Cinta Pada Istri Urakan - Bab 737 Papa dan Mama Tidak Menginginkan Kalian Lagi

Di tengah pemandangan menakjubkan orang-orang, Gavin menarik Laras dengan cepat pergi dari toko milk tea, membuat wajah Laras yang setebal tembok itu pun merasakan sangat malu.

Ketika menunggu di depan pintu TK, kedua orang ini terkadang-kadang tertawa.

Laras dengan pelan berkata: "Kalau kamu suka makan bubble, nanti aku buatkan dirumah? Aku minum milk tea, kamu makan bubble."

Gavin menggeleng dan berkata: "Tidak perlu, aku hanya sudi dengan makanan yang ada di mulutmu."

Laras tidak bisa menahan tawa, "Sudahlah, jangan terus menggombal, nanti bisa kebal."

Gavin: "Kebal? Kulihat kamu nyaman sekali, haha."

Suara bel berbunyi, pintu TK terbuka, orang tua yang menjemput anak-anak berkumpul ke satu tempat.

Bagi anak kecil, tidak ada yang lebih senang daripada melihat papa dan mama, kalau papa atau mama sendiri yang pertama masuk ke ruang kelas, mereka akan lebih senang, ini juga bisa menjadi modal untuk mereka bisa pamer di antara teman-teman sekelas.

Gavin dan Laras saling memberi kode, kedua orang berbagi tugas, Laras mendorongnya, "Kamu jalan ke depan, cepat."

Di tempat yang begitu padat, Gavin yang besar dan tinggi malah sulit untuk bergerak, dia dengan satu langkah menuju ke paling depan, lalu memimpin di paling depan.

Kemampuan berlari Laras tidak secepat Gavin, tapi badannya yang kecil menerobos di antara orang-orang juga sangat cocok dengan dirinya, dengan cepat menerobos ke paling depan.

Kedua orang, satu depan satu belakang dengan cepat berlari ke kelas tingkat tiga.

Di kelas pertengahan tingkat tiga, Nana dan Bobi sedang duduk dengan tegak, teman sekelas mereka si gemuk di sebelah dengan senang berkata: "Hari ini papaku berjanji akan datang menjemputku, papaku ta,pan sekali, papaku adalah petugas pemadam kebakaran."

Nana dan Bobi saling melihat, saling menghibur.

Ada sekali acara orangtua dan anak "papa pergi kemana", hanya papa mereka bertiga yang tidak muncul, kecewa sekali.

Si gemuk pulang ke rumah mengatakan beberapa kali, kali ini, akhirnya papanya berjanji akan datang menjemputnya.

Hari ini satu harian penuh, si gemuk berkata kepada guru dan teman sekelasnya, hari ini papaku akan datang menjemputku, papaku adalah seorang pejabat.

"Papa kalian, kapan akan datang menjemputku?" Tanya si gemuk.

Nana dan Bobi menunduk, Bobi menjelaskan: "Papa sibuk bekerja, jadi nenek yang datang menjemput."

"Papa kalian sibuk, apa mama kalian juga sibuk? Setidaknya mamaku sering datang menjemputku, kenapa mama kalian juga tidak datang?" Tanya si gemuk lagi.

Membicarakan mama, Nana tiba-tiba sangat merindukan mama, bibir kecilnya berkerut, ada semacam perasaan ingin menangis.

Bobi melindungi adik perempuannya, langsung berkata: "Mama juga sibuk bekerja, tapi mama selalu menemani kami di hari sabtu dan minggu, papa kalau ada waktu juga akan menemani kami bermain."

Si gemuk dengan menyayangka berkata: "Ah, apa mama kalian, hanya menemani kalian disaat hari sabtu dan minggu? Mamaku setiap hari menemaniku bermain."

Nana dengan panik menjelaskan: "Kami tinggal dengan kakek nenek, kakek nenek dan juga nenek moyang setiap hari menemani kami bermain."

Si gemuk terkejut juga juga merasa senang, "Ah, jadi, kalian tidak tinggal bersama dengan papa mama kalian? Semua teman-teman harus tinggal bersama dengan papa dan mama, kecuali papa dan mama tidak menginginkan kalian lagi."

"Kamu sembarangan bicara!" Nana tidak bisa menahan air matanya, air mata yang sebesar biji sebulir demi sebulir mengalir, "Kamu sembarangan berbicara."

Bobi buru-buru mengusap air mata adiknya, "Dik, kamu jangan menangis, kalau rindu dengan mama nanti video call saja dengan mama, bukankah sama bisa bertemu mama?"

Ketergantungan mereka kepada mama jauh melebihi kepada papa, satu dua bulan kalau tidak bertemu papa tidak apa-apa, tapi mama tidak boleh, tiga hari tidak bertemu sudah ribut merindukan mama.

Apalagi Nana.

Si gendut melihat Nana menangis, Bobi panik sampai matanya merah, merasa lebih senang berkata: "Aku lihat papa mama kalian sudah tidak menginginkan kalian lagi."

"Kamu sembarangan berbicara!" Nana dan Bobi serentak berteriak.

Saat ini, pintu kelas terbuka, Laras dan Gavin adalah orang pertama yang muncul di depan pintu.

"Wuah~~~" Tanpa terasa anak kecil bersorak, tampan sekali.

Bahkan tiga orang guru yang melihat pun sedikit terbengong, ini adalah jendral Gavin yang dibicarakan, memang benar apel tidak jatuh jauh dari pohonnya, pantas saja Nana dan Bobi begitu cerdas dan lucu.

"Papa, mama?????" Nana tidak bisa menahan air matanya, melebarkan tangan kecilnya dan berlari kesana.

Bobi juga berlinang air mata, terlalu terkejut, terlalu senang.

Laras berjongkok meraih putra dan putrinya, satu tangan memeluk satu, "Kenapa menangis? Nana pintar, jangan nangis, jangan nangis."

Nana nangis sampai senggugukan, Bobi masih lumayan, dengan kuat menahan air mata, jadi perasaannya tidak hancur, dia berkata: "Adik terlalu senang, aku juga senang sekali, papa mama, kenapa hari ini kalian datang? Bagaimana dengan nenek?"

Gavin memeluk putrinya yang berlinang air mata, membelai punggung Nana, air mata putrinya adalah hal yang paling membuatnya sedih juga merasa bersalah, " Nana, jangan menangis, lain kali kalau papa ada waktu, pasti akan datang menjemput, oke?"

"Oke."

Laras menggandeng tangan putranya, berkata: "Papa sudah menelepon nenek, nenek dirumah sudah memasak makanan enak menunggu kita pulang makan."

Saat ini orang tua yang lainnya sudah datang, seluruh kelas menjadi berantakan.

Bobi tiba-tiba mempunyai keinginan, menarik tangan mama ke hadapan si gemuk, dengan sombong berkata: "Gemuk, ini adalah mamaku, itu adalah papaku, lain kali kamu jangan berkata kalau papa mama tidak menginginkanku lagi, dengar tidak?"

Si gemuk malah dengan tidak segan berdecih, "Aku tinggal bersama papa mamaku, setiap hari mamaku akan memelukku tidur, bagaimana dengan kalian?"

Bobi : "Kamu sudah begitu besar mamamu masih harus memelukmu tidur, malu, malu, malu."

Si gemuk dengan kuat berteriak: "Tidak boleh mengatakanku seperti itu, tidak boleh, papaku adalah pejabat, aku menyuruh papaku memukuli kalian."

Laras menarik Bobi kembali, dia tau anak kecil yang bernama si gemuk ini, di dalam grup chat kelas sering ada orang tua yang mengadu kepada guru, mengatakan kalau anaknya diganggu oleh si gemuk, orang tua si gemuk tidak pernah keluar mengatakan sesuatu, bahkan minta maaf saja tidak ada.

Meskipun mengatakan anak-anak bermain bersama, tidak bisa menghindari ada terjedot atau apapun, tapi kalau anak sendiri selalu diganggu orang lain, hati sebagai orang tua tidak ada yang senang. Sering sekali, kesenjangan seperti ini hanya memerlukan satu kata "maaf“ sudah bisa terselesaikan, tapi si gemuk tidak pernah mengatakannya, orang tua si gemuk juga tidak pernah menampakkan diri.

Anak kecil tidak mengerti moral, ini adalah tanggung jawab orang tua.

Laras menarik Bobi kembali, dengan tersenyum berkata kepada si gemuk: "Halo, adik kecil, setiap papa mama di dunia ini sangat mencintai anaknya sendiri, bagaimana mungkin bisa tidak menginginkan anaknya sendiri? Kalau tidak percaya, coba kamu pulang dan tanyakan mama kamu."

Si gemuk tidak senang dan cemberut, memalingkan kepalanya dan pergi, "Heng, papaku segera datang, tunggu dia datang, dia akan memukul kalian semua, semuanya dipukul."

Laras : "??????"

Gavin satu tangan menggendong Nana, satu tangan menggandeng Bobi, berkata: "Ayo kita pulang."

Dia melirik sekilas si gemuk, badannya lebih pendek sedikit dari Bobi, tapi beratnya ada satu setengah dari berat Bobi, perutnya yang bulat dan buncit itu, sungguh gemuk sekali.

Laras dengan kesal berkata: "Anak beruang ini, pasti dijuluki si bos yang sombong disekolah."

Gavin: "Untuk apa kamu mengurusnya?"

Laras : "Sudahlah, anak orang juga tidak perlu aku urusi, ayo pergi."

Sampai mereka pergi, juga tidak melihat papa si gemuk muncul.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu