjadi masalah kan ?”

Ibu tua balik melawannya, “Kalau bukan kamu yang tiba – tiba digoda pemikiran mesum sehingga membuat jadwal kita terlambat, kita bisa jatuh ditangan mereka ?”

Weiner dengan nada tidak sabar berkata :”Masih sempat ngobrol ? Cepat jalan !”

Ketika menyampai jalan besar, hari telah menggelap, bapak tua dan istrinya langsung dimasukan ke dalam mobil, langsung dibawa ke dalam gua kupu – kupu yang berada di Kota Jakarta.

Aaron membawa Suli ke rumah sakit terdekat.

Dikarenakan telah dihubungi sebelumnya, ketika mereka sampai di rumah sakit, dokter dan suster telah menantinya di depan pintu, Aaron memeluk dia turun dari mobil, dan memeluknya berjalan ke ruang perawatan.

Rumah sakit di daerah kecil, fasilitasnya tidak sebanding dengan rumah sakit besar, sistem dan peraturannya juga tidak seketat dibanding rumah sakit besar, tenaga kerja tidak begitu mencukupi, ketika suster sedang menggantikan baju Suli, masih meminta Aaron yang membantunya.

Suasana menjadi canggung.

Suster melihat dia terbengong diam, sambil menyindir, “Menggantikan baju pacar sendiri masih segan ?”

Aaron :”......”

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu