Cinta Pada Istri Urakan - Bab 536 Kenapa Kalian Bisa Pulang Bersama?

Kediaman Gavin dulunya yang hanya dijaga dua pelayan, tidak ada orang datang, sangat tenang seperti kota yang kosong.

Meskipun Gavin pulang, Kediaman Gavin memperkerjakan sekelompok orang, hanya memperbanyak orang yang bersih-bersih dan merapikan, juga tidak ramai.

Sekarang kedua anak yang sangat ribut, ingin tenang sebentar saja sulit sekali, dimana-mana terdengar suara tawa anak-anak, Kediaman Gavin yang tertidur beberapa tahun seperti dilepas segel, seketika langsung bangun, penuh dengan aura kehidupan.

Paman Dewa melaporkan kegiatan dirumah pada Gavin, "Tuan muda, orang dulu sudah diganti semua posisinya, ada yang menikah, pulang ke kampung halaman, jadi aku tidak memanggil mereka kembali, mencari orang-orang baru yang bisa diandalkan. "

"Orang-orang ini melewati ujianku, bisa dipastikan karakternya, dan mulutnya juga sangat rapat, tidak akan memberitahu masalah yang terjadi di sini keluar, gerakan juga gesit. "

"Dan lagi, masalah tentang mencari guru tutor rumah, aku juga sudah mencari orangnya, besok akan bekerja. "

Gavin menganggukkan kepala, "Merepotkanmu, Paman Dewa. "

Paman Dewa tertawa, "Tidak repot, aku senang, hal yang baik, Kediaman Gavin kembali seperti dulu lagi. Tuan muda, kalau tidak ada hal lagi, aku sibuk dulu. "

"Baik, merepotkanmu. "

Tidak lama, Laras turun dari lantai dua, dia sudah mengganti pakaian yang lebih formal, tangannya mengenggam tas kantor, sesosok wanita kuat.

Gavin melihatnya, bertanya: "Pergi ke kantor? "

"Ya, belakangan ini istirahat sudah cukup lama, banyak hal yang sudah menunggu dan sibuk, sekarang aku sudah cukup membaik, ingin pergi melihat-lihat. "

"aku antar kamu. "

"Tidak perlu, " Laras menolak, tetapi, dia lalu menjelaskan, "Kamu dirumah saja, jangan biarkan Papa Mama dan Nenekmu terlalu lelah, Nana dan Bobi hanya kamu seorang yang bisa mengatur mereka. "

Gavin mendengar kata-katanya yang lugas, terus mendengar malah merasa dia sedang bersembunyi darinya.

Jadi, dia tidak memaksa lagi, "Biarkan Pak Pandu mengantarmu. "

Laras ragu dan ingin menolak lagi, tidak lama, dia menghela nafas ringan, berkata: "Baiklah, terima kasih. "

Dia sangat sungkan terhadapnya, ada suatu jarak yang tidak bisa diungkapkan, Gavin sedikit tidak mengerti, ingin sekali melewati ini, tetapi juga tidak tahu bagaimana memulainya.

--

Waktu istirahat berakhir, Gavin kembali ke pasukannya.

Jino juga kembali ke markas.

Sejak tadi anggota Pasukan Serigala kembali berkumpul bersama, satu pun tidak kurang.

Lima tahun sudah berlalu, umur setiap orang pun menua, tidak cocok mengerjakan pekerjaan ini, seleksi dan pelatihan tentara baru adalah tugas Pasukan Serigala yang baru.

Di dalam ruang rapat, Gavin memberitahu tugas masing-masing.

Kembali ke posisinya, adaptasinya sangat bagus, seperti tidak ada hal yang perlu diragukan lagi.

Laras juga sama, meskipun pekerjaannya berbeda dengan Gavin, tetapi sikap terhadap pekerjaannya sama-sama serius dan tegas.

Bagian resepsionis tiba-tiba telepon, "Direktur Atmaja, ada Tuan Ridwansyah datang mencarimu, tetapi dia tidak ada janji, dia berkata kamu mengenalnya."

"Biarkan dia masuk. "

"Oh, Baik…Direktur Atmaja, dia sangat tampan. "

Melewati telepon, Laras bisa membayangkan Nona Resepsionis yang terpesona kepadanya, "Serius sedikit, antar teh ke dalam. "

"Baik. "

Laras buru-buru membereskan kantor sebentar, sendiri keluar untuk menyambutnya.

Tidak seperti kewalahan beberapa hari yang lalu, Christian saat ini sangat berenergi, dengan jasnya, tubuh yang tinggi, wajah yang tampan, dia seperti membawa sinar, dengan santai melewati ruang tengah kantor, menarik perhatian seluruh pekerja terutama pekerja wanita.

"Dia siapa? Sangat tampan? "

"Adalah teman Direktur Atmaja? Hei, Jingjing, dia siapa? "

Jingjing mengisyaratkan tangan didepan mulutnya, hu, tidak akan memberitahu kalian, aku yang bertemu dengan kakak tampan ini duluan.

"Tuan Ridwansyah silahkan, didepan adalah kantor Direktur Atmaja. "

"Baik, terima kasih. " Christian dengan sopan menjawab.

Para pekerja wanita itu telah berapi-api, hanya kurang jeritan saja.

Laras dari jauh sudah melihat Christian, dia tertawa terbahak-bahak, "Selamat datang, Tuan Christian, tidak menyangka kamu begitu cepat sudah kemari. "

Christian sangat tidak biasa dengan cara bicaranya sekarang, berdesah dua kali, berkata: "Direktur Atmaja, bisakah jangan begitu sungkan. "

Laras tersenyum, mengulurkan tangan terhadapnya.

Christian juga tersenyum menjulurkan tangan.

Kemungkinan ini sejak mereka berdua kenal, interaksi pertama kali yang paling harmonis.

"Silahkan duduk, tempat aku agak kecil, jangan sungkan. "

"Meskipun tempat kecil tapi lengkap untuk semuanya, sangat baik. "

"Tumben kamu bisa datang kesini? Sangat tidak enak sekali, kamu adalah tamu, seharusnya aku yang pergi bertamu. "

"Kebetulan aku datang kesini mengurus masalah, melihat tulisan Bona Planning, aku hanya ingin memastikan apakah ini kantormu, ternyata benar. "

"Jadi kamu datang hanya untuk mengobrol? Bukan datang untuk berbisnis denganku? "

Christian tertawa terbahak-bahak, "Kamu menjadi bos semakin cerdik, tentu saja aku datang untuk berbisnis, tenang saja, Direktur Atmaja. "

"Haha, aku anggap kamu sedang memujiku, Tuan Christian. "

Kemudian mereka berdua membahas pekerjaan sebentar, setelah berbincang ternyata sudah waktunya pulang.

"Pulang bareng saja, aku belikan para adik hadiah kecil, kebetulan sekalian pergi mengantarkannya pada mereka.”

"Jangan repot-repot, mereka tidak kurang apa pun. "

"Hanya hadiah kecil saja, aku juga menyiapkan kado untuk anak paman pertama. "

"Kalau begitu aku berterima kasih. "

"jangan sungkan. "

Christian membawa Laras kembali ke Kediaman Gavin, kebetulan saat ini, Gavin juga baru pulang, berpapasan didepan pintu.

Turun dari mobil, Gavin memandang Christian dari atas sampai bawah, beberapa tahun tidak bertemu, keponakan tertuanya ini semakin dewasa, dulunya dia selalu menganggap dia sebagai anak kecil, sekarang sudah mandiri.

"Paman kedua. "

Nada suara Gavin tidak begitu ramah, "Kenapa kalian bisa pulang bersama? "

"Paman kedua, aku…"

"Membahas pekerjaan, " Laras memotong dan berkata: "Setelah membahas pekerjaan kebetulan jam pulang kerja, kebetulan dia juga mau kemari, jadi berbarengan pulang. "

Gavin melihat tangan Christian yang membawa kantong, didalamnya kelihatan ada mainan anak-anak, dia langsung menggenggam tangan Laras menariknya ke dalam, baru berjalan dua langkah dan berkata: "Kalau begitu masuk ke dalam. "

Christian yang dari kecil menghormati Paman kedua, apalagi sekarang, tidak peduli bisnis yang dikerjakannya semakin jaya, dihadapan Paman kedua, dia adalah junior.

Laras merasakan tenaga dalam genggaman Gavin, lelaki mudah ngambek ini sedang emosi.

Anak-anak sudah pulang sekolah dan kembali ke rumah, Guru He sedang bermain bersama mereka.

Guru He adalah guru tutor rumah mereka, baru lulus kuliah langsung dipanggil kesini, tugas utama adalah menemai anak-anak bermain dan belajar.

"Paman Christian, Paman Christian…" Nana dan Bobi senang dan berlari ke arahnya.

Wajah Gavin semakin cemberut, berkata: "Ini adalah kakak kalian, bukan Paman. "

"Kakak? " Nana sangat bingung, "Bukan Paman Christian? Mengapa berubah menjadi Kakak? "

"Dia adalah keponakan Papa, bukankah menjadi kakak kalian, lain kali jangan salah panggil lagi. "

"Oh… kakak pertama apa kabar. "

Christian sedikit canggung, tetapi tetap senang menerima panggilan ini, "Nana, Bobi, ini adalah hadiah yang kakak bawa untuk kalian, semoga kalian suka. "

……

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu