Cinta Pada Istri Urakan - Bab 518 Kamu Betul-Betul Bisa Menahannya

Meskipun ini bukan pertama kalinya Laras dirawat oleh Gavin, tapi kali ini Laras benar-benar tidak bisa merawat dirinya sendiri.

Setidaknya sebelumnya dia bisa bergerak bebas, kalau mau ke toilet cukup dituntun oleh Gavin sampai pintu toilet.

Kali ini sudah berbeda lagi.

Dia hanya boleh tiduran dikasur selama 3 hari, makan dan minumpun harus dilakukan dikasur. Pikirannyapun berpikir untuk meminta Gavin membantunya untuk melakukan semua itu membuatnya jadi tidak ingin makan, bahkan minumpun tidak.

Hari berikutnya setelah operasi, perawat datang pagi-pagi dan mengatakan dia akan menarik kateternya.

Melihat Gavin yang tidak bergerak ditempat, dan tidak ada niat untuk keluar, Laras akhirnya membuka suara, “Hei, bukankah kamu seharusnya keluar?”

“Harus ya?”

“Menurutmu?!”

Gavin mencibir, dan tertawa dengan sangat lega, sambil berjalan keluar dia berbicara dengan perawat: “Begitulah dia, jadi kamu harus pelan-pelan ya.”

Perawatpun juga tertawa dan berkata, “Ketua Pradipta tidak perlu khawatir, ini tidak akan sakit.”

Raut wajah Laraspun berubah, dia malu pada dirinya sendiri.

Sambil menarik kateternya perawat itu berkata: “Nyonya Pradipta, Ketua Pradipta sangat baik kepadamu, kami semua perawat sampai kagum, oh bukan, dari dokter sampai perawat semua kagum kepadamu.”

“hehehe.”

“Aku berkata jujur, rumah sakit adalah tempat terbaik untuk menguji kemanusiaan. Jika suami sakit pasti ada istri yang membantu merawat, tapi jika istri sakit kebanyakan adalah Ibu dari sang istrilah yang datang merawat, yang bersikap seperti Ketua Pradipta ini, sangat langka.”

“Hehehe.”

Perawat memang bekerja sangat cepat, ditengah-tengah pembicaraan dia sudah menyelesaikan pekerjaannya, “Nyonya Pradipta, istirahat yang baik ya, kamu punya suami yang begitu baik, pasti bahagia.”

“Hehehe.”

Sampai perawat pergi, Laras tidak menyangkal identitasnya sebagai Nyonya Pradipta, bahkan jika dia menyangkal dia juga butuh kepercayaan dari orang lain. Gavin sudah melakukannya seorang diri. Jika dia menyangkal, semua orang pasti akan membahasnya.

Gavinpun masuk, bertanya dengan santai, “Bagaimana perasaanmu?”

Laras mengalihkan pandangannya dan berbicara dengan nada datar: “aku tidak ingin membicarakan topik ini denganmu.”

Gavin mengangguk tanda mengerti, ekspresi kebahagiaan yang menyelinap sangat lucu.

Beberapa saat kemudian, samar-sama merasakan detoksifikasi, tapi melihat Gavin, dia dengan keras kepala menahan perasaan itu.

Dia tidak bisa membayangkan lagi. Tidak apa kan hanya 3 hari, 1 hari sudah berlalu, sisa 3 hari. Dia pasti bisa menahan!

Harus bisa menahan!

Lalu, dalam kamar rumah sakit tidak henti-hentinya kedatangan orang yang berkunjung, berita Laras cidera menyebar kesemua anggota polisi, akibatnya berbagai departemen mengirim perwakilan untuk berkunjung.

Ada juga kerabat Pradipta yang berdatangan terus menerus.

Pastinya, semua orang yang datang berkunjung ini karena Gavin.

Tidak tau juga bagaimana info ini menyebar, mereka semua berasumsi kalau mereka berdua sudah memulai hidup baru, Laras adalah Nyonya Pradipta sekarang.

Nyonya Pradipta masuk rumah sakit, karena status Gavin, bahkan jika itu untuk menemui Ketua Pradipta, mengunjungi pasien juga adalah peluang yang besar.

Akibatnya, Laras melihat wajah Gavin yang berubah masam.

Akhirnya Gavinpun harus menulis sesuatu ke publik —— “Terimakasih atas kepedulian teman-teman semua, dia dalam sedang butuh waktu yang banyak untuk beristirahat, jadi mohon maaf jika kami menolak kunjungan, mohon pengertiannya dan terimakasih.”

Fanny sudah kembali dari bulan madunya, ketika dia mendapat kabar bahwa Laras masuk rumah sakit, dia sangat khawatir.

“Haloo, Laras, sudah membaik?”

Hari-hari dirumah sakit sangat membuatnya bosan, langsung ketika Laras mendengar suara Fanny dia merasa sangat dekat, “Belum, dokter tidak mengizinkan keluar rumah sakit, kamu sudah pulang?”

“Iya, sebenarnya aku ingin datang mengunjungimu, tapi Ketua Pradipta sudah berbicara begitu, jadi aku hanya bisa menelponmu saja.”

“Apa yang dia bicarakan?”

“Kamu tidak tahu?”

“tidak, apa yang dia katakan?”

“heh.. ini….. kamu lihat sendiri saja, aku juga melihatnya dari tempat Jino. Laras, Istirahat dengan tenang ya, di perusahaan ada aku, jadi kamu tidak perlu khawatir.”

Teleponpun ditutup, Laras sangat penasaran jadi dia bergegas membuka ponsel, dan akhirnya dia tahu apa yang terjadi.”

Post Gavin sangatlah membosankan, hanya postingan artikel patriotik di hari khusus.

Terakir kali dia memposting status pribadinya, itu adalah foto jelek Laras yang mabuk di bawah pohon ceri beberapa tahun lalu.

Sudah lima tahun sejak terakhir kali, dan banyak orang telah meledak karena itu.

Laraspun melihat komentar dari beberapa orang ——

Aaron —— “Ahhaaa, jaga kakak ipar baik-baik ya.”

Rendra —— “Ahhaa, jaga adik dengan baik ya.”

Manda —— “Ahhaa, jaga adik dengan baik ya.”

Vero —— “Ahhaa, jaga adik dengan baik ya.”

Laras membenci itu, bisakah dia sedikit lebih kreatif?!

Yang membuat dia tidak habis pikir adalah Romo juga ikut komentar, Komentar Romo adalah —— “tidak bolehkah kita mengunjungi?”

Dan Romopun satu-satunya orang yang mendapat balasan —— “Pastinya boleh, silahkan datang kapan saja.”

Melihat ini semua, Laras sepertinya tidak merasa dikucilkan lagi, hatinya sedikit bahagia, bahkan perasaannya sendiripun sangat tidak terduga.

Gavin melihat Laras yang sedari tadi menahan ketawa diapun bertanya: “Lihat apa sih bahagia sekali?”

“Siapa yang bahagia?!” Reaksi Laras sangat panik, “Aku tidak bahagia, jangan lihat ponselku diam-diam.”

“Ngapain sepanik ini?”

“Siapa yang panik? Aku enggak kok!”

“Oke oke oke, terserah kamu bilang apa, siapa yang menyuruhmu menjadi hantu dekatku.”

“Siapa yang menjadi hantu di dekatmu?!”

“Jangan marah, orang yang marah itu gampang tua.”

“….” Gavin, tunggu ya, tunggu keadaanku membaik, aku akan menghajarmu.

Walaupun mulutnya tidak berbicara, tapi hatinya sudah meyakininya, masuk rumah sakit kali ini adalah sebuah kenikmatan, kenikmatan hati.

Dulu, anak-anak, Ayah, Perusahaan, semua yang ada disekitarnya membuatnya khawatir, setiap kali memaksakan dirinya untuk tetap kuat, dan sekarang ketidak berdayaan itu adalah sebuah kemewahan bagi orang sakit.

Sekarang, semuanya tidak akan membuatnya khawatir, dan bahkan sekarang disisinya ada seseorang yang setiap saat mau melayaninya, kapan lagi dia bisa mendapatkan ini?

Berpikir sampai sini, dia menatap wajah lelah Gavin yang dia tutupi, dan ini membuatnya sudah tidak terlalu kesal lagi.

Akhirnya sampai juga dihari ke-3, setelah diperiksa lagi oleh dokter, dia pun diperbolehkan beranjak dari kasur untuk berjalan-jalan.

Dia sangat amat bahagia, bahkan lebih bahagia dari perasaan mendapatkan undian 500jt. Hal pertama yang ingin dia lakukan adalah pergi ke toilet.

Gavin menunggunya didepan pintu toilet, dia menaruh tangannya dipinggul dengan santainya dan mencoba menggoda Laras: “Kamu benar-benar bisa menahan ya, pertahanan kamu oke juga.”

“Iya iyaa, tidak sehebat kamu.”

Dia di balik pintu, dia bisa mendengarkan dengan jelas setiap kata-kata ketegarannya.

Dalam beberapa hari terakir, walaupun Laras masih menyalahkan penyakitnya, tapi dia sendiri bisa merasakan kalau emosinya sudah berbeda dari sebelumnya.

Sepertinya ini tampak lebih logis, inilah hasil yang dia inginkan.

“Untuk makan siang nanti mau makan sop ayam?”

“Mau, kuahnya yang banyak ya.”

Gavin tertawa lebar menunjukkan semua gigi putihnya itu.

Sampai bertahun-tahun kedepan, setiap dia mengulang kejadian ini, mereka berdua akan tertawa.

…..

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu