Cinta Pada Istri Urakan - Bab 70 Pertama-Tama Kalian Harus Ada Pacar Dulu (1)

Meski di telpon Manda berbicara dengan penuh amarah, tapi masih mengiyakan ajakan Laras untuk pergi ke satu tempat main indoor.

Bagaimanapun, dibanding di rumah bersama dengan ibu yang cerewet dan kakak yang tidak menarik, masih lebih baik pergi bermain dengan Laras.

Siapa suruh mereka sangat mirip.

“Astaga, tahu petis toko ini mantap sekali, aku harus posting Instagram sebentar.” Laras yang mulutnya masih penuh dengan tahu petis, di ujung mulutnya pun masih terkena petis, benar-benar lupa image.

Tangan Manda memberi kode jangan , “Hei, Bagaimanapun juga kamu sekarang adalah Nyonya Pradipta, bisa tidak perhatikan image sedikit?”

Laras tidak peduli, malah sengaja mengangkat kaki panjangnya diatas kursi, mengangkat kedua lengannya satunya menopang di atas pundak punggung Manda, tangan satunya lagi dengan memegang tusuk gigi dengan gaya yang seperti gaya tangan mengambil rokok, dengan kuat mengangkat dan menghempaskan kakinya hingga tinggi

Manda tak bisa berkata-kata menyudutkan bola matanya, langsung menggelengkan kepala, “Gawat kamu ini.”

“Kukasih tahu kamu, Gavin secara pribadi beda dengan yang kalian lihat, jangan lihat biasanya dia bergaya hebat berwibawa dingin bukan main, di hadapanku sama seperti anak kecil saja, sangat nempel sekali.”

Bersamaan dengan ini, di pasukan besar khusus Serigala, para pasukan sedang berada di ruangan penyadapan suara. Menyelidiki kode rahasia dalam sekumpulan rekaman telepon.

Saat sedang menyetting chanel , tiba-tiba terganti ke satu chanel baru.

“Jangan lihat dia biasanya hebat berwibawa dingin bukan main, sama seperti anak kecil saja, sangat nempel sekali.” Sebuah suara wanita yang sangat jelas menyebar ke dalam earphone para pasukan, semuanya jadi terkejut, ketika sedang penasaran apa yang terjadi, di earphone pun menyebar satu kalimat, “Gavin di depan orang luar begitu ganas, begitu pulang rumah juga masih mau mengambilkan aku air dan mencuci kaki ku?”

Muka Gavin tiba-tiba menjadi suram, yang kurang hanya meledak di tempat saja.

Di dalam ruang rapat diam sama sekali tak bersuara, sekali tangan Hendro yang menyetel chanel tergetar, segera mengganti chanel.

Tapi sudah tidak sempat lagi, pasukan satu dan lain sudah saling melihat, menahan tawa, memindahkan kursi, semuanya sedang mengurangi kekakuan bos mereka.

Gavin berkali-kali mengambil nafas dalam tiga kali barulah sadar kembali dari kekagetannya, dia pun bisa merasakan mukanya sendiri seketika jadi memanas, mulut Laras itu memang tahu banyak, tapi itu semua ketika mereka berinteraksi berdua saja, siapa yang sangka, anak ini bisa-bisanya di belakangnya mengatakan hal ini dengan orang lain.

Malu, tersipu, marah, ini lah perasaan langsung yang dirasakan pria itu saat itu.

Tapi, ada juga sebuah perasaan bangga yang samar-samar diam-diam muncul juga, kenapa, aku melayani istriku sudah seharusnya kan? Kalian mau melayani pun belum ada istri tuh.

Karena kasus penculikan sebelumnya, Gavin tidak tenang terhadap Laras, khawatir Laras akan terancam lagi oleh pembalasan dendam Paman keempat, jadi di dalam handphone baru yang diberikanya ke Laras diam-diam ditanam masuk sebuah gps super kecil, bisa mengikuti jejak, bisa menyadap, asal handphone bersama dengan Laras, pria itu bisa mengamati semua tindakannya, tujuannya juga hanya untuk keselamatan Laras.

Rapat hari ini, pria itu menyerahkan handphone ke Hendro bersama dengan data yang mau dibuka, baik lah, bagus sekali Hendro membuka keluar chanel pria itu untuk mengamati Laras, membuat saudara-saudaranya melihat lelucon, juga menyebarkan gelombang kemesraan.

Gavin berpura-pura tenang, tapi suasana di ruang rapat jelas terlihat tidak sama lagi, Sony tertawa menggoda: “Bos, tidak disangka kamu masih ada sisi seperti ini.”

Sewaktu menunggu godaan mereka, Gavin pun mengikuti alur turun, dengan ekspresi yang angkuh berkata: “Ini belum apa-apa, tunggu kalian menikah baru bisa merasakan, oh, pertama-tama kalian harus ada pacar dulu.”

“Huuu…” Para saudara menerima ejekan sepuluh ribu kali lipat, bos kalau sedang tidak serius, lebih menyakiti dibanding saat serius.

Di sisi lain, setelah Laras dan Manda usai makan tahu petis dengan cepat mengganti lokasi, datang ke sebuah tebing panjat batu.

tebing panjat batu itu terkenal karena ketinggian dan tantangannya yang berbahaya, sangat terkenal oleh para pecinta panjat, rate komen di internet sangat tinggi, disebut menjadi panjat batu paling top se-internet.

Laras mengenakan perlengkapan keselamatan, gatal mau mencoba, tapi Manda malah memilih untuk mundur.

“Aku ini wanita feminim, kamu bisa-bisanya bawa aku pergi bermain ke sini, aku bisa main kah?”

“Sudah untung aku tidak bawa kamu pergi ke tempat tinju, manjat batu saja cerewet sekali?”

“….. kalau kamu bias, naik saja sana.”

“Aku tidak bisa makanya aku mengajakmu, kalau ada kamu, aku bukanlah yang paling parah.”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu