Cinta Pada Istri Urakan - Bab 990 Jauh Sedikit Dari Wanita Tercintaku

Suara "Titi", petugas hotel membuka pintu kamar, Rendra yang dipenuhi dengan api amarah langsung masuk duluan ke dalam.

Selimut di atas ranjang yang masih melengkung, pemandangan ini membuat hatinya meledak, dia mengepalkan tinjunya, membuat semua persiapan mental, kedua kakinya yang sangat berat untuk dijalankan bergerak maju selangkah demi selangkah maju ke depan.

Dia menarik selimut, tersentak ….

???

Seketika membatu, seluruh tubuhnya yang berdiri membeku di ujung tempat tidur.

Ini … ini … pemandangan seperti apa yang dilihatnya? Bahkan dia sendiri pun tercengang.

Kalau bukan gambar ini ditampilkan di dalam jangkauannya, dia bahkan ragu apakah yang dilihatnya ini adalah sebuah ilusi, memastikan kalau ini bukan karena matanya yang kabur?

Dia masih ragu! ….

Untuk waktu yang lama, Rendra dengan sekuat tenaga mengedipkan matanya, dan kemudian menyadari, mungkin saja, dia tidak seharusnya menarik selimut mereka.

Dua orang di atas tempat tidur, juga dalam keadaan panik dan tidak berdaya, terutama Luci, ini sangat benar benar mengejutkan.

Dia membenamkan wajahnya yang malu-malu di atas dada pacar lelakinya, terkejut sampai mengeluarkan suara teriakan yang aneh, bahkan matanya pun ikut menutup.

Rendra langsung berbalik badan dan pergi, menarik nafas dalam beberapa kali baru mengingat untuk menanyakan keberadaan Manda, " Luci, dimana Manda?"

Orang-orang di luar menunggu terlalu lama, dan bagian dalam pun mengeluarkan suara sangat aneh yang jauh di luar dugaan mereka, ketika mendengar pertanyaan Rendra, mereka langsung masuk ke dalam untuk membantu.

Ketika masuk ke dalam, semuanya tercengang, orang yang berbaring di atas tempat tidur, jelas-jelas adalah dua orang lelaki.

Mata Sandra yang melotot sampai bola matanya hampir keluar, ternyata Luci seperti ini, dia masih seorang yang menerima.

Terlepas dari keterkejutan itu, mereka semua menghela nafas dalam hati, terima kasih Tuhan!

"Dimana Manda? Dimana istriku?" Rendra bertanya dengan marah.

Luci malu sekali, dengan malu-malu menunjuk sofa di sebelahnya, "Di atas sofa."

Berlari ke depan dengan tiga langkah yang dipersingkat menjadi dua langkah oleh Rendra, ternyata, Manda sedang tidur nyenyak di atas sofa, pakaiannya dalam kondisi baik, orangnya juga dalam kondisi baik. Tanpa pikir panjang dia langsung mengendong Manda, meninggalkan kalimat "Nanti akan mencarimu untuk hitungan", dan meninggalkan kamar.

Setelah Rendra pergi, Sandra juga tidak enak hati untuk tetap di sana, gambar ini terlalu mengotori matanya, dia merasa jiwanya yang masih kecil menerima luka yang cukup berat.

Penanggung jawab hotel dan dua orang satpam, semuanya adalah pria, setelah terdiam sekitar 3-5 detik, saling memberi isyarat, kemudian seperti tidak ada yang terjadi dan keluar dari kamar.

Di dalam lift, semua wajah membeku, cukup lama tidak bisa mengembalikan jiwa raganya.

Penanggung jawab menghapus keringat di atas keningnya, "Untung sekali tidak terjadi apa-apa pada istri Pak Rendra."

Bagaimanapun ini adalah istrinya Pak Rendra, menantu dari Keluarga Pradipta, membuka lelucon apa, kalau misalnya memang terjadi sesuatu di hotel mereka ini, tidak peduli siapa pendukungmu, tidak akan heran kalau tempat ini akan langsung diratakan menjadi tanah.

Sandra juga menghela nafas beberapa kali, "Betul, masih beruntung, sangat di luar dugaan, kejadian di dalam tadi … apakah benar dua orang pria?"

Rendra batuk ringan dan berkata, "Kamu seorang gadis untuk apa masuk ke dalam?"

"aku … aku bukankah khawatir dengan ipar sepupu."

"Melihat lebih dalam juga tidak takut bintitan?"

Sandra menggelengkan kepala dan tangan, "Tidak tidak tidak, aku hanya melihat sekilas, pemandangan itu sangat mengejutkan, kemudian aku langsung membalikkan tubuh."

"Sembarangan bicara, ketika aku berbalik badan, jelas-jelas kamu sedang melihat dengan mata membelalak."

"aku …."

"Biasanya kamu melakukan pekerjaan dengan orang-orang seperti ini?"

"Tidak tidak tidak, tidak tidak tidak tidak tidak … benar tidak!" Sandra merasa dirinya sudah meloncat ke dalam air keruh yang tidak bisa dibersihkan lagi, tetapi ketika menghadapi tatapan ragu dari karyawan hotel, dia harus menjelaskan, "aku sama sekali tidak mengenalnya, hari ini juga pertama kali duduk bersama di meja makan, teman kakak sepupu yang begitu banyak, aku juga tidak mengenal setiap orang. Luci ini, ipar sepupu juga mengenalnya, salah seorang guru pembimbing di dalam lomba."

Rendra menghela nafas, "Benar-benar kacau sekali."

Lift yang sudah sampai di lantai pertama, pintu dibuka, mereka pun melihat Ariel yang sedang duduk di sofa ruang istirahat, matanya yang terus melihat ke lift, dengan sosok sedang melihat permainan yang menarik.

Tidak peduli Sandra sudah mengkhianatinya, tidak peduli kalau hal itu gagal, tidak peduli Rendra mengetahui kalau semuanya ini adalah rencananya, mau bagaimana?! Manda sudah menyelingkuhinya, dan Keluarga Pradipta tidak akan mungkin menerima menantu yang sudah kotor, hari indah Manda sudah berakhir.

Melihat Rendra yang mengendong Manda keluar dari lift, Ariel langsung menyambutnya, "Rendra, lalat tidak akan mungkin menggigit telur yang mulus, terjadi hal seperti ini, Manda benar-benar tidak bersalah. aku pernah mendengar kalau Luci adalah penyanyi pujaan Manda, sejak kecil sudah memujanya, penggemar yang bertemu dengan idola ini, sudah biasa kalau tidak bisa menahannya lagi."

Penanggung jawab hotel yang baru akan membuka mulut untuk memperbaiki, Rendra duluan berbicara: "Iyakah, juga tidak tahu apakah kamu juga penggemarnya Luci ?"

Ariel tertawa semakin puas, kalau dilihat olehnya, ekspresi Rendra seperti ini, adalah ekspresi yang sudah menahan malu sampai amarah, kalau dilihatnya lagi, dia selalu menjaga dirinya, semakin dia menahan dan tidak meledak, mengungkapkan kalau hatinya marah sudah sampai tahap yang terekstrem.

"aku tidak pernah mendengar lagunya Luci, bahkan lagu yang dinyanyikannya saja aku tidak tahu."

"Oh, iyakah? Kalau begitu kamu kenapa ada di sini?" Rendra bertanya sambil tertawa ringan.

Ariel masih sedang bertaruh, masih sedang memprovokasi, "Kalau ini kamu tidak usah tahu, aku hanya ingin berkata padamu, aku sangat simpati denganmu, juga sangat sedih kamu telah mengalami hal seperti ini, sebagai seorang pria, yang paling tidak bisa ditahan adalah hal ini, benar tidak?"

Rendra tidak ada waktu, juga jijik untuk melakukan perbincangan dengannya, sangat jijik dan mencibirnya, lalu melintasinya.

Ariel mengejarnya, mengejar ke belakang mereka, sambil berlari, sambil menambah bumbu, "Begitu merugikan kamu sudah sangat mencintainya, dia melakukan hal seperti ini, benar-benar sangat tidak tahu malu. Jelas-jelas tahu acara seperti ini tidak boleh minum terlalu banyak, sebagai seorang Ibu yang sudah menikah, semakin tidak boleh terlalu banyak minum, tetapi dia malah minum tidak ada alur lagi, dan masih menggoda Luci."

Dia yang sepanjang jalan mengejar mereka sampai keluar ke pintu depan hotel, Rendra tidak bersuara, Sandra juga tidak memberhentikannya, dia memprovokasi semakin semangat, "Rendra, Rendra, mereka tidak mungkin sekarang baru berbuat salah, lomba sudah terjadi selama 6 bulan, ini pasti bukan pertama kalinya, dia yang sudah menyelingkuhimu berapa kali, dan kamu masih dengan bodoh mengendongnya pulang?"

Dua orang satpam yang sudah berhenti di pintu hotel, hanya ada penanggung jawab hotel, menghantar mereka sampai ke sisi mobil, dan membantu membukakan pintu mobil.

Rendra mengendong Manda ke pintu penumpang belakang, kemudian menyuruh Sandra masuk ke tempat duduk penumpang belakang, dia tidak mungkin membiarkan adik sepupu bersama dengan Ariel, bahkan dia sangat menyesal tidak bisa menghentikan adik sepupu yang bekerja sama dengan Ariel sejak awal.

"Rendra, Rendra, apakah kamu sudah emosi sampai kebingungan atau bagaimana?" Ariel tidak peduli dan menarik lengan Rendra, dan berkata, "Apakah benar kamu tidak mempermasalahkan Manda yang melakukan kesalahan terhadapmu?"

Rendra memberhentikan langkahnya, satu tangan sudah membuka pintu pengendara, dia menoleh melihat Ariel sekilas, dengan nada memperingatkan dan berkata: "Jauh sedikit dari wanita tercintaku, aku berterima kasih padamu!"

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu