Cinta Pada Istri Urakan - Bab 43 Dicurigai (1)

Hilangnya Yana dengan cepat menjadi sorotan masyarakat, setelah memasuki musim gugur ini, terus menerus terjadi beberapa mahasiswa perempuan hilang, lagi-lagi kali ini sekolah ternama Universitas Pelita Harapan di ibukota, jadi tambah lagi menyolok mata orang-orang.

Semua hanya kebetulan kah atau ada hal yang tidak diketahui lainnya, siapa pun tidak mengetahuinya.

Setelah 10 menit Laras menutup telpon dari Manda, lalu ia pun menerima telpon dari kepala jurusan, kepala jurusannya menyuruhnya pergi ke universitas.

“Polisi sedang memeriksa kasus hilangnya Yana, pokoknya teman kelas yang pernah berinteraksi dengan Yana semua diinterogasi, jadi kamu tenang yah, bukannya mencurigaimu, hanya interogasi saja.” Kepala jurusan terlebih dahulu memberikannya satu persiapan batin, takutnya wanita itu berpikir sembarangan.

“Baik, aku mengerti, aku segera ke sana.”

Laras dengan mudah tanpa ragu mengiyakan, dia langsung pergi ke sekolah, dia juga sangat ingin tahu kemana Yana, dan juga benar-benar berharap gadis itu aman-aman saja.

Sampai di sekolah, di dalam ruang guru yang besar itu sudah ada beberapa murid di sana, ada yang sedang menunggu, ada yang sedang diinterogasi.

Begitu Laras berjalan masuk ke dalam ruang kantor itu, ruang kantor yang awalnya hiruk pikuk itu seketika menjadi luar biasa sunyi, di sana ada kurang lebih 20-30 mahasiswa, semuanya melihat Laras seakan seperti kelihatan seorang pembunuh saja.

Mungkin karena terlalu tenang, di dalam kantor guru itu dengan jelas sekali tersebar suara tangisan yang sangat memilukan, itu adalah dari keluarga Yana yang datang karena telah mendengar kabar.

Nadira duduk di sebelah sana, kelihatannya sudah diinterogasi, sedang dengan santainya main handphone.

Sekali gadis itu melihat Laras, dari mulutnya meloncat sepatah kata, “Pembunuh sudah datang!”

Di dalam ruang kantor yang sunyi, siapa pun sudah mendengar perkataan yang tidak enak didengar ini.

Orang-orang membisu, tidak ada orang yang berani melanjutkannya.

Meki ketidak-adilan ke Laras sudah dicuci bersih dengan bantuan dari Christian, tapi, berita besar satunya lagi mengenai dirinya yang sudah tersebar dengan hangatnya di antara para mahasiswa—— Latar belakang Laras yang kuat sampai tidak dapat diperbincangkan.

Justru karena seperti ini lah, jadi tidak ada orang yang berani di depan umum memperbincangkan hal yang tidak baik tentang Laras.

Gadis itu tidak hanya di group mahasiswa saja mengatakannya, juga mengatakannya di muka umum, terlebih lagi mengatakannya di depan guru dan polisi yang sedang menyelidiki, ditambah dengan beragam macam bumbu, membuat pandangan semua orang sudah tertanam dengan perkataannya.

Yana hanya menghilang, tapi Laras sudah menjadi “Terdakwa pembunuhan”.

Laras melihat kepala jurusan dan melambaikan tangan padanya, wanita itu dengan tenang berjalan menghampiri, “Bu Henny.”

“Mari, duduk, bapak polisi mau mengambil catatan interogasi, kamu beritahu sebagaimana kamu tahu sebisanya.”

Dari mata kepala jurusan yang khawatir itu Laras merasakan seuntaian kehangatan, sejak dia masuk universitas, tidak sedikit membuat kepala jurusan cemas, tapi kepala jurusan malah dengan sungguh-sungguh memperlakukan demi kebaikannya. Dia duduk menuruti, menoleh ke arah kepala jurusan melemparkan senyuman kecil yang tenang, berkata: “Bu, bukan aku yang melakukannya, kamu tenang saja.”

Kepala jurusan dengan senang menganggukkan kepala, “Bagus, bagus, kamu kerjasama yah untuk penyelidikan polisi saja.”

Untungnya kejadian hari ini banyak orang yang menyaksikan, semua orang bisa membuktikan bahwa Yana yang terlebih dahulu menganggu Laras, Laras hanya membalas saja, hanya saja cara Laras membalas memang sedikit keterlaluan.

“Kamu kemana setelah itu?”

“Setelahnya aku pulang ke rumah.”

“Ada saksi mata tidak?”

Masalah yang terjadi di hari itu memang tidak menyenangkan tapi di saat genting seperti ini, semua tidak lah penting lagi, “Setelahnya aku bersama Christian pergi ke stasiun MRT, belum sampai di stasiun keluargaku datang menjemputku.”

Polisi bertanya dengan sangat serius, saat itu pun menyatakan kesangsiannya, “Mengapa masih mau ke stasiun, padahal keluargamu datang menjemput?”

“….” Laras juga tidak tahu Gavin bisa tiba-tiba muncul, dengan terbata-bata menjawab berkata, “Keluargaku… sebelum dia datang dia tidak memberitahuku, mungkin juga…. Dia hanya lewat dan kebetulan bertemu denganku.”

Dengan jawaban seperti ini, polisi jadi ada kecurigaan.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu