Cinta Pada Istri Urakan - Bab 793 Aku Mencintaimu, Tidak Akan Berubah Meskipun Mati

Pada malam itu, dengan jarang dan pertama kalinya Leli mengatakan ingin tidur lebih cepat, belum jam sembilan, dia sudah kembali ke kamarnya, tidak keluar dan mengetuk pintu kamar utama lagi.

Wulan telah memasuki mimpinya, Manda duduk disamping kasur kecil sambil memperhatikannya, tidak akan pernah puas menatapnya.

Rendra membawakan segelas susu untuknya, “Sudah dihangatkan, minumlah, selesai minum kita coba bahas bersama.”

“Bahas mengenai Leli ?”

“Bukan hanya Leli.”

Manda menatapnya dengan penuh tanda tanya, bukan hanya, Leli ?

“Cepat minum, selesai minum baru kita bahas.”

Manda selesai meminumnya dengan sekali teguk, susu yang hangat, sedikit manis, menghangatkan dari ujung lidah ke dalam hati.

Selesai minum, Rendra mengambil kembali gelasnya dan letak disamping, dia mengambil sebuah kursi yang kecil dan duduk disamping Manda, sama seperti Manda, menatap anak perempuannya yang sudah ketiduran dengan rasa kasih sayang.

“Hari ini Laras datang, pada kesempatan Leli pergi membeli sayur, dia berkata padaku, Leli diam – diam memakai bajuku, dan menutup foto bersama kita, pada saat kamu pulang kerja, aku menjadi lebih memperhatikan Leli, aku merasa aku sangat bodoh, niatnya yang begitu jelas, selama ini aku sama sekali tidak menyadarinya.

“Laras bilang dia sangat licik, sebenarnya dia bukan licik, orang yang licik tidak akan menampakkan isi hatinya, aku, aku yang terlalu bodoh.”

Rendra mengelus punggungnya dengan pelan, khawatir dia akan cemas secara tiba-tiba.

“Aku juga tahu kondisi aku dalam waktu dekat ini kurang baik, makanya aku hanya fokus dengan Wulan, tidak memikirkan masalah lainnya, aku takut kalau banyak pikiran akan membuatku berpikir negatif, lalu menambahkan pemikiran kamu lagi. Kamu sudah begitu sibuk diluar, aku tidak ingin kamu mencemaskan masalahku lagi saat pulang kerja, tidak ingin membuatmu kelelahan ketika pulang.”

Rendra mengulurkan tangan untuk menyisir rambutnya, jempolnya dengan pelan mengelus pertengahan alisnya, dia menekan pertengahan alisnya dengan ringan, ingin meratakan alisnya yang mengerut.

Tatapan Manda penuh dengan rasa bersalah, “Maaf, aku yang terlalu mengabaikan kamu.”

Rendra menggelengkan kepalanya, “Jangan bilang begitu, kamu tidak perlu minta maaf padaku kapanpun. Manda, aku mencintaimu, aku tidak tahu bagaimana caranya agar kamu dapat mengerti perasaanku, aku hanya dapat berkata padamu, selain kamu, aku tidak akan melihat wanita lainnya.”

“Maksudmu Leli ?”

“Bukan hanya Leli, dan juga Maira.” Rendra bertaruh semuanya, sudah lama dia bertahan, dia sangat mengharapkan seorang pendengar yang dapat mendengar tuntutannya.

Manda terbengong, “Siapa ?”

Sudah terduga bagaimana reaksinya, Rendra menjawab dengan tenang :”Kakakmu, Maira Atmaja.”

“......” Manda menatapnya dengan tatapan panik, perlahan-lahan, tangannya mulai gemetaran dengan tanpa sadar, tangannya bergemetaran, tubuhnya bergemetaran, hatinya juga bergemetaran.

Rendra memeluknya dengan erat, satu tangan menahan bahunya yang gemetaran, satu tangannya lagi memegang wajahnya, mendekatkan bibirnya pada telinga dia, dengan cepat dan lembut menasihati dia di dekat telinganya, “kamu jangan panik, tarik nafas, tenanglah... Manda, kamu juga tahu bagaimana kepribadian Maira selama ini, bagaimana tingkah lakunya, karakternya, tidak ada yang lebih mengerti dia selain kamu.”

Manda bernafas dengan sekuat tenaga, akalnya mengharuskan ketenangannya, namun kenyataan bermaksud sebaliknya.

“Kamu sama sekali tidak bersalah terhadapnya, malahan dia, mentang – mentang kamu merasa bersalah padanya, membuat hal yang menyakitimu terus menerus, semakin kamu menahannya, dia semakin bertingkah. Sebelumnya tidak memberitahumu, karena aku tahu kamu akan sedih, aku tidak ingin kamu sedih, sekarang memberitahumu, karena Maira sudah keterlaluan, merusak keharmonisan keluarga kita secara terang –terangan, aku tidak boleh menahan lagi.”

“Dia...Dia buat apa...terhadapmu ?”

Dikarenakan telah menceritakan sampai tahap ini, Rendra bermaksud menceritakan segalanya, istrinya, kelihatan sangat lemah, namun hatinya kuat dari siapapun.

“Intinya begitu, kalau bukan Laras yang datang menolongku hari ini, aku tidak akan dapat membuktinya kebenaranku, rumornya akan tersebar dengan luas, kalau menyebar ke dalam telingamu, menurutmu apakah aku hanya bisa membuktikannya dengan kematian ?”

“Sebenarnya sudah beberapa kalinya aku ingin memberitahumu, namun aku juga khawatir padamu, orang lain kamu mungkin tidak terpengaruh, contohnya Leli, tinggal digantikan saja, tetapi Maira, aku tahu kamu masih menganggap dia sebagai kakakmu, jadi aku tidak tega memberitahumu.”

Suasana hati Manda saat ini sangat kacau, kesengsaraan yang tidak dapat digambarkan.

“Laras bilang, keluarga Atmaja akan berurusan dengan hukum lagi, tidak peduli berhasil atau gagal, Manda, kamu jangan ikut campur lagi.”

Manda tertawa ringan, menyindir dirinya dengan berkata :”Biarpun aku ingin campur tangan, mereka juga tidak mengizinkannya, mereka adalah keluarga yang sebenarnya, kalau aku, bukan siapa-siapa.”

Seorang bayi yang dibuang oleh orang tua kandungnya, mungkin saja tidak pantas hidup sampai saat ini, dia tidak tahu apakah dirinya yang bernyawa besar, atau memang pahit hidupnya.

Rendra menasihatinya :”Ada orang tertentu, tidak pantas dengan pengorbananmu, kamu masih memiliki aku, masih ada Wulan, masih ada Laras, Laras adalah saudaramu yang sebenarnya, tidak peduli dengan adanya tidaknya hubungan darah.”

Mengungkit Laras, suasana hati Manda sedikit membaik, apabila masih ada hal yang perlu dirindukan dalam keluarga Atmaja, kemungkinan, jawabannya hanya Laras.

Dia sama seperti Laras, perasaan terhadap keluarga Atmaja mengandung benci dan cinta.

Mencintai mereka, namun mereka telah mengecewakannya ; Membenci mereka, namun dirinya juga akan ikut tersiksa.

Akhirnya, Rendra berkata dengan jujur :”Tidak peduli itu Leli, atau Maira, atau siapa – siapa pada kedepannya, mereka bukan siapapun dalam mataku, aku hanya mencintaimu, tidak akan berubah meskipun mati.”

Hati Manda dapat merasakan kelembutan dan ketulusan Rendra dengan tenang, beberapa tahun ini bersamanya, dia mengetahui bahwa, sebenarnya dia bukan orang yang bermulut manis, sangat kekurangan jiwa romantis, dia akan menyiapkan segala hal untukmu, namun jarang mengatakannya, kata – kata seperti hari ini, seharusnya dia juga merasa tidak terbiasa.

Akan tetapi, demi meredakan suasana hatinya, biarpun tidak terbiasa, dia tetap mengucapkannya, dan berkali-kali diucapkannya.

Ini adalah bagian yang paling terharu baginya.

“Terima kasih, kamu membuatku merasa begitu nyaman.”

Rendra tertawa, memegang wajahnya yang sedih campur senang, dia berkata :”Aku berharap Manda yang ceria dan kuat seperti dulu, cepat kembali ke sisiku, membuat anakku Wulan memiliki seorang mama yang sehat dan bahagia, dan agar Wulan cepat menjadi kakak.”

“Ya?”

Rendra membisikkan di telinganya, dia memukul dadanya dengan malu, “Kenapa kamu begitu menyebalkan ya ?”

“Kalau begitu menurutmu masuk logika ?”

“Kamu yang banyak beralasan, suka cuci otak aku.”

“Bagus juga kalau benaran bisa cuci otak, hahaha.”

Suara Rendra yang tertawa riang membuat Wulan terganggu, mereka berdua langsung terdiam seketika, tidak berani bernafas dengan kuat, untung saja, Wulan hanya mengingau, berbalik badannya dan menyambung tidurnya.

......

......

Pada sorenya di hari Jumat, Gavin dan Laras bersama-sama menjemput anaknya, setelah mereka mengetahui akan mandi air panas di pinggiran kota, dan akan bermain selama dua hari dua malam, Nana dan Bobi menjadi heboh dan bersemangat, sepanjang jalan bernyanyian dengan riang dan bahagia.

Selain keluarga Rendra bertiga, dan juga Aaron, katanya ingin membuat Suli merasakan terlebih dahulu rasa menjadi seorang mama, dengan nekat ingin mengikutinya.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu