Cinta Pada Istri Urakan - Bab 207 Aku Dan Ariel Tidak Kembali Bersama

Di antara Rendra dan Manda bagaikan ada sebuah perasaan yang ambigu, mereka berdua mungkin masih belum menyadarinya, namun orang yang ada di sekeliling mereka dapat melihatnya dengan sangat jelas.

Sandra tidak berani berpikir ke arah sana.

Alexa juga lebih memilih untuk mengabaikannya.

Hanya Ariel saja, dia sudah memastikan sekali lagi tentang kenyataan bahwa Rendra sudah tidak mencintainya lagi.

Alexa berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan : "Ayo dimakan anggurnya, sudah dicuci dengan sangat bersih, Manda, ayo dimakan."

"Terima kasih bibi, benar-benar tidak perlu, aku hanya datang untuk memastikan keadaan guru Rendra saja, karena dia sudah tidak apa-apa, kalau begitu aku pergi dulu."

Alexa juga tidak menahannya lagi, dia tersenyum dan berkata : "Baiklah, kalau begitu kamu hati-hati di jalan."

Rendra berkata dengan panik : "Tinggalkan nomor teleponmu, jika butuh sesuatu kita bisa saling menghubungi."

Manda tertegun, wajahnya yang saat ini sedang membelakangi Rendra tiba-tiba menunjukkan senyum nakal, dia sedikit menoleh lalu berkata dengan nakal : "Apakah ini cara yang lagi populer untuk meminta nomor ponsel orang lain?"

Saat Rendra menolaknya waktu itu, inilah perkataan yang dia ucapkan saat itu.

Rendra : "......."

Saat melihat ekspresi terkejutnya, Manda tertawa dan berkata : "Hahahaha, aku bercanda, aku pergi dulu ya, sampai jumpa."

"Iya, memang benar, jadi kamu mau kasih atau tidak nomornya?"

"Setelah mendapatkan nomorku terus kamu mau apa?"

Rendra menaikkan sudut bibirnya, tidak tahu apakah sedang tersenyum atau sedang marah.

"Orang yang memiliki minat yang sama baru bisa menjadi teman, sepertinya kita tidak mempunyai topik pembicaraan yang sama, jadi aku tidak mau memberikan nomorku." Manda terlihat sangat angkuh, dia menaikkan dagunya tinggi-tinggi ke atas, "Aku pergi, bye-bye~"

Rendra sudah dipermalukan olehnya, namun suasana hatinya malah sangat bagus, bahkan saat dia menghela nafas, dia melakukannya sambil tersenyum.

Ingatannya bagus sekali, dasar gadis nakal, mengingat seluruh perkataanku dengan sangat jelas.

Sedangkan Alexa, Sandra, dan juga Ariel yang mendengarkannya dari samping, saat ini sedang tertegun.

Setelah Manda pergi, Sandra bergumam dengan pelan, "Huh, yang satu sudah sukses, yang satunya ikut-ikutan ingin ikut naik juga, lagipula Laraslah yang sudah menikah dengan keluarga Pradipta, bukannya kamu, apa yang kamu sombongkan?!"

Sandra menarik-narik lengan baju Ariel lalu mengingatkannya dengan serius : "Kak Ariel, kamu harus mengawasi kak Rendra dengan ketat, gadis-gadis di keluarga Atmaja mempunyai banyak trik, Laras bahkan bisa memenangkan Gavin, jadi Manda juga mungkin......"

Ariel memelototinya dengan tidak senang, tidak memperbolehkannya untuk mengatakan apapun lagi.

Sandra tahu kalau dia sudah kelepasan bicara, jadi dia segera memukul mulutnya sendiri, "Apa yang sudah aku katakan ini?! Ucapan yang tidak baik tidak akan terjadi, yang baiklah yang akan terjadi, kak Rendra dan kak Ariel pasti akan menikah."

Saat Rendra mendengarnya, dia langsung berkata dengan serius : "Aku tidak tahu kenapa kalian bisa salah paham sampai seperti ini, aku harus mengatakan berapa kali baru kalian bisa mengerti kalau hal itu tidak akan terjadi?"

Kedua bahu Sandra sedikit bergetar karena takutnya, "Ke....kenapa? Apakah ada yang salah dengan perkataanku?"

Rendra malas untuk menjelaskan apapun kepada adik sepupunya, matanya diarahkan kepada ibunya, dia berkata : "Ma, aku dan Ariel sudah putus dari semenjak beberapa tahun yang lalu, aku tidak berencana untuk kembali kepada masa laluku, mama tidak perlu mengkhawatirkan masalah pernikahanku, aku tahu apa yang aku lakukan, aku tegaskan lagi untuk yang terakhir kalinya, aku dan Ariel tidak kembali bersama, apalagi menikah, kalian jangan sembarangan bicara dan membuat segalanya menjadi rumit, sehingga akhirnya membuat semua orang menjadi canggung."

Alexa : "......."

Sandra : "......."

Dan juga Ariel : "........"

Alexa mengenal putranya, dia memiliki sifat keras kepala di balik karakternya yang terlihat lembut.

Dia belum tentu akan langsung mengatakan hal-hal yang tidak dia setujui, namun jika dia sudah mengatakannya, maka artinya keputusannya itu sudah final.

Alexa merasa terkejut dan juga kecewa.

Ariel merasa sangat malu, dia selalu mengira asalkan dirinya menunjukkan ketulusannya, maka Rendra pasti akan mau menoleh kembali kepadanya.

Dulu Rendra akan selalu toleran terhadap semua yang dia lakukan.

Namun sekarang segalanya sudah berbeda, Rendra yang waktu itu begitu mencintainya sudah sejak lama berubah tanpa bisa dia kenali lagi.

Kalau begitu untuk apa dia masih tetap berada di sini?

"Maaf, aku masih ada urusan, aku pergi dulu." Ariel mengambil tasnya dengan mata yang merah, kemudian dia berbalik dan langsung pergi dari sana.

"Hei hei hei", Sandra menatap Rendra, kemudian menatap Alexa, "Aku pergi untuk melihat keadaannya ya.....Kak Ariel, tunggu aku....."

Begitu mereka pergi, kamar pasien akhirnya tenang kembali.

Tidak ada yang lebih mengerti seorang anak dibandingkan ibunya, Alexa melangkah ke samping ranjang lalu bertanya : "Nak, apakah karena Manda, gadis kecil itu, maka kamu tidak bersedia menerima Ariel lagi?"

Rendra tertegun sebentar, benarkah? Mungkin saja, dia juga tidak begitu jelas.

"Ma, aku dan Ariel memang sudah tidak mungkin kembali bersama lagi, tidak ada hubungannya dengan siapapun."

"Benarkah?"

"Tentu saja, untuk apa aku membohongi mama? Manda adalah kakak sepupu Laras, aku hanya pernah bertemu dengannya beberapa kali, aku juga tidak terlalu mengenalnya, karena menjadi relawan inilah maka kami bekerja bersama selama beberapa hari."

Alexa tersenyum, "Kamu bisa membohongi orang lain, bisa membohongi dirimu sendiri, tapi tidak bisa membohongiku."

Alexa mengupas kulit satu buah anggur lalu memasukkannya ke dalam mulut putranya, dia kembali berkata : "Aku bisa melihat kalau Manda menyukaimu, sedangkan kamu, karena kamu tidak banyak bicara, sepertinya kamu masih belum menyadari kalau dirimu juga menyukainya, iya kan?"

Rendra yang selalu terlihat tenang dan elegan, pada saat ini tiba-tiba saja wajahnya terlihat memerah, mulutnya yang sedang mengunyah anggur yang rasanya asam manis, saat mendengar ibunya berkata seperti itu, dia tanpa sengaja langsung tersedak.

"Uhuk uhuk uhuk, uhuk uhuk uhuk....."

Alexa tertawa keras sekali, dia segera membantu putranya untuk duduk kemudian menepuk nepuk punggungnya, seperti saat dia masih kecil dulu.

"Coba lihat dirimu, tebakanku benar bukan? Kamu bahkan sudah hampir berumur 30 tahun, untuk apa masih merasa malu?"

Rendra batuk-batuk selama beberapa saat, setelah itu akhirnya dia dapat kembali bernafas dengan lega, "Ma, mama sembarangan berbicara lagi."

"Hahahaha, sudahlah sudahlah, aku tidak akan menertawakanmu lagi. Yang penting kamu pikirkan saja masalah pernikahanmu sendiri dengan masak-masak."

"Mama sudah berpikir terlalu banyak, aku dan Manda bahkan belum memulai apapun, apakah tidak terlalu cepat jika sekarang saja sudah mengungkit soal pernikahan?"

Alexa tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa, "Aku tidak bilang itu kamu dan Manda kan, kamu sendiri yang membongkar semuanya loh ya?"

"........" Rendra tidak mampu berkata-kata lagi, "Aku tidak mau makan lagi, mama saja yang makan, aku ngantuk."

Setelah itu dia segera berbaring dan langsung menutup matanya.

Alexa tertawa dan menggeleng, tidak ada yang mau memakan anggurnya, kalau begitu dia sendiri saja yang makan, anggur ini besar dan juga manis, sayang sekali jika tidak dimakan.

--------

Di depan pintu rumah sakit, begitu Ariel keluar dari sana, dia langsung dikelilingi oleh para wartawan yang sedang diam-diam bersembunyi.

Artis yang paling terkenal saat ini adalah Ariel, kemanapun dia pergi, pasti ada orang yang membuntutinya dan mengambil gambarnya secara diam-diam.

Saat Sandra yang sedang bersama dengan Ariel melihat ada begitu banyak wartawan, dia langsung merapikan rambutnya lalu mendongak dan berdiri sambil membusungkan dadanya.

Wajah dan penampilannya lumayan, tidak kalah cantik jika dibandingkan dengan kakak sepupunya, kali ini begitu dia masuk TV, mungkin saja jika dia ditemukan oleh pencari bakat, mungkin saja jika dia dilirik oleh sutradara bukan?!

Dia harus selalu siap, siap untuk mengambil kesempatan yang ada.

Meskipun demikian, wartawan tidak menganggapnya sama sekali, mereka berusaha sekuat tenaga untuk sampai ke depan Ariel, mereka sangat berharap Sandra bisa segera menghilang.

"Nona, minggir sebentar, jangan menghalangi kamera bisa tidak?"

Sandra : "......."

Ariel menunduk dan menarik Sandra, dia berkata dengan lirih : "Ayo cepat pergi."

Sandra berjalan sambil membalas ucapan para wartawan, "Kami tidak menerima wawancara, kalianlah yang seharusnya minggir, tahu tidak?!"

Para wartawan tidak mempedulikannya, mereka melewatinya dan langsung bertanya kepada Ariel, "Ariel, kenapa kamu menangis, apakah ada masalah dengan kesehatanmu?"

Ariel tetap menunduk, dia menarik Sandra dan melangkah maju dengan cepat.

Sandra berkata dengan galak : "Tidak tidak, kesehatan kami sangat baik, kami datang untuk mengunjungi pasien."

"Kalau begitu kenapa menangis, yang sakit keluarga atau teman? Ariel, apakah itu pacarmu?"

Sandra : "Bukan bukan bukan, hais, kalian para wartawan benar-benar sangat lucu, memangnya kalau ke rumah sakit harus tertawa? Semua orang pasti mempunyai hal-hal yang membuat sedih, memangnya orang tidak boleh menangis?"

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu