Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1026 Pria Tampan Yang Tinggi Bersama Sebuah Ember

Musim gugur di Kota Jakarta sangat pendek, perasaan baru saja tiba dan dia pergi lagi dalam sekejap mata. Pohon ginkgo kuno di depan kediaman Gavin sudah berwarna emas, batang yang tebal, mahkota yang besar dan daun emas yan gugut terlihat sangat indah.

Cuaca hari sabtu sangat bagus, langit biru yang tidak berawan terlihat jernih, seinar matahari yang cerah memercik dengan hangat dan membua orang ingin memeluknya.

Cuaca seperti ini paling cocok untuk BBQ dan piknik, terutama dengan sekelompok anak-anak.

Semua orang pun datang, Vero dan Sonny membawa seorang pengikut kecil. Rufi Tulung yang sudah berusia 2 tahun sekarang sudah bisa berjalan dengan lancar, sepasang kakinya yang pendek sanggup berlari lebih cepat daripada yang lain, langkah kaki dia tidak besar, tetapi frekuensinya sangat tinggi, sementara Wulan Ayu sudah memiliki gaya gadis elegan kecil, dia memegang tangan ayah dengan cerdik dan sepasang matanya yang hitam dan bulat terlihat sangat mirip dengan Manda, sementara Fanny memberikan nama panggilan Jifan kepada anak gadisnya bersama Jino, Jifan adalah adik terkecil di antara semua anak, dia belum bisa berjalan, tetapi tidak ada yang bisa lebih cepat darinya waktu dia merangkak, penampilannya yang gendut dan imut membuat dia menjadi anak kesayangan para abang dan kakak.

Nana dan Bobi secara alami menjadi tuan rumah kecil, mereka bermain bersama adik-adiknya dan seluruh taman adalah bayangan mereka bermain sana sini beserta suara teriakan anak kecil yang asyik dan jernih.

Selain para pasangan yang membawa anaknya, yang datang masih ada Weiner dan istrinya.

Awalnya Gavin ada mengajak Darius, tetapi Darius, Jenny, Jordan dan istrinya semuanya pergi ke Kelas Cinta Kasih Penyakit AIDS Kota Jakarta.

Meskipun Bobi (anak Darius) sudah pergi, Darius tetap tidak melupakan tempat itu yang pernah memberi Bobi kehangatan dan cinta kasih. Selama dia memiliki waktu, Darius akan pergi ke sana untuk membantu dan menemani anak-anak itu yang kasihan.

Yang benar-benar sangat patut disyukuri adalah keluarga Wijaya sangat mendukung hal ini.

Di sudut halaman, para ayah secara aktif mengambil tanggung jawab memanggang, sementara para ibu duduk di samping untuk minum teh sambil mengobrol.

Anna paling tidak suka BBQ, dia merasa makanan BBQ sangat berminyak dan asin, bahkan tidak bersih dan tidak sehat, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena para anak-anak menyukai BBQ, akhirnya Anna pun memutuskan untuk mengawasi secara pribadi dan membantu semua orang untuk menyediakan bahan dan saus BBQ.

Beberapa tahun lalu, selama memiliki waktu, mereka akan berkumpul di kediaman Gavin. Dulu semua orang masih tidak berkeluarga, waktu berkumpul mereka tentu saja minum alkohol bersama sampai mabuk, tetapi setelah semuanya berkeluarga, pemandangan yang terjadi ketika mereka berkumpul sudah menjadi berbeda.

Gavin tidak memasang wajah tegang lagi, dia bisa senyum dan makan sisa ayam panggang yang dimakan anak gadisnya, dia bahkan bisa mengambil foto istrinya dan mempostingnya di sosial media untuk menunjukkan cintanya.

Manda melihat ke sekitar dan menyadari tidak ada keberadaan Yuni, dia menyentuh Laras dengan sikunya dan bertanya: "Dimana pengikut kecilmu itu?"

Laras tertawa dan berkata: "Yuni pergi berkencan" Ekspresi gembira Laras terlihat terlihat seolah-olah anak gadis rumahnya akhirya berpikir dengan logis, dia sengaja berkata dengan suara besar agar beberapa teman Gavin mendengarnya, "Kesadaran Kapten Hendro itu benar-benar terlalu rendah, akhirnya dia menyadari dirinya menyukai Yuni, jadi mereka pun pergi berkencan"

Weiner, Sonny dan Jino saling menatap kepada sesama dan tiba-tiba mereka mengerti, berkata pada saat yang sama: "Oh, ternyata orang itu adalah adik Yuni"

Laras: "Kenapa? Kapten Hendro ada memberi tahu kamu?"

Sonny: "Dia tidak mau berkata, beberapa hari ini dia terlihat tidak fokus seolah-olah berubah menjadi oang lain, kami bertanya dia apakah mengalami masalah cinta dan dia malu mau mengakunya"

Jino: "Kapten Hendro benar-benar sangat lambat, bukannya hanya masalah menara air paling mendekat bulan? Dia menunda hal ini selama bertahun-tahun"

Weiner: "Hais, si Hendro itu bahkan tidak bisa berbanding dengan adik Yuni yang menjalani hidup dengan bebas dan mudah. Kalau aku itu adik Yuni, aku pasti akan menyiksanya dengan kejam"

Bagian sini sedang bercanda tentang masalah Hendro dan Yuni, sementara Hendro yang berada di bagian saja mengeluarkan bersin tiga kali berturut-turut, dia merasa sangat memalukan.

Di taman dekat danau, Hendro dan Yuni duduk di atas bangku panjang yang terletak di tepi sungai, cahaya matahari yang hangat menyinari danau dan danau memantulkan sinar matahari yang berwarna keemasan.

Meskipun pemandangannya terlihat indah, udara terasa sangat sangat dingin.

"Kamu kedinginan ya?" Yuni bertanya dengan penuh perhatian, "Sini lumayan dingin, kalau tidak kita mencari tempat duduk di dalam ruangan saja?"

"Tidak dingin, aku hanya tadi tiba-tiba menarik nafas dalam, maaf...."

Suhu musim dingin di kota Jakarta mendekati 0 derajat, Hendro memilih taman yang terletak di tepi danau sebagai tempat dia berkencan dengan wanita yang dia sukai, hal ini membuat orang tidak mengerti kepadanya.

Yuni memeluk tubuhnya sendiri, "Aku kedinginan....."

Hendro yang menyadari kesalahan langsung berdiri dan melepaskan jaketnya.

"......" Kamu mau berbuat apa? Buat apa kamu melepaskan jaket? Kamu jangan sembarang bertingkah di tempat umum!

Tanpa peduli apakah Yuni mau atau tidak, Hendro langsung meletakkan jaketnya di tubuh Yuni dan sekalian menarik ritsletingnya dengan rapi.

Yuni: ".........."

Jaket panjang Hendro berwarna hitam, waktu Hendro memakai saja panjangnya sampai ke lutunya, waktu Yuni memakainya, jaketnya terlihat lebar dan panjang mencapai mata kaki. Terlihat dari jarak jauh, orang yang berdiri di tepi danau terlihat seperti seorang pria yang tinggi beserta satu ember.

Satu ember.

Ember.....

Terdengar sangat ideal, tetapi realitas tidak begitu.

Yuni melirik ke Hendro, "Siapa yang mau memakai pakaianmu?!"

"Bukannya kamu bilang dingin? Setelah pakai tidak akan kedinginan lagi"

"Aku kedinginan, tetapi masih bisa tahan"

"Tidak boleh begitu, harus memakai lebih banyak kalau kedinginan, jangan menahannya"

"Tetapi! Sangat! Jelek!"

Hendro melihat Yuni dari atas sampai bawah dan memujinya tanpa memikirkan hati nurani, "Tidak kok, kamu terlihat imut, ha ha ha...."

Yuni berputar balik badannya dan bermaksud untuk berjalan, tetapi mungkin karena bajunya terlalu panjang ditambah langkah yang diambil terlalu besar, langkah pertamanya yang bergegas membuat dia hampir jatuh.

"Heh..." Hendro pun langsung memegangnya, "Kenapa? Tidak hangat ya?"

Yuni malas menjelaskan dengan Hendro, dia mendorongnya dengan kuat dan berjalan dengan cepat sambil menarik ritsleting, dia harus melepaskan jaket panjang ini yang jelek.

Yuni adalah orang yang memiliki kecepatan, jaketnya sudah terlepas sebelum dia berjalan 2 langkah, setelah itu dia melemparkan jaket itu ke Hendro, "Kembalikan kepadamu"

Hendro mengejarnya dengan erat, dia tidak tahu mengapa Yuni marah. Sesuai dengan pengalamannya, waktu wanita marah, pria harus menghiburnya, tidak boleh bersikap dingin dan tidak boleh membiarkan kemarahan dia berlangsung sampai sepanjang malam.

"Kalau tidak mau pakai ya sudah jangan pakai saja, kalau dingin jalan-jalan saja, aku temani kamu jalan, setelah jalan-jalan kamu akan terasa hangat"

Yuni berhenti berjalan dan menoleh ke Hendro dengan tatapan tidak senang, Hendro memegang jaketnya dengan wajah polos yang tidak bersalah.

Kencan resmi pertama kali, kata-kata yang penting tidak diperbicarakan dan suasana bahkan menjadi begitu canggung, sejujurnya, Yuni merasa sangat kecewa.

Semakin besar harapan, semakin besar pula kekecewaan.

Kalau bukan Yuni benar-benar sangat menyukai Hendro, Yuni akan langsung pulang tanpa berkata apa punn setelah melihat tempat berkencan yang dipilihnya, kemudian Yuni akan memblokir kontak pria ini dan tidak menghubungi dia selamanya.

Tetapi, karena Yuni sangat-sangat menyukainya, dia bisa memaksa dirinya untuk mengerti dan menerima bahwa Hendro adalah orang yang tidak romantis.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu