Cinta Pada Istri Urakan - Bab 516 Saking Kurusnya Hanya Tersisa Tulang Saja

Awalnya Reni ingin menggunakan cara yang megah untuk mengambil alih Real Estate Podomoro, tapi tak terduga, malah mengakhiri ambisinya dengan cara yang mengenaskan.

Semua orang dari keluarga Bakri awalnya mengira hanya duduk sudah bisa menikmati hasil, bisa berakar dan menghasilkan banyak uang di Kota jakarta, tapi tidak terpikir, mimpi hancur dengan cara paling memalukan, betapa bermartabatnya ketika datang, maka saat pergi juga akan betapa mengenaskan.

Dan Laras, dorongan Lana kali ini sungguh sudah mencelakainya, retak tulang di bahu kiri terluka sekali lagi, retaknya lebih parah lagi dibandingkan sebelumnya.

Rumah sakit, ruang gawat darurat.

Laras terbaring di ranjang pasien dan tidak bisa bergerak, luka kedua kali lebih menyakitkan dibandingkan luka pertama kali, rasa sakit benar-benar menusuk ke dalam tulang.

Romo terus menemaninya, melihat putrinya sakit sampai berkeringat dingin di dahi, dia sangat berharap dia bisa menggantikan putrinya menanggung rasa sakit ini.

Gavin membawa hasil rontgen yang baru diambil untuk dilihat dokter, begitu dokter melihatnya langsung menggeleng, “Mau operasi, harus di gips, harus istirahat penuh, paling bagus di opname.”

“Boleh, kamu atur saja.” Gavin tidak berunding dengan mereka, langsung memutuskannya.

“Kalau begitu aku segera aturkan operasi.”

Dokter pergi, Romo menyalahkan dirinya dan merasa menyesal: “Laras, papa yang sudah mencelakaimu.”

Laras bercucuran keringat karena kesakitan, tempat dia berbaring basah oleh keringat, dia memejamkan mata, tidak bersuara sedikitpun, terus menahannya.

“Mengenai Nana dan Bobi kamu tenang saja, aku pasti jaga dengan baik, kamu di rumah sakit baik-baik melakukan perawatan.”

Laras hanya mengangguk pelan, dia takut begitu berbicara, mengeluarkan suara yang lebih menyakitkan dan memilukan, dan itu akan membuat papanya lebih khawatir.

Gavin juga tidak berbicara, hanya menemani dan berdiri di samping ranjang, dia menggengam tangannya erat-erat, membiarkan dia cekik tangannya jika sakit.

Sangat cepat, staf medis kemari mendorong ranjang, mau mendorongnya masuk ke ruang operasi, mata Romo memerah karena cemas, Gavin menundukkan kepala, berbicara dengan suara pelan di samping telinganya: “Jangan takut, ada aku, aku menunggumu di luar ruang operasi.”

Dia mencium keningnya, dan dia merasakan dirinya sedikit gemetaran.

Laras di dorong masuk ruang operasi, Gavin dan Romo menunggu di luar, pemandangan seperti ini, sama seperti ketika dia bertemu bahaya di Gunung Sumbing beberapa tahun lalu, setelah diselamatkan dan dilakukan pertolongan darurat di rumah sakit, kedua pria ini juga yang menunggu di luar kamar pasien siang dan malam, tidak ingin pergi.

Romo duduk di kursi roda, menutup wajah dengan tangan, sekalian menyeka air mata yang akan jatuh.

Meskipun dia memenangkan pertarungan yang indah di perusahaan, namun menghadapi situasi keluarga hancur berantakan pada usia paruh baya, dia juga sangat sedih dan menderita.

Dalam kondisi seperti ini Laras mendadak terluka, dia juga panik.

Saat itu orang yang pertama kali terpikirkan olehnya adalah Gavin.

Jika tidak ada masalah sebelumnya, dia benar-benar bisa tenang menyerahkan Laras kepada Gavin, sikap percaya ini, telah ada di dalam hatinya selama bertahun-tahun.

Gavin mengurus masalah selanjutnya dengan baik dan teliti, ini membuat Romo merasa senang tapi juga bimbang.

Saat ini, depan pintu ruang operasi, dua pria merasa amat cemas demi orang yang sama, memulai percakapan yang mengesankan.

Romo: “Waktu itu kamu meninggalkan sebuah surat cerai untuknya, sebenarnya apa yang kamu pikirkan?”

Gavin agak terkejut, namun segera tenang, berkata: “Saat itu ada hal yang harus aku laksanakan, ada kemungkinan tidak bisa pulang dengan selamat, aku tidak ingin dia menjadi janda seumur hidup demi diriku. Walaupun dia selalu mengatakan akan menemukan seseorang untuk menikah setelah lewat beberapa tahun, tapi aku tahu dia tidak akan melakukannya.”

Romo: “Ternyata benar seperti itu, kamu, sungguh terlalu teliti, tapi, kami tidak akan berterima kasih atas apa yang kamu anggap teliti, apakah kamu tahu Laras malah merasakan semua penderitaan karena ketelitianmu?”

Gavin: “Aku tahu, aku juga tidak menyangka masalah bisa jadi begini.”

Mengungkit kejadian waktu itu Romo kesal sekali, “mamamu menyalahkan Laras sebagai penyebab stroke papamu, Laras juga tidak ingin melihat papamu stroke, hanya karena ini, Laras harus memikul tuduhan sebagai pembawa petaka bagi suami dan anggota keluarga. Ketika mamamu mengusirnya, tidak ada satu orang pun dari keluarga besarmu yang maju membelanya, apakah kamu tahu pada saat itu betapa sakit hati dan putus asa dirinya?”

Gavin menundukkan kepala, “Maaf.....”

Romo: “Apakah sekarang kamu sudah tahu siapa papa kandung dari Nana dan Bobi?”

Gavin: “Sudah tahu, aku.”

Romo: “Waktu itu dia pingsan tidak sadarkan diri, diantar ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan baru tahu kalau sudah hamil tiga bulan, dia sangat ceroboh, bahkan tidak tahu kalau dirinya sedang hamil. Pada saat itu, aku membujuknya untuk aborsi, kamu juga sudah tidak ada, keluargamu juga tidak berperasaan, kenapa dia harus melahirkan anak untuk keluargamu? Tapi aku tahu, dia tidak akan aborsi, jadi saat dia seorang diri tanpa bantuan, aku hanya bisa mendukungnya tanpa syarat.”

Mengenang kejadian waktu itu, Romo merasa sedih, “Waktu itu aku menjemput Laras pulang, Reni sangat marah dan kembali ke Australia, saking kurusnya Laras hanya sisa tulang saja di badannya, hamil lima bulan juga tidak diketahui orang lain, hingga menjelang tahun baru, Reni dan Lana pulang, Laras tidak ada cara lain baru memilih keluar negeri.

“Hamil satu anak saja cukup melelahkan, dia hamil anak kembar, kelelahan yang berlipat ganda. Dia mengandalkan diri sendiri hidup di luar negeri, aku mentransfer uang untuknya tapi dia akan transfer balik seutuhnya, aku berada dalam negeri, sering insomnia karena khawatir, dia seorang wanita, melahirkan anak di negara asing jauh dari kampung halaman, harus membesarkan dua anak, sungguh betapa sulitnya.”

“Apakah kamu ingin tahu kenapa dia harus merahasiakannya? He, dia juga tak ingin, jika saat itu ada yang bisa membantunya sedikit saja, dia akan merasa senang dan santai, tapi, yang paling dia takuti adalah papa dan mamamu akan merebut anaknya, membuatnya berpisah dari anak.”

“Wanita memang lemah, namun seorang mama akan sangat kuat, Laras sangat mencintai kedua anak itu, jika kamu ingin merebut anak dari tangannya, aku akan mempertaruhkan nyawa melawanmu.”

Gavin bersumpah: “Aku pasti tidak akan merebut anak, juga tidak akan mengizinkan keluargaku memiliki pikiran seperti ini, aku hanya ingin dia memaafkanku, mulai dari awal menerimaku lagi, aku juga sedang berusaha.”

Romo: “Lalu bagaimana dengan keluargamu?”

Gavin: “Aku sudah memberitahu keluargaku, orang tuaku sangat senang setelah mengetahui keberadaan kedua anak, mereka bersedia minta maaf pada Laras.”

Romo mendesis dingin, berkata: “Apakah tidak merasa kalau sudah terlambat? Mereka bersedia minta maaf, apa Laras harus memaafkan?”

Gavin: “Bukan begitu, aku menghormati semua pikirannya, pasti tidak akan memaksanya.”

Romo menghela nafas dalam-dalam, berkata: “Aku sadar diriku bukan papa yang memenuhi syarat, aku sendiri meninggalkan istri dan putriku, punya hak apa berkomentar padamu? Hanya saja....sebagai seorang papa, aku benar-benar tidak berharap putriku terluka sedikit pun. Sekarang kamu juga seorang papa, jika nantinya ada pria yang memperlakukan Nana seperti ini, kamu akan bagaimana?”

“Aku akan membunuhnya, jika diizinkan oleh hukum.”

“Kalau begitu seharusnya kamu mengerti rasa khawatirku padamu sekarang?”

“Sangat mengerti.”

Romo mengulurkan tangan menepuk-nepuk bahunya, seperti sedang memberi peringatan, juga seperti menghmamar, “Laras adalah orang yang sangat mandiri, dia bisa memaafkan atau tidak, lihat keberuntunganmu, aku tidak akan ikut campur, aku juga tidak ingin menjadi seperti mamamu dibenci oleh junior.”

Gavin merasa terharu, tanpa diragukan Romo adalah orang yang sangat murah hati dan rasional, “Terima kasih......”

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu