Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1027 Hanya Beri Kamu 1 Kesempatan

Bagaimanapun juga Hendro sudah pernah pacaran beberapa kali, tidak mungkin seperti orang bodoh yang tidak mengerti apa-apa, memegang mantel di tangannya, dia mungkin sudah mengerti alasan kenapa Yuni marah.

“Yuni, Yuni, aku sudah salah.” Langkah pertama adalah mengakui kesalahan, lebih cepat lebih bagus, “Aku tidak memikirkannya secara keseluruhan, aku yang bodoh, sehingga membawamu ke sini untuk menghirup angin dingin, jangan marah lagi, kita cari tempat yang lebih hangat.”

Cara ini benar-benar sangat berguna, Yuni tidak meninggalkannya dan terus berlari ke depan lagi, tapi malah bersedia untuk memperlambat langkahnya, kemudian berjalan berdampingan dengannya.

Hal yang harus tahu, Hendro bisa melakukan pekerjaan intelijen seperti ini, cukup membuktikan bahwa dia bukanlah orang yang bodoh, orang yang mendapatkan gelar doktor dari sekolah terkenal juga tidak banyak dalam pasukan tentara ini.

Hendro mengakui kesalahannya, itu menjelaskan bahwa dia bersedia memberi konsesi.

Memikirkan ini, Yuni juga tidak begitu marah lagi.

“Pakailah mantelmu, suhu hari ini mengalami penurunan, jangan sampai kedinginan.”

“Bagaimana mungkin bisa kedinginan, rasa dingin ini bukanlah apa-apa.”

“Aku tahu, tapi itu adalah waktunya latihan, sekarang adalah waktunya istirahat, beristirahat untuk merilekskan diri, siapa yang menyuruhmu untuk melatih kemampuan tahan dingin?”

Setelah mendengarkan ini, Hendro langsung mengenakan mantelnya, cuaca hari ini memang cukup dingin, angin dingin terus berembus kemari, seperti pisau tajam yang menggores di wajah, jangan melihat air yang ada di danau berkilau, ada kemungkinan danau ini akan membeku setelah malam ini.

Selama berjalan, Yuni berkata, “Hari ini, kakak ipar mengundang banyak orang untuk makan bersama di kediaman kota, komandan Sonny, komandan Jino dan komandan Weiner, mereka juga pergi, kamu telah memilih hari yang bagus, masalah kita keluar, mereka pasti tahu.”

“Baguslah kalau begitu, tidak perlu aku mengatakannya lagi.”

Jantung Yuni berdetak, tapi mulutnya tetap berkata, “Apa yang ingin kamu katakan, aku masih belum janji padamu.”

“Kalau begitu, bagaimana pertimbanganmu?”

“Uhm... tidak bisa mengatakannya dengan pasti.”

“Apa maksudnya tidak bisa mengatakannya dengan pasti?”

“Tidak ada maksud apa-apa.”

“...” apa maksudnya tidak ada maksud apa-apa? Dulu, Hendro sudah tahu pemikiran wanita susah dimengerti, sekarang dia semakin memiliki pemahaman yang lebih dalam.

Cuaca yang dingin, tidak ada seorang pun di taman, tidak peduli seberapa bagusnya cahaya matahari, itu juga tidak bisa menghalangi angin barat laut yang dingin ini.

Rumput di kedua sisi jalan sudah berubah menjadi kuning, daun-daun yang layu tampak di atas permukaan tanah.

“Yuni, Yuni,” Hendro berjalan cepat dan menghalangi jalan depannya, “Beberapa hari ini, aku terus khawatir hingga aku tidak bisa bekerja dengan tenang, kamu terus terang saja, bisa berarti bisa, tidak bisa berarti tidak bisa.”

Yuni menghela napas dalam, sedikit menundukkan kepala, nada suaranya juga kecil, “Jika aku tidak bersedia, aku bisa keluar bersamamu lagi kah?”

Hendro tidak bisa menahan diri untuk senang, sekali gembira, dia terus menggosok kedua tangannya, tidak tahu harus diletakkan dimana.

Yuni berkata lagi: “Tunggu interaksi dulu, jika kamu merasa kita tidak cocok, kamu harus mengatakannya lebih awal, jika menunda tujuh sampai delapan tahun lagi, kamu benar-benar sudah berubah menjadi tua.”

Ini memang merupakan peringatan dari Yuni yang disampaikan dengan bentuk candaan, tapi ekspresi wajah Hendro terlihat sangat dalam, dia memegang tangannya dan berkata dengan nada serius: “Pasti tidak, pasti tidak…”

Pada akhirnya, Hendro sama sekali tidak mengatakan apa-apa, dengan kuat menelan kata-kata yang ingin dijelaskannya ke dalam perutnya, tidak apa-apa, memang butuh waktu yang lama untuk mengenal seseorang, Hendro akan menunjukkan kepadanya bahwa dia bukanlah seseorang yang tidak bertanggung jawab.

“Yuni, terima kasih telah memberiku kesempatan ini.”

“Aku sudah memikirkannya, jika menyerah karena perasaan cintamu yang sebelumnya, bukankah cinta yang telah kukorbankan selama ini akan sia-sia? Anggap saja memberi kesempatan untuk diriku sendiri, jika kita benar-benar tidak cocok, tidak perlu kamu mengatakannya, aku akan pergi terlebih dahulu.”

Setelah Hendro mendengar perkataan ini, hatinya tiba-tiba merasa sangat tidak nyaman, tapi dia benar-benar tidak ingin membicarakan mana yang salah dan mana yang benar, ini adalah garis batas dalam hidupnya. Hati Hendro terasa panas, mengulurkan kedua tangan dan memeluk Yuni ke dalam pelukannya.

“Tidak, jangan mengambil perkataan ini untuk menertawakanku lagi, aku tidak bisa mengubah masalah sebelumnya, tapi masalah kedepannya, aku pasti tidak akan mengecewakanmu.”

Beberapa tahun ini, Yuni diam-diam menyukai Hendro, ditolak, diperlakukan dengan dingin, akhirnya sekarang mendapatkan respon dari Hendro, bagaimana mungkin Yuni bisa tidak senang?! Dia tidak bisa mengungkapkan kebahagiannya saat ini dengan kata-kata, keduanya saling berpelukan untuk mendapatkan kehangatan, sedingin apapun cuaca ini, sama sekali tidak merasa dingin lagi.

——

Laras selalu ingat bahwa ada satu masalah yang masih belum dilakukannya, tapi apa masalahnya, dia benar-benar tidak bisa mengingat, hingga pada hari itu, setelah Nana pulang dan membicarakan guru tari baru, Laras baru teringat masalah apa yang telah dilupakannya.

Membicarakan masalah guru tari baru, dia teringat masalah Yaya Fang, saat memikirkan Yaya Fang, dia juga memikirkan Trivia Uno dan kemudian otomatis memikirkan Randi Uno.

Kepsek Trivia secara pribadi berterima kasih kepadanya karena telah memperkenalkan teman wanita kepada Randi Uno, dan juga mengatakan bahwa keduanya sering berkencan, tampaknya hubungan mereka sangat baik, tapi Laras kadang-kadang melihat Randi Uno berjalan dengan seorang gadis sambil bergandengan tangan, wanita itu bukan Yuka.

“Aiya, aku benar-benar otak udang!!” Laras memukul kepalanya sendiri, dia berjalan ke sana untuk mengambil ponsel sambil menyalahkan diri sendiri, “Sekali hamil, ingatanku langsung mengalami penurunan, tiga tahun sudah berlalu, kenapa aku masih tidak mempunyai otak?”

Gavin sedang duduk di sofa dan melihat berita yang ada di ponsel, dia tidak membalikkan kepalanya, kemudian mengikuti perkataan Laras dan langsung berkata dengan nada mencibir, “Kamu telah melahirkan dua anak, ingatanmu harus mengalami penurunan selama enam tahun.”

Laras kebetulan berjalan melewati depannya, setelah mendengar perkataan ini, mengangkat kaki dan menendang kaki Gavin.

Gavin segera meletakkan ponselnya, mengulurkan tangan dan memeluknya ke atas paha sendiri, “Apa yang sedang kamu cari?”

“Ponsel, ponselku.”

Ponsel Laras ada di atas meja depan sofa, satu tangan Gavin merangkul pinggangnya dan tidak ingin lepas, satu tangannya lagi mengambil ponsel dan menyerahkannya kepada Laras, “Ini.”

“Aiya, lepaskan, aku ingin menelepon.”

“Tidak lepas, aku hanya memelukmu, tidak akan menganggumu.”

Laras tidak mempunyai waktu untuk berdebat dengannya, kemudian membiarkan Gavin terus memeluknya, Laras melihat jam, dia segera menelepon Yuka.

Saat ini, langit di luar sudah mengelap, Yuka baru saja keluar dari ruang laboratorium.

“Hallo, Yuka, apa yang sedang kamu lakukan?”

“Aku baru saja keluar dari ruang laboratorium, sekarang ingin pergi makan.”

“Sekarang sudah jam berapa, kamu baru makan?!”

“Tidak ada cara lain lagi, sebelumnya aku sudah ketinggalan banyak pelajaran, sekarang hanya bisa perlahan-lahan belajar pelajaran yang tertinggal, semester ini, aku hampir setiap hari mengurung diriku di dalam laboratorium untuk melakukan eksperimen.”

Laras segera masuk ke topik penting, “Kalau begitu, apakah kamu masih berkomunikasi dengan Randi Uno?”

“Tidak, kencan kemarin juga dibatalkan karena dia tiba-tiba ada masalah, sejak itu kami sudah tidak berkomunikasi lagi, kenapa?”

“Tidak apa-apa, dia sepertinya sudah punya pacar.”

“Ini kabar yang baik, aku merasa senang untuknya.”

“Baiklah, aku tahu kamu tidak mempunyai perasaan terhadapnya.”

“Uhm, tapi masih harus berterima kasih padamu.”

“Terima kasih apaan, lain kali, aku akan memperkenalkan cowok baik kepadamu lagi.”

“Tidak perlu, aku tahu kamu mengkhawatirkanku, jangan khawatir, aku sudah keluar dari masalah itu, sekarang aku hanya ingin menyelesaikan studiku, berusaha masuk ke rumah sakit yang bagus dengan kemampuan sendiri, aku tidak bisa selalu bergantung pada ayahku.”

“Bagaimana dengan kesehatan professor Ona sekarang? Dan juga bibi?”

“Mereka sangat baik, aku juga sangat baik, kamu benar-benar tidak perlu khawatir.”

“Baik, kalau begitu aku sudah tenang, tidak ada masalah lain lagi, kamu cepat pergi makan.”

“Tunggu aku libur, aku akan pergi mencarimu.”

“Baik.”

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu