Cinta Pada Istri Urakan - Bab 492 Semuanya Adalah Manusia Gila yang Tidak Berhati Nurani

"Eh, Laras, kamu dengar aku dulu......Laras, masih mau pergi ke kebun lho Laras......"

Suara bantingan pintu terdengar, Laras langsung mengunci Gavin diluar, Nana dan Bobi terkejut sampai tidak berani bersuara.

"Aku katakan pada kalian, lain kali tidak boleh bertemu dengannya, tidak boleh memanggilnya paman, begitu bertemu dengannya, langsung lapor polisi!"

Nana Bobi: "......"

Laras sangat marah, apapun yang dikatakan tidak akan memaafkan dia sendiri, lebih tidak akan memaafkan Gavin.

Tidak pernah tau kalau dia adalah orang licik yang tidak tau malu!

Pagi hari di musim semi pertengahan Maret, orang-orang yang dijalan masih menggunakan sweater, Gavin malah memakai kemeja dan celana longgar, bahannya sangat tipis, mengundang tidak sedikit tatapan yang aneh.

Tapi, dia malah tidak merasakan dingin.

Kenapa rupanya kalau diusir, kenapa rupanya kalau dimarahi, lagipula dia tau, Laras tidak seperti perkataannya sudah melupakannya, itu semua adalah kata-kata yang tidak sama dengan yang dirasakannya.

Memikirkan semalam malam Laras memeluknya dengan puas, dia bagaimana pun tidak apa-apa.

-----

Hari itu, Laras sedang membaca laporan, telepon dari pengacara membuatnya sangat sedih sampai menangis.

"Apa katamu?!"

"Maaf nona Atmaja, pengadilan menolak gugatanmu."

"Kenapa? Tolong berikan alasan yang masuk akal."

"Alasan yang diberikan pengadilan adalah, gugatanmu terhadap nyonya Reni hanyalah tebakan belaka."

"Bagaimana bisa itu adalah tebakan belaka? Bukankah ada saksi dari dokter Jin dan suster Feng?"

"Itu hanya sebuah video, pengadilan tidak menerimanya, kecuali dokter Jin dan suster Feng bisa datang langsung ke tempat untuk bersaksi."

"Kalau begitu bagaimana dengan hasil laboratorium obat?"

"Hanya berdasarkan laporan laboratorium kedua obat itu, sama sekali tidak bisa membuktikan apa-apa, bagaimana kamu membuktikan kalau obat itu ditukar oleh Reni? Lagipula, bagaimana juga kamu membuktikan apa obat yang dimakan oleh kakek Atmaja."

"......" Muncul rasa kebencian di hati Laras, dengan dalam bertanya, "Jadi, hakku untuk menggugatnya pun tidak ada."

Pengacara dengan merasa bersalah berkata: "Benar, bukti yang kamu berikan bukanlah petunjuk penting, jadi......maaf nona Atmaja."

Setelah mengakhiri panggilan itu, Laras sangat sedih sampai menangis, kakek meninggal dengan tidak layak, tapi, haknya untuk membalaskan dendam untuk kakek pun tidak ada.

Setelah panggilan dari pengacara berakhir tidak lama, dari rumah sakit memberitaukan kabar mendesak.

"Nona Atmaja, tekanan otak tuan Atmaja tiba-tiba naik, harus operasi langsung."

"Ah? Kalau begitu aku......aku......"

"Kamu harus datang ke rumah sakit untuk menandatangan."

"Baik, baik, aku segera datang."

Perjalanan menuju rumah sakit, Laras terus ragu apakah harus menelepon Reni atau tidak, bagaimana juga mereka adalah suami istri, bagaimana juga Lana adalah anak perempuan papa.

"Halo, tante Reni......halo halo......halo......?"

Reni langsung mematikan panggilannya.

Dia tidak putus asa, menelepon Lana lagi.

"Lana, papa sedang dalam bahaya, harus langsung dioperasi untuk kedua kali, kamu suruh mama kamu cepat datang ke rumah sakit."

"Benarkah, apakah sangat serius?"

"Menurutmu serius tidak?!"

"Begini, kamu telepon mamaku saja."

"Mamamu tidak mengangkat teleponku."

"Tapi sekarang aku sedang tidak di kota Jakarta, aku juga tidak bisa langsung kesana kan?"

"Lana, papa selalu koma di rumah sakit, mamamu tidak mau mengurus ya sudahlah, apa kamu juga tidak mau mengurus? Apa papa memperlakukanmu dengan tidak baik? Dia itu papa kandung kamu!"

"Laras, kamu tidak berhak menyalahkanku, papa seperti ini aku juga sangat panik, tapi sekarang aku sungguh sedang tidak di kota Jakarta, aku akan naik penerbangan paling cepat kesana, malam baru sampai, apa kamu tidak bisa menyuruh dokter menunggu?"

"Dokter bisa tunggu, tapi papa tidak bisa, kamu beritahu pada mamamu, cepat datang ke rumah sakit."

"Aku sedang bertengkar dengan mamaku sudah 2 minggu tidak bicara, dia tidak mau mengaku kesalahannya, aku tidak akan memperdulikannya terlebih dulu."

"......" Laras sangat marah langsung mengakhiri panggilan itu, sepasang ibu anak ini benar-benar orang gila, semuanya adalah orang gila yang tidak berhati nurani!

Memikirkan dulu, papa demi Reni meninggalkan istri dan anak, juga tidak sedikit menerima opini orang lain, lalu dia meninggalkan kampung halaman seama 15 tahun, pasti cinta papa terhadap Reni sangat dalam.

Waktu itu Reni juga seorang anak orang kaya, tetapi dia tidak menolak berhubungan dengan seorang pria yang sudah beristri, juga diam-diam melahirkan anak dengannya.

Laras membenci papanya yang tidak berperasaan, juga membenci keterlibatan Reni, tapi sudah lewat begitu lama, dia pelana-pelan juga sudah melepaskannya, dia percaya papa dan Reni waktu itu cinta yang sungguh-sungguh.

Kalau memang sungguh-sungguh cinta, juga sudah saling membantu sudah berjalan selama 20 tahun, apakah karena Romo koma sesaat, Reni langsung tidak mau memperdulikan suaminya?

Atau karena ada alasan yang lainnya?

Laras sangat cemas, berpacu sepanjang jalan sampai ke rumah sakit, sekarang dia tidak mempunyai waktu untuk menebak apa isi pikiran Reni dan Lana, dia sekarang, hanya ingin papanya bisa melewati kesulitan kali ini.

Saat dia sampai, Romo sudah masuk ke unit gawat darurat, suster mengeluarkan surat persetujuan, kesempatannya untuk membaca dulu atau berpikir pun tidak ada, langsung menandatanganinya.

Saat kakek sakit, masih ada papa, walaupun dia sedih tapi hatinya tidak lelah, sekarang papa sakit, tidak ada yang bisa menjadi tempat sandarannya, dia menggenggam pulpen, tangannya seperti menahan beban ratusan kilo.

Detik demi detik, menit demi menit berlalu, Laras bersandar pada dinding, pelan-pelan menjongkok.

Dia sudah sampai pada titik cemas paling tinggi, bagaimana kalau papanya tidak bisa dioperasi?

Gavin juga mendapatkan kabar, langsung pergi ke rumah sakit.

Dia melihat Laras sendiri berjongkok di sudut dinding, menambah langkah kakinya menuju kesana, "Laras......"

Laras mengangkat kepalanya meliriknya, "Kamu jangan memanggilku seperti itu!"

"Laras, sudah cukup bukan?"

Laras melihatnya dengan marah, bertemu dengannya langsung membuatnya kesal.

Gavin menemaninya berjongkok, "Kenapa tidak duduk di bangku sana?"

"Apa urusanmu?!"

Baik, ganti topik, "Bagaimana dengan Reni dan Lana?"

"Semuanya tidak datang!"

"Keterlaluan sekali, kamu jangan khawatir, papa kamu akan baik-baik saja."

"Tidak perlu kamu katakan aku juga tau!"

"......" Gavin yang mengerti situasi langsung diam, menggeser kesebelahnya, lebih dekat sedikit dengannya.

"Kamu pergi, yang jauh dariku!"

"......"

Operasi berjalan selama 6 jam, Laras , menelepon Fany menyuruhnya pergi menjemput anak-anak, untungnya masih ada Fany teman baik ini.

Sore hari, akhirnya operasi selesai, dokter membuka pintu keluar, wajahnya tampak lelah, tapi untungnya hasilnya bagus.

Laras langsung menghampirinya, "Dokter, bagaimana keadaan papaku?"

"Operasi berjalan sangat lancar, darah beku di otak tuan Atmaja sudah dibersihkn, tapi operasi kedua ini masih akan berdarah atau tidak, harus melihat dia apakah bisa menyerapnya atau tidak, kami akan mengusahakan yang terbaik, tenang saja."

"Baik, terimakasih dokter, kalau begitu apa aku boleh melihatnya?"

"Tidak boleh, setelah pembekuan darah dibersihkan, kesadarannya akan lebih jelas dari sebelumnya, kamu begitu masuk, berbicara dengannya, akan membuat keadaannya tidak stabil, dia sekarang tidak boleh menerima tekanan apapun, mempertahankan kestabilan paling baik."

"Baik, baik, saya mengerti, tunggu obat biusnya berlalu, apakah papaku akan sadar?"

"Ini......aku tidak bisa menjamin."

Wajah Laras terbersit kekecewaan, tapi masih sangat berterimakasih pada dokter, "Terimakasih dokter, terimakasih."

Dokter menghentikannya dengan tangannya, lalu mengangguk pada Gavin, lalu pergi.

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu