Cinta Pada Istri Urakan - Bab 163 Mau Bawa Aku Pergi Makan Ayam?

Di kepala tuan Black dipenuhi gambaran divideo tadi, Gavin ini terlihat seperti darah dingin, tapi dia membawa pasukannya pergi mengunjungi ibunya, dia tau kalau Gavin sebenarnya tidak berhati dingin.

Bicarakan berhati dingin, kelompok merekalah yang benar-benar berhati dingin, membunuh orang dan membakar, memperkosa dan menjarah, juga menjual narkoba, tidak ada kejahatan yang tidak dia lakukan, Gavin hanya melakukan pekerjaan yang menghukum para pengkhianat dan membasmi kejahatan.

Berpikir sampai sini, tuan Black memutuskan untuk bertobat, berlutut dibawah sambil menangis dengan tragis, ini juga guncangan emosional pertamanya setelah tau kalau dia terkena AIDS.

"Baik, aku katakan, semua yang aku tau, kukatakan semuanya."

......

Interogasi kali ini lebih lancar, tuan Black membeberkan dengan jelas sisa sarang penjahat yang ditinggalkan Segitiga Emas dan sarang penjahat yang baru didirikan Navi.

Tapi bagaimanapun juga dia adalah bawahan Navi, tidak begitu mengerti keadaan paman keempat, lebih tidak mengenal Darius Maeli.

Setelah 3 hari, pasukan khusus bergabung dengan polisi lokal, menyapu bersih semua rahasia sarang penjahat yang dibeberkan tuan Black, sejumlah senjata, peluru, dan obat terlarang disita.

Walaupun masih tidak dapat menemukan keberadaan paman keempat, tapi ini terhadap sisa kekuasaan Segitiga Emas, tidak diragukan adalah gerakan yang menjatuhkan kekuasaan.

Kemampuan raja serigala, reputasinya benar-benar layak.

Markas Besar Pasukan Khusus Serigala di wilayah militer kota Jakarta.

Damar yang baru menerima kabar gembira langsung mengetok pintu kantor jendral.

"Masuk."

Setelah mendapatkan izin, Damar membuka pintu dan masuk, memberi hormat militer dengan bangga, "Lapor jendral, Brigade anti narkoba mengirimi kita spanduk pujian untuk berterima kasih kepada kita atas gerakan kali ini."

Pria yang didepan meja yang sedang membungkuk sedang menulis sesuatu, dengan pelan bergumam "eumh", tidak mengangkat kepalanya.

Damar menurunkan tangannya, lebih semangat lagi berkata: "Ada lagi Jendral, waktu rapat Komandan Retno Suteja sendiri mengusulkan agar pasukan khusus serigala kita diberi hadiah, anggota rapat juga setuju, akan menghadiakan seluruh pasukan kita naik kelas 2."

Pria itu baru menghentikan penanya, kedua sudut bibirnya membentuk senyuman, "Benar?"

"Benar, di internet saja sudah beredar, pasukan khusus serigala naik kelas 2."

Gavin dengan puas mengangguk kepalanya, wajahnya tenang penuh hormat, dia melambaikan tangannya, berkata: "Baik, turunlah."

"Eiy." Menghadapi kedinginan jendralnya, Damar sudah terbiasa dari dulu, tapi dia tau kalau jendral pasti sangat senang.

Setelah menutup pintu, Gavin diam-diam mengeluarkan handphonenya, menuliskan pesan wechat ke Laras--"Kalau sudah pulang sekolah, ayo bertemu di depan pintu sekolah."

Laras dengan cepat membalas--"Untuk apa? Mau bawa aku pergi makan ayam?"

Gavin melihat sekilas, mengirimkan sebuah pesan lagi--"Kalau kamu mau makan juga boleh."

Laras yang saat ini sedang masuk kelas, benar-benar tidak bisa menahan untuk tidak berpikir kearah sana, bagaimana pun pria tua itu cepat sekali berubah, dari pria dingin berubah menjadi pria mesum.

Jadi dia mengirimkan satu emoji yang mengelap keringat dan emoji tertawa sampai keluar air mata.

Makan ayam apanya, dia benar-benar tidak berbakat, setiap kali dagunya pegal sampai mau terkilir, dia masih tidak puas, terakhir masih mau Gavin yang menahan wajahnya untuk menyelesaikan, aiy, dipikir-pikir sedikit malu juga.

Tidak benar, orang juga tidak bilang apa-apa, untuk apa aku gali lubang sendiri lompat sendiri.

Pasti sudah diberi sesuatu tidak baik oleh Gavin.

Pak Seto yang sedang menjelaskan didepan, melihat ekspresi Laras yang aneh, langsung tau dia mau pergi diam-diam, "Laras, Laras?......Laras!"

"Ah?" Laras terkejut, tidak sadar mengeluarkan suara.

Dalam sekejap, sekelas dipenuhi suara tertawa.

Sansan menggunakan siku menyenggol dia, sedikit khawatir, dengan suara kecil bertanya: "Ngapain, pelajaran Pak Seto berani tidak dengar?"

Kesadaran Laras kembali, langsung berdiri, wajahnya tampak segan.

Pak Seto juga bukan sengaja mempersulit dia, hanya saja khawatir dia seperti tidak memperhatikan pembelajaran dan keterampilan, dia berkata: "Soal ini saya sudah pernah jelaskan, soal dibawah ini dengan soal ini satu jenis, kamu maju kedepan kerjakan, tulis caranya dengan jelas."

"Oh." Laras menurut berjalan kepodium.

Seluruh kelas menjadi hening, suara jarum jatuh pun bisa kedengaran, yang terdengar hanya suara menulis dipapan hitam.

Rumus dan cara penyelesaian itu, Laras dengan lancar menulis seperti menyalin.

Terdengar gumaman dari teman sekelas, "Apa dia sudah melihat buku jawaban? Aku tidak percaya dia bisa mengerjakannya."

"Itulah, matematika tingkat tinggi tahun pertama remedial sampai dua kali, ujian matematika semester lalu juga tidak lulus, soal ini begitu susah, aku juga tidak percaya dia bisa mengerjakannya."

Ada murid yang tidak bisa menahan penasaran membuka buku jawaban, sekali mencocokkan, semakin terkejut, "Cara penyelesaian Laras dengan di buku jawaban sangat berbeda, ini adalah cara penyelesaian yang lain."

"Sudah kuduga, dia pasti asal tulis, terakhir jawabannya pasti tidak sama."

Saat ini, Laras yang diatas podium menghentikan kapurnya, setengah dari papan tulis adalah langkah penyelesaiannya, bukan hanya langkahnya jelas, urutannya berurut, tulisannya juga sangat cantik."

"Berapa berapa, jawabannya berapa?"

"Tuhanku, jawabannya juga 100, sama dengan buku jawaban."

Ditengah pandangan semua orang yang terlihat bingung dan kaget, Laras kembali ke tempat duduknya.

Pak Seto yang dari terkejut sampai merasa puas, perasaan itu seperti pohon kecil yang ditanam sendiri, suatu hari akhirnya tumbuh dan berbuah, yang juga semacam penegasan hasil pengajaran matematikanya.

Pak Seto maju kedepan podium, dengan bersemangat berkata: "Sangat bagus, cara penyelesaian Laras ini lebih mudah, dan juga lebih mudah dimengerti, semuanya ayo salin ini, pulang kerumah dilihat beberapa kali."

Para murid mulai menulis.

Sansan memberinya senyum misterius, dengan suara kecil berkaa: "Tuan muda Laras, benar-benar tidak terlihat kalau kamu punya taktik ganda."

Laras tertawa kecil, "Tentu saja, kalau tidak punya kemampuan bagaimana mau menjadi tuan muda?"

Sangat cepat sudah waktunya pulang sekolah, Laras dengan yang lainnya sama datang ke pintu sekolah.

Biasanya yang antar jemput adalah Pandu, hari ini Gavin mengajaknya, datang jemput sendiri, dalam hatinya tidak terhindar sedikit berdetak kencang.

Dia keluar, langsung melihat mobil off road Gavin berhenti disana,

"Sayang." dia berlari dengan cepat kesana, melihat Gavin langsung membuka lebar kedua tangannya, menambah kecepatannya.

Mengangkat kedua kakinya, langsung melompat kepinggang Gavin, kedua tangannya melingkar leher Gavin, sama seperti koala bergantungan dibadannya.

"Kenapa hari ini ada waktu datang menjemputku?"

"Jadi apa kamu senang?"

"Senang dong."

"Bagus deh kalau senang." Gavin menyentuh pantatnya, dengan nakal mencubit pantatnya, "Hei, licin sekali, rupanya sudah dilapisi minyak ya."

"......" Ini dia sedang memujinya, atau menyindirnya?

Melihatnya begitu senang, Laras juga ikut senang, jadi tidak perhitungan dengannya, "Kemana?" tanya dia.

Gavin membuka pintu mobil, menggendongnya masuk ke mobil, berkata: "Masih awal sekali, bawa kamu pergi shopping dulu, lalu kamu mau makan apa kita makan apa, setelah makan masih bisa pergi nonton film."

Wajah Laras heran, "Hari ini waktumu begitu kosong?"

"Sibuk kok, sibuk menemani istri kan?"

Kebahagiaan Laras itu, lihatlah cara berbicaranya yang fasih itu, semakin lama semakin tidak mirip dengan es batu Pradipta yang dulu.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu