Cinta Pada Istri Urakan - Bab 75 Transaksi Ilegal (2)

Seluruh pandangan tertuju pada foto yang ditampilkan, awalnya seluruh tamu undangan mengira itu adalah kejutan yang dipersiapkan oleh kakek untuk kedua belah pihak, tiba-tiba Rama berteriak “ada apa?”, para tamu undangan baru menyadari adanya kesalahan.

Durasi video tidaklah panjang, sudah di edit, dan memang sengaja di tampilkan bagian-bagian pentingnya saja.

Di dalam video tersebut terlihat, Rama dan Nagita sedang memasukkan obat kedalam gelas teh sambil menunggu seseorang, tidak lama kemudian Laras pun tiba, Laras jatuh pingsan tidak lama setelah meneguk teh yang di berikan oleh Nagita, slide video kemudian berganti dari restoran menjadi sebuah lorong hotel, terlihat dua orang pria ber jas hitam sedang memikul Laras dan berjalan masuk ke kamar.

Video selesai begitu saja dan membuat pikiran para tamu undangan kemana-mana.

Total durasi hanya 1 menit-an, saking pendeknya durasi bahkan Rama belum sempat berlari keluar dari ruangan, video sudah selesai diputar, terlihat jelas video tersebut sengaja diambil oleh seseorang secara diam-diam, meskipun berdurasi sangat pendek, tetapi mempunyai makna yang dalam.

Rama sangat panik dan ketakutan, ia kemudian menghentakkan kaki dan berkata “panggil manager kalian, apa yang sedang terjadi?!”

Tiba-tiba dari audio terdengar suara seorang wanita yang menjelaskan tentang video yang baru saja diputar, “para hadirin sekalian, maaf jika mengganggu kalian menikmati hidangan yang ada. Saya sengaja menggunakan kesempatan hari ini untuk para hadirin semua agar lebih mengerti tentang keluarga Atmaja.”

“siapa, siapa yang sedang berbicara?!” Rama berlari menuju ke atas panggung bak orang stress, mencari kesana kemari, tetapi tidak menemukan siapapun, “siapa sebenarnya?”

Wanita tersebut melanjutkan bicaranya dengan santai, nada suaranya terdengar puas, “semuanya pasti sangat tertarik tentang bagaimana perusahaan Atmaja melewati masalah krisis ekonominya kan? inilah alasannya.”

Suasana di dalam ruangan terasa mencengangkan.

“Ada transaksi yang dirahasiakan antara Rama beserta istri dan seorang pejabat tinggi, ini adalah bukti yang sangat kuat. Laras sebagai korban, tidak hanya tidak berani melaporkan diri, tetapi juga telah terpaksa membantu penjahat ini melakukan kejahatan, sungguh kasihan dan sangat menyedihkan!”

Setelah selesai berbicara, suara wanita yang ada didalam audio itu tak terdengar lagi, hanya ada video pendek tersebut yang terus berputar.

Pegawai hotel segera memeriksa laptop dan menghentikan video tersebut.

Tetapi semua sudah terlambat, semua terjadi dengan sangat tiba-tiba dan tidak dapat dihentikan.

Rama dan Nagita berusaha mencoba menjelaskan semua kepada para tamu undangan, tetapi kini semua hanya sia-sia, para tamu undangan menghindar dan kemudian satu per satu berjalan pergi meninggalkan mereka.

“Kapten Suno, jangan pergi, dengarkan aku dulu, semua bukan seperti yang kamu pikirkan, Kapten Suno, Kapten Suno...”

“Lias, kita adalah sahabat lama, aku seperti apa kamu paling mengerti, pejabat tinggi apa, aku mana mungkin kenal sama pejabat tinggi? semua pejabat pemerintah yang aku kenal juga kamu yang mengenalkan, hei, hei.... ”

Ketika penyelidikan dilakukan, Rama ternyata benar melakukan traksaksi ilegal dengan seorang pejabat tinggi, cepat atau lambat pasti akan terkuak, siapa lagi yang mau dekat dengan dia?

Sang kakek lebih dibuat shock, dari yang tadinya bahagia, lalu menjadi kesedihan yang besar, membuat sang kakek tidak bisa menarik nafasnya.

Yang tadinya terkesan mengagumkan, sekarang malah terlihat begitu menyedihkan, sepotong video, sepotong kalimat, menghancurkan keluarga Atmaja begitu saja dalam beberapa menit, hebat, luar biasa!

Manda termenung di tempat ia duduk sekarang, ia masih tidak habis pikir, “apa yang terjadi, Laras, orang tuaku telah memberikan kamu obat apa?” saat berbalik badan, ia tidak melihat Laras sama sekali, “Laras kamu dimana? Laras, Laras”

Laras yang saat itu telah berlari ke arah sang kakek, berteriak memanggil “Manda, ngapain kamu masih melamun disitu, cepat ambilkan obat kakek.”

Semuanya menjadi berantakan.