Cinta Pada Istri Urakan - Bab 347 Mereka Bercerai Adalah Keharusan

Nagita meletakkan sisir, berbalik melihat Manda, dia tidak tau sekarang terhadap putrinya yang ini lebih banyak sayang atau lebih banyak benci.

"Nyalakan lampu." Ucapnya dengan dingin.

Manda membuka lampu, pelan-pelan berjalan kesana, dia tidak merasa didalam kamar tidak hangat, dingin, tanpa sadar membuatnya sedikit gugup.

"Manda, kemari duduk."

Nagita memanggil Manda duduk di sisi tempat tidur, sedangkan dia duduk diatas kursi rias, kedua ibu-anak berbicara sambil berhadapan.

"Ma, aku sedang memanaskan nasi dan sayur, sebentar lagi sudah boleh makan."

"Ehn."

"Ma, penghangat dirumah terlalu kecil ya? Kenapa rasanya sedikit dingin? Apa mama tidak dingin?"

"Aku mematikan penghangat di kamar, tidak ada yang tinggal, dibuka juga boros, kita sekarang tidak seperti dulu lagi."

Manda ingin mengatakan kalau paman kedua sudah membayar biaya hidup mereka, tapi begitu kalimatnya sampai mulut lalu ditelan lagi, dia yang sekarang, tidak peduli berkata atau bertidak tidak sebebas dulu lagi, harus berpikir dulu sebelum bertindak.

Nagita melihat dia yang sedang ragu-ragu, berpikir kalau Manda merencanakan sesuatu yang tidak baik, berkata: "Manda, kamu ada apa-apa langsung bilang saja, mama paling tidak suka kamu yang mau berkata tapi tidak berkata seperti ini, melihatnya saja membuatku marah. Sekarang keluarga Atmaja tinggal kita berdua yang sehat, apa kamu masih ingin menjebakku?"

Manda menggeleng kepala dan tangannya, "Tidak, tidak, ma, aku mana mungkin mau menjebakmu? Aku tidak akan menjebak siapapun......"

"Sudah cukup, aku sudah bosan mendengar perkataan ini," Nagita memotong, dengan tak berdaya tapi sangat serius berkata, "Manda, hubungan kita jelas-jelas sangat bahaya, aku juga sangat waspada terhadapmu, untuk apa kamu berusaha mempertahankan ketenangan seperti ini?"

Manda menggelengkan kepalanya, didalam hatinya ada sangat banyak kesulitan.

"Kamu jangan membantah lagi, sekarang kita tinggal bersama, kamu tidak senang lihat aku, aku juga tidak senang melihamu, kurasa kita tidak perlu terpaksa mempertahankan hubungan ini dengan baik."

"Ma, aku tidak ada......."

Nagita menggelengkan kepalanya, dia sudah tidak mendengarkan penjelasan apapun, "Kalau memang kalian ingin bersama, maka aku menggantikan Maira disini merestui kalian, aku hanya punya satu syarat, kedepannya kalau aku tidak bisa menghindari untuk dipenjara, tolong lihat kebaikanku dan papamu selama 21 tahun ini memperlakukanmu seperti anak sendiri, harus memperlakukan kakakmu dengan baik."

"......" Manda tercengang, langsung berlutut diatas lantai, "Ma, aku tidak ada, aku dan Tanu sedikit hubungan pun tidak ada."

Nagia tertawa dingin, "He, sudah sampai sekatang ini, kamu tidak perlu mengatakan ini lagi, sudah menjadi pelakor tidak mengaku lagi, kamu kira semua orang itu bodoh?"

"Kalian tidak ada apa-apa, playboy seperti Tanu menghalangi pisau untukmu? Kalian tidak ada apa-apa, keluarga Dibyo yang sangat memperhatikan nama baik mau melakukan hal memalukan yang melanggar etika seperti ini? Kalian tidak ada apa-apa, mata Tanu bisa tidak berkedip melihatmu?"

"........" Menghadapai bantahan Nagita, Manda tidak bisa menjawabnya.

Saat ini, dia juga tidak bisa menyeret Rendra masuk.

Dia hanya bisa menjelaskan dengan sopan: "Iya, aku mengaku Tanu tidak hanya sekali mengatakan kalau dia menyukaiku, tapi aku tidak pernah menerimanya, setiap kali aku selalu menyuruhnya memperlakukan kakak dengan baik."

"Setap kali? He, tampaknya kalian sangat sering berkomunikasi."

"......Ma, aku tidak ada, aku sungguh tidak ada......"

Nagita mengeluarkan surat persetujuan cerai yang diantar pengacara keluarga Dibyo, "Tidak peduli kamu sungguh tidak bersedia, ataupun pura-pura bahagia, aku memohon padamu."

Sambil berkata, Nagita juga berlutut diatas lantai.

"Ma......" Manda menarik tangannya memohonnya jangan seperti ini.

Ibu-anak yang pernah saling menyayangi, sekarang saling berlutut pada satu sama lain.

"Aku mohon padamu setujui pernikahan ini, kalau kamu menyetujuinya, setidaknya hidup kakakmu kedepannya tidak perlu dikhawatirkan lagi, kalau kamu tidak menyetujuinya, keluarga Dibyo akan menarik saham ini, kalau begitu kita benar-benar tidak punya apa-apa, bahkan uang untuk makan pun tidak ada. Aku sungguh memohon padamu, kumohon cepat pergi dengan Tanu, mohon cepat pergi menikmati kekayaanmu itu, ya?"

"......" Air mata Manda terus bercucuran kebawah, dia tidak akan pernah mungkin menikahi Tanu, bagaimana mungkin, lucu sekali.

Malam itu, Manda tidak bisa tertidur, berbaring diatas tempat tidur membalikkan badannya.

Yang pertama karena kehangatan dikamar tidak cukup, benar-benar sangat dingin, yang kedua karena perkataan Nagita tadi.

Tanu meminta cerai adalah hal yang sudah ditebak dari awal, dia tidak pernah mencintai Maira, pernikahan pada saat itu demi keuntungan dua belah pihak, mereka bercerai adalah keharusan.

Tapi sekarang menyuruhnya menikah dengan Tanu, ini adalah hal yang tidak mungkin.

------"Kalau kamu menyetujuinya, setidaknya hidup kakakmu kedepannya tidak perlu dikhawatirkan lagi, kalau kamu tidak menyetujuinya, keluarga Dibyo akan menarik saham ini, kalau begitu kita benar-benar tidak punya apa-apa, bahkan uang untuk makan pun tidak ada."

Manda berpikir kesana kemari, memutuskan lebih baik besok bertemu dengan Tanu, membicarakannya secara langsung.

Keesokan harinya, matahari perlahan terbit dari Timur, matahari setelah salju sangat cerah, udara juga sangat segar.

Tangan gemetar Manda menelepon nomor Tanu.

"Siapa pagi-pagi begini, baru jam berapa, apa aku tidak perlu tidur?" Di ujung telepon terdengar suara marah Tanu.

Manda dengan tenang berkata: "Maaf, kalau begitu ku......"

"Tidak, tentu tidak, Manda jangan salah paham." Suara Tanu ditelepon seperti orang yang berbeda dengan yang tadi, sikapnya berubah 180 derajat, "Tadi yang kumarahi adalah temanku, dia sedang mengerjaiku, aku kira dia makanya......Harusnya aku yang meminta maaf, ada apa mencariku?"

"Oh, apa kita bisa bertemu berbincang sebentar? Mengenai perceraian kamu dan kakakku."

"Baik, kamu tentukan waktu dan tempat, aku traktir."

"Baik, kalau begitu jam 10 di kafe sebelah perpustakaan."

"Tidak masalah."

Jam setengah 10 pagi, Manda muncul didepan pintu kafe.

Awalnya dia datang lebih cepat karena ada hal yang ingin meminta tolong sesuatu, tidak sangka Tanu sudah disini, bahkan berdiri dengan sopan menyambutnya.

Sampai di tempat duduk, Manda dengan teguh bertanya: "Kenapa kamu datang pagi sekali?"

Tanu menuangkan teh jasmine hangat untuk Manda, tersenyum, "Begitu mengangkat teleponmu aku sangat semangat sampai tidak bisa tidur, ingin lebih cepat bertemu denganmu."

Manda menunduk menghindari tatapannya, "Kakak ipar, tolong sopan sedikit!"

Satu kata kakak ipar membuat Tanu sedikit canggung, dia mendorong gelas kehadapan Manda, lalu menyindirnya, "Sebentar lagi aku bukan kakak iparmu lagi, kamu sudah melihat surat persetujuan perceraian bukan? Mamamu harusnya tidak ada pendapat."

"Aku ada!" Manda dengan marah melihatnya, "Tanu, dasar orang licik, kalian menghasut hubunganku dengan mamaku, membuat mamaku kehilangan kepercayaan padaku, benar-benar kelewatan, aku tidak akan menyetujuinya."

Tanu tersenyum dingin, "Jangan marah, minum teh dulu tenangkan dirimu."

Manda menarik nafas dalam, dia juga tau kalau marah tidak akan menyelesaikan masalah, hanya bisa menenangkan dirinya.

"Kamu tidak setuju aku bercerai dengan kakakmu, atau tidak setuju menikah denganku?" Saat Tanu berkata, menampilkan senyum kemenangan mutlak, "Oh ya, apa Rendra tau? Apa dia......sangat ingin memukulku?"

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu