Cinta Pada Istri Urakan - Bab 488 Perkiraan Angan-Angan yang Salah

Pagi-pagi di hari kedua, langit baru terang, Laras sudah bangun.

Nana tidur lasak, tempat tidur juga kecil, sepanjang malam Laras menyelimutinya, sama sekali tidak bisa tidur nyenyak.

Dia melihat anak-anak masih tidur dengan nyenyak, lalu pelan-pelan berjalan ke pintu, membuka pintu dengan pelan.

Pandangannya menyapu seluruh ruang yamu, tidak melihat bayangan Gavin, baru dengan tenang berjalan keluar.

Cuaca berubah hangat, pemanas yang dihidupkan sepanjang musim dingin sudah dimatikan semalam, perbedaan suhu di kamar kecil jadi tidak begitu terasa, tapi di ruang tamu lebih besar, maka perbedaan suhu juga sedikit besar.

"Achiu!" Laras tidak bia menahan untuk bersin, walaupun cuaca berubah hangat, tapi suhunya masih dibawah 10 derajat, tiba-tiba pemanas berhenti, masih saja sedikit dingin.

Dia mengeluarkan sweaternya, berbalik badan malah menemukan kalau di balkon kelebihan sebuah bayangan hitam panjang yang menggantung, dia terkejut sampai sweaternya jatuh ke atas lantai.

Dia melihat dengan jelas lagi, rupanya adalah sebuah jas panjang hitam, dia mengira melihat setan di pagi hari.

"Berbuat smaunya lagi!" Laras berkata pelan, dengan marah menurunkan jas itu.

Hari Sabtu telah tiba, Gavin benar datang.

Karena insiden penculikan oleh penjahat di Pohon Kecil beberapa waktu yang lalu, masalah keamanan yang serius terekspos, jadi masih ditutup dan dalam masa perbaikan,

Gavin sangat jelas tentang ini, jadi yakin kalau kedua anak-anak hari Sabtu pasti akan ikut pergi dengannya.

Karena anak-anak mau pergi, Laras juga tidak bisa melarangnya, dia haya bisa ikut pergi.

Itu adalah perkiraan angan-angannya.

Bel pintu berbunyi, Nana dengan senang berlari membuka pintu, mulutnya juga sambil mengoceh, "Pasti paman kuda kecil sudah datang."

Begitu membuka pintu, seperti keinginannya, dia senang sampai ingin terbang, membuka lebar kedua tangan kecilnya, melompat dan memanggil, "Paman kuda kecil, gendong aku, gendong aku."

Gavin tampak sangat segar, membungkuk dan menggendong Nana, sangat memanjakannya.

"Nana, Bobi, sudah bersiap pergi berpetualang bersama paman?"

"Sudah." Kedua anak ini menjawab bersamaan.

"Baik, kalau begitu berbaris rapi, persiapkan perlengkapan, siap-siap untuk berangkat."

Nana dan Bobi langsung memikul tas ransel kecil mereka, memakai topi kecil, membawa termos mereka, berdiri dengan tegak, sangat serius.

Gavin melihat ke arah Laras, dengan pandangan bertanya padanya---- Kalau begitu apa kamu sudah bersiap-siap?

Laras tersenyum tipis, memberikan sebuah koper kecil padanya, "Kalau begitu hari ini dan besok merepotkanmu untuk menjaga mereka, saat keluar harus berhati-hati, kalau ada terjadi apa-apa, aku akan mengambil nyawamu."

"......" Dua kalimat terakhir yang sangat mendadak, membuat Gavin terkejut, "Kamu tidak ikut pergi?"

Laras masih tersenyum, "Aku tidak butuh petualangan."

"......"

"Nana, Bobi, harus menuruti perkataan paman ya." Laras dengan senyuman yang menyimpan pisau melihat Gavin, lalu dengan lembut berpesan, "Kedua anak ini lebih aktif, kalau pulang dengan terluka, kamu ingat itu."

"......"

Yang lainnya Laras tidak mengatakan lebih banyak lagi, melambaikan tangannya, berkata: "Pergilah."

"......" Gavin tidak bisa tersenyum, kali ini perhitungan angan-angannya salah, awalnya dia masih berpikir akan menginap semalam disana, waktu dalam semalam akan menyelesaikan semuanya.

Nana dan Bobi satu kanan satu kiri menariknya pergi, kedua anak ini juga benar-benar, bukankah sangat lengket dengan mama, kenapa tidak bawa mama ikut pergi bersama?

Gavin dengan tidak rela berjalan ke depan, dengan sedih berbalik melihat Laras, Laras memberinya senyuman yang seperti mengatakan "Hati-hati, tidak kuantar, lakukan dengan baik."

Hatinya pahit, tapi tidak boleh ditunjukan kepada anak-anak.

"Baik, paman bawa kalian pergi bermain." Ingin menangis tapi tidak ada air mata.

Laras melihat mereka pergu, dia masih sangat tenang menyerahkan anak-anak kepada Gavin, juga harusnya biarkan dia merasakan bagaimana rasanya satu orang membawa dua orang anak.

Walaupun Gavin tidak bertanya juga tidak membicarakan tentang ayah dari anak-anak, tapi samar-samar Laras tau, mungkin saja dia sudah tau.

Bagaimana juga, dia sudah katakan sendiri, di dunia ini tidak ada hal yang tidak bisa dia dapatkan kalau dia ingin mengetahuinya.

Lalu, Laras pergi ke rumah sakit.

Romo masih dalam keadaan koma, dokter baru saja mendiskusikan untuk mengoperasi otak untuk kedua kalinya, resiko operasi yang kedua jauh lebih besar daripada yang pertama.

Laras sambil membalikkan badan Romo membersihkan badannya, sambil berkata: "Pa, dokter bilang kalau akan mengoperasimu sekali lagi, kamu harus bertahan, Nana dan Bobi setiap hari menanyakanmu, mereka semua sangat merindukanmu."

"Pa, perusahaanku semakin baik, aku sadar kalau aku beruntung sekali, bertemu dengan karyawan yang sangat baik, juga bertemu dengan pelanggan yang sangat baik, tapi ada beberapa tempat yang akan rugi, pa, kamu cepat bangun ajarkan aku, pengalamanmu adalah harta yang sangat berharga."

"Pa, cuaca sudah mulai hangat, bukankah kamu sudah berjanji pada anak-anak, saat musim semi akan membawa mereka pergi piknik? Ingatan mereka bagus sekali, selalu mengingatnya, kalau kamu mengingkari janji, mereka pasti tidak senang."

"Pa, kami semua sangat baik, hanya berharap kamu bisa cepat sembuh."

......

Siang hari, Laras dan para karyawan pergi ke hotel besar Humpre mendekorasi lokasi.

Hotel besar Humpre adalah hotel internasional bintang 5 yang terkenal, mau dari segi manapun, semuanya lebih baik berkali lipat dibandingkan dengan hotel bisnis Jiahe.

Sebenarnya, setelah real estate Podomoro dan hotel bisnis Jiahe membatalkan kontrak mereka, sangat banyak pelanggan Bona Planning yang lain sedang ragu, ada yang sudah meminta untuk membatalkan kontrak.

Tapi, pada saat para pelanggan tau kalau lokasi yang awalnya di Jiahe diganti ke Humpre dan juga harganya juga tidak berubah, semuanya melanjutkan kontrak mereka.

Humpre menyediakan lokasi kelas tinggi untuk Bona, Bona membawakan arus tamu yang datang, arus tamu yang datang bersamaan, persentase yang menginap juga meningkat.

Ini tidak pernah terpikirkan oleh Aaron.

Aaron sedang berkeliling di hotel, waktu berjalan ke aula utama, dari kejauhan melihat bayangan Laras yang sedang sibuj,

Dia menyuruh orang yang mengikutinya untuk pergi, berjalan lurus ke aula megah itu.

"Eh, Presdir Atmaja, sedang sibuk?"

Laras berbalik, mengatupkan kedua tangannya, dengan hormat membalasnya: "Halo presdir Pradipta, hari ini punya waktu luang kemari untuk mengadakan pesta?"

Aaron tentu saja tau kalau kata-katanya punya maksud mengejek, dengan serius berkata: "Aku sednag datang berkeliling, apa itu pesta, aku tidak mengerti."

"......" Laras tidak bisa menahan untuk tidak memutar matanya.

"Hahahaha, eh, bicarakan urusan penting, kamu sini," Dia menunjuk kedalam, "Lumayan bagus juga."

"Tentu harus, acara penting pelanggan, mana boleh asal-asalan?"

"Ehn, lumayan bagus, apa kalian juga mengadakan acara malam?"

"Tentu saja, acara apapun semua kami adakan, kenapa, ingin membantuku memperkenalkan bisnis?"

"Aku akan memperhatikannya."

"Kalau begitu aku berterimakasih dulu padamu," Laras berpikir, mumpung ada kesempatan, lalu berkata, "Presdir Pradipta, kamu sudah sangat banyak membantuku, aku sungguh harus berterimakasih padamu, malam ini ada waktu tidak? Aku traktir kamu makan."

"Malam ini aku sudah ada janji dengan Vero di Apa Hayo, kamu ingin ikut?"

Sejenak Laras gembira, dia sudah beberapa tahun tidak bertemu dengan kakak ipar langsung, kalau di televisi malah lebih sering, "Apa Hayo milik kak Vero masih dibuka?"

"Masih, bisnisnya masih sangat tidak baik, juga karena kita pergi, bantu dia mempertahankan modalnya, apa kamu mau pergi?"

Laras mengangguk, "Pergi, tapi aku harus menyelesaikan yang disini dulu baru bisa pergi."

"Bisa, kalau begitu kami tunggu kamu datang untuk membayar uang."

"Tidak masalah."

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu