Cinta Pada Istri Urakan - Bab 29 Jalan Keluar Menuju Kebahagiaan

Malam itu Laras tidak bisa tidur dan bolak balik di atas ranjang asramanya, dia sudah mengambil ponselnya berulang kali, bahkan dia sudah mencari nomornya beberapa kali, tetapi akhirnya dia tetap tidak meneleponnya.

Dia tidak tahu harus berkata apa.

Sebenarnya dia merasa bersalah karena tertangkap basah saat Christian sedang mengungkapkan perasaannya hari ini, karena dia tidak bisa menyangkal kalau dia memang mempunyai sedikit perasaan kepada Christian, Christian tinggi dan tampan, nilainya juga bagus, perempuan mana yang tidak suka kepadanya?!

Saat Christian mengungkapkan perasaannya, dia merasa sangat menyesal kenapa dia sudah menikah dengan pria yang baru ditemuinya sekali.

Jika dia masih single, jika dia masih bebas memilih pasangan hidupnya, maka dia pasti tidak akan menolak Christian, bahkan dia akan merasa sangat bahagia.

Benar sekali, ini adalah perasaanya pada saat itu, dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri.

Ya sudahlah meskipun sudah dilihat olehnya, dia juga tidak menerima Christian, itu tidak bisa dibilang berkhianat kepada Gavin, tetapi dia benar-benar tidak menyangka kalau Christian ternyata memanggil Gavin "paman kedua", kelihatannya hubungan mereka berdua cukup dekat, kali ini dia benar-benar cari mati.

Paman kedua? Paman kedua apaan?! Kalau begitu bukankah dia sekarang sudah menjadi.....Bibi...Bibi kedua Christian?!

Hubungan yang seperti ini benar-benar sangat canggung, aku juga tidak tahu apakah Gavin akan menjelaskannya kepada Christian, bagaimana menjelaskannya.

Kalau begitu bagaimana cara dia menghadapi Christian nantinya? Masih bisakah mereka menjadi teman seperti biasanya?

Dia berpikir macam-macam sampai tengah malam, akhirnya dia mulai merasa mengantuk, tetapi Manda malahan mengirim wechat pada saat ini, dia melihatnya dan hampir saja meledak di tempat.

Manda berkata di Wechatnya--"Hal yang ingin aku katakan tadi pagi masih belum selesai semua, saat mau tidur aku baru tiba-tiba mengingatnya, aku merasa aku tetap harus menunjukkan kepadamu satu jalan yang jelas, Gavin pasti mempunyai penyakit yang disembunyikannya, dia tidak bisa diandalkan, aku menyarankan kamu lebih baik menjalin hubungan secara diam-diam dengan Christian, siapa tahu kamu bisa menemukan jalan keluar menuju kebahagiaanmu."

Sialan, Manda, lihat saja bagaimana aku menghajarmu nanti!

Laras membalasnya dengan kejam--"Pergi mati saja kau!"

Tidak cukup, dia masih menambahkan dua kata lagi--"Putus hubungan!"

Sedangkan Manda hanya membalasnya dengan emotikon tertawa kurang ajar, benar-benar brengsek.

Laras benar-benar merasa sangat kesal karena mempunyai teman tidak berguna seperti ini.

Lewat tengah malam, terus membuka mata seperti ini sambil menunggu fajar tiba, benar-benar menyiksa Laras, Laras melihat ponselnya beberapa kali, tetapi tidak ada pergerakan apapun dari Gavin, tidak ada satupun panggilan telepon dari Gavin, apalagi pesan dari Gavin, bagaikan orang ini tidak pernah ada.

Hari itu sesudah dia memarahinya, dia pergi dengan sangat marah, lalu tiga hari berturut-turut dia tidak pernah muncul, dia tidak mengerti maksud Gavin, dia marah sehingga sementara tidak ingin mempedulikannya atau dia kecewa sampai tidak ingin mempedulikannya lagi selamanya.

Jika yang kedua, maka dia juga merasa senang, aku tidak memerlukan siapapun untuk mempedulikanku, aku bisa melakukan apapun yang kuinginkan, tidak mempedulikanku, itu lebih baik!

-------

Keesokan harinya, Christian dari pagi sudah datang dan menunggu di depan asrama wanita, baju olahraga putih, topi putih, kacamata hitam berwarna perak metalik, ditambah dengan sepeda olahraga, sosok pria tinggi dan tampan di bawah cahaya matahari ini langsung menjadi pusat perhatian yang paling menyilaukan para perempuan yang ada di asrama, tidak ada yang lain lagi.

Di pagi hari, kabutnya terlihat masih belum sepenuhnya menghilang, daun-daun di rerumputan masih basah oleh embun pagi, suhunya tidak terlalu dingin, tetapi Christian sengaja bangun pagi-pagi demi mengantarkan sarapan pagi untuk gadis yang disukainya.

Di lantai bawah depan asrama perempuan sering ada laki-laki yang menyatakan perasaannya, mengantarkan sarapan bukan hal yang aneh, tetapi yang membuat orang merasa kaget adalah orang ini ternyata adalah pangeran kampus Christian yang terkenal dingin.

Hal ini menghancurkan mimpi banyak gadis muda yang menyukainya.

"Sh*t, aku tidak sedang bermimpi bukan? Dewa Christian sudah jatuh ke bumi?"

"Tidak mungkin salah, itu adalah Christian, ckckck, lihat dia, benar-benar sangat tampan."

"Tampan sih tampan, setiap hari melihatnya di kelas tetap saja tidak bosan, tetapi pria tampan seperti itu pasti menyukai wanita yang cantik, kita tidak mungkin dapat giliran."

"Haiss, menurut kalian Christian sebenarnya datang untuk menunggu siapa?"

"Tidak ada yang tahu."

Laras terbangun karena mendengar suara diskusi teman-teman seasramanya, saat harus tidur dia malah tidak bisa tidur, saatnya bangun dia malah tidak bisa bangun.

Dia mengucek matanya dan bertanya : "Fanny, apa yang sedang kalian lakukan?"

"Tuan muda Laras, kamu bangun dong, pangeran kampus Christian di bawah menarik perhatian para perempuan, kami sedang menebak gadis mana yang begitu beruntung bisa disukai olehnya."

"......." Laras tertegun selama 3 detik, lalu langsung duduk di tempat tidur bagaikan tersambar petir, My God, apa dia sudah gila?!

Lalu Laras segera masuk ke dalam selimut dan mengambil ponselnya, lalu segera menelepon Christian.

"Halo, apa yang kau lakukan di bawah sana, apa kau sudah gila?"

"Laras, aku membawakanmu sarapan."

"Jangan memanggilku!" Laras mengecilkan suara teriakannya di dalam selimut, "Segera pergi, sekarang juga, cepat pergi!"

Christian malah berkata dengan terus terang : "Laras, mulai hari ini aku resmi mengejarmu, aku mau menggunakan tindakanku untuk membuktikan perasaanku kepadamu, aku benar-benar tulus menyukaimu."

Laras hampir saja muntah darah, tetapi sayang sekali tertahan oleh dahak di tenggorokannya, "Uhuk uhuk, uhuk uhuk."

"Kenapa kamu batuk, apa kamu masuk angin lalu demam?" Christian bertanya dengan sangat perhatian, "Aku antar ke rumah sakit yah?"

"......" Laras benar-benar salut kepadanya, bisakah kamu tetap tinggal di langit dengan sikapmu yang dingin dan angkuh itu? kenapa harus turun ke dunia dan berjalan di jalan yang penuh dengan kerumunan orang?

"Christian, " Laras tidak ada cara lain, hanya bisa mengeluarakan jurus ampuhnya, "Kemarin paman keduamu tidak berkata apa-apa padamu?"

"Apa, paman keduaku selain memperingatkanku agar jangan menghambat pelajaranku, dia tidak berkata apapun lagi, aku sudah besar, kenapa tidak boleh pacaran."

"......."

"Laras, aku berharap kamu merubah pandanganmu terhadapku, aku bukan seseorang yang dingin."

"Kamu panggil paman keduamu keluar lalu baru bicara lagi denganku!"

Sekarang giliran Christian yang bingung, "Apa hubungannya dengan paman keduaku?"

"Hubungannya sangat besar, kamu panggil dia lalu kita bicara."

"Tidak usah, paman keduaku sangat sibuk, tidak bisa memanggilnya begitu saja, kemarin dia menjemputku pulang juga karena kebetulan sekalian jalan."

"Jangan banyak bicara, jika dia datang, kita bicara, jika dia tidak datang, kamu segera pergi dari sini, pergi sejauh mungkin!!!"

Tanpa menunggu jawaban Christian, Laras langsung mematikan teleponnya lalu membuka selimutnya dan langsung menghirup udara segar, lalu dia menyadari ada 3 orang dan 6 mata yang melihat kearahnya.

Sansan : "Tuan muda Laras, ada sesuatu yah."

Fanny : "Kamu meneriaki siapa? Beritahu kami dengan jujur."

Sonia melirik sekilas ke luar jendela, "Christian benar-benar sudah pergi.....Tuan muda Laras, dia diusir olehmu?"

Laras memasukkan kepalanya kembali ke dalam selimut dan berkata dengan kesal : "Aku dan dia dulu adalah musuh bebuyutan, saat ini kami adalah musuh bebuyutan, kelak kami akan tetap menjadi musuh bebuyutan! Fan, absenin buat aku, aku tidak masuk kelas pagi ini."

Fanny berkata : "Tidak masuk? Haiss tuan muda Laras, bukankah kamu kemarin bilang ingin menjadi murid yang baik."

Laras : "Memangnya murid yang baik tidak boleh bolos? Aku ngantuk, ingin tidur, siapa yang berisik, aku akan membuat perhitungan dengannya."

--------

Saat dia menerima telepon dari Christian, Gavin sedang berada di kantornya melihat informasi mengenai Laras, dia melihat seluruhnya dengan jelas, tidak melewatkan satu katapun.

"Paman kedua, itu....." dia jelas-jelas tahu kalau permintaannya ini sangat tidak masuk akal, tetapi Christian tetap memaksakan diri untuk berkata, "Laras, itu, gadis yang aku sukai, dia bilang mau berbicara denganku di depan paman."

"Baik."

"Paman bersedia?" Christian merasa sangat tidak percaya, ini benar-benar terlalu mudah.

"Ya."

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu