Cinta Pada Istri Urakan - Bab 825 Jangan Menyerah Begitu Saja Padanya

Ternyata benar seperti yang dikatakan Gavin, tidak lama kemudian setelah menghidupkan mobil, Rihana menelepon.

"Halo, Laras, sesuatu yang buruk telah terjadi. mamamu dipukuli oleh Morales dan lukanya sangat serius. Sekarang, Tuan Jin muda dan aku membawanya ke rumah sakit. Segeralah datang dan panggil Gavin.

"Baik!"

Alvin membawa Eli ke rumah sakit satu langkah lebih awal dari Laras. Saat Eli memasuki ruang gawat darurat, dia melihatnya.

Jika bukan Gavin membantunya, Laras kemungkinan sudah tumbang dan terjatuh.

Orang yang berbaring di tempat tidur roda, sudah tidak bisa dilihat dengan jelas apakah itu Eli atau bukan, hanya bisa mengenalnya dengan melihat pakaian di tubuhnya.

Mata kanannya tidak berhenti dan terus berdarah dan darah itu mengenai rambutnya hingga basah; separuh wajahnya bengkak, merah, ungu, biru dan hitam, lukanya sangat parah; mulutnya juga aneh, seperti kempes tetapi juga tampak seperti berisi, dan lembek tak berdaya; dadanya bengkak dan terlihat jelas seperti tidak normal.

Dokter yang berlari di samping tempat tidur roda mencoba menekan dadanya. Hanya satu tekanan saja, sudut mulut Elimengeluarkan darah merah gelap yang sangat tebal.

Dokter dengan segera berkata: "Ada banyak darah di dadanya."

Kemudian dia menekan lagi, Eli berteriak kesakitan, dan seteguk besar darah segar keluar dari mulutnya, dan dia juga memuntahkan dua gigi depannya.

"ma,..." Laras berteriak, seluruh tubuhnya bergetar, kekerasan dan pukulan seperti apa yang membuat orang normal dan sehat menjadi seperti ini? !!

Dari unit gawat darurat masuk ke pintu gawat darurat lalu masuk ke dalam ruangan gawat darurat, jarak hanya beberapa puluh meter tetapi terasa seperti berlari melewati gunung dan sungai.

Akhirnya, Eli didorong ke ruang operasi, dan yang lainnya ditahan diluar pintu.

Laras menangis dengan keras saat ini dan tidak bisa percaya pada apa yang telah terjadi, dia tidak bisa membayangkan seperti apa siksaan yang begitu tidak berkeperimanusiaan yang dialami oleh mamanya yang lemah.

Gavin memeluknya, dia juga ikut merasakan kesedihan dan kekhawatirannya.

Dia terus menepuk punggungnya dan menenangkannya: "Tidak akan ada apa-apa, tidak akan ada apa-apa..."

Alvin berkata: "Aku benar-benar tidak tahu bahwa dia dipukuli sampai seperti ini. Paman kelima mengatakan dia tidak sehat dan sudah tertidur. Aku juga tidak bisa mendobrak masuk untuk melihatnya, benar kan?... Sepertinya ada yang salah, Paman kelima sangat mencintai Bibi kelima, bagaimana bisa dia memukulnya? Biasanya, Bibi kelima batuk beberapa kali saja, dia langsung merasa cemas. "

Rihana juga sangat terkejut, "Tuan Jin, mungkin tidak sebaik yang kita lihat."

Sebagai satu-satunya sahabat dekat Eli selama bertahun-tahun, sudut pandang Rihana berbeda dengan Alvin, “Meskipun Eli tidak pernah bercerita tentang Tuan Jin di depanku, tetapi cara Tuan Jin mengontrol Eli, membuuat Eli merasa sangat tertekan. "Aku menyaksikan tahun demi tahun dia terus mengalami depresi dan semakin lemah. Bahkan saat keluar berbelanja untuk keperluan sehari-hari, dia harus mendapatkan persetujuan dari Tuan Jin, aku ingin bertanya, apakah ini bisa disebut sebagai kehidupan orang yang normal?"

"Aku tidak tahu apakah ini pertama kalinya atau yang kesekian kalinya kekerasan yang dia alami. Jika bukan karena aku mendatangi rumahnya, siapa yang akan menyadari sifat asli Tuan Jin? Bagaimana jikalau dia meninggal di dalam rumah... Tidak boleh dibiarkan, ini harus dilaporkan ke polisi."

Sambil berbicara, Rihana berjalan ke arah Gavin dan Laras dan dengan serius berkata: "Ini adalah persoalan hidup dan mati, laporkan saja ke polisi. Aku bersedia menjadi saksi."

Alvin berhenti berbicara, dan ingin menghentikan mereka, tetapi Eli sudah dipukuli seperti ini, bahkan dia sendiri merasa bahwa Paman kelima sudah keterlaluan.

Jika dia tahu lebih awal bahwa paman kelima akan memperlakukan Eli seperti ini, mungkin...

Ketika dia membawa Eli keluar dari pintu kamar, pada saat itu, dia merasa bahwa Eli juga memeluknya erat-erat, seperti memohon pertolongan.

Naluri seperti inilah membuatnya merasa sangat kasihan padanya.

Dia teringat saat pertama kali dia mengenal Eli,itu sudah lebih dari 20 tahun yang lalu. Berseri-seri, ramah, dan selalu berterusterang, seorang gadis yang selalu tersenyum, apakah tidak pantas seorang gadis seperti ini dikelilingi oleh cinta dan dirawat dengan kasih sayang dalam menjalani hidup ini?

Karena, itu adalah paman kelimanya, dia tidak berani mengambil langkah, dia juga tidak berani berpikir banyak, hanya bisa terus meyakinkan dirinya sendiri, dia adalah bibi kelimamu, dia adalah bibi kelimamu, dia adalah, Bibi kelimamu!

Setelah beberapa saat, Anis Tata keluar dari pintu dan langsung menuju Gavin. Dia hanya berkata, "Operasi harus segera dilaksanakan, tetapi situasinya tidak begitu mendukung, dan mungkin saja bisa gagal dan bersiaplah secara mental."

Mata Gavin menegang, "Begitu parah?"

Anis Tata tak berdaya dan berkata, "Kesadarannya jelas, tetapi pendarahan internalnya sangat serius. Di dalam trakeanya terjadi penyumbatan yang cukup lama. Saat dibawa kemari sudah sedikit terlambat."

Rihana menutup mulutnya dan rasanya tidak percaya, dan Alvin juga tercengang.

Akhirnya, Anis Tata menoleh ke arah Laras dengan pandangan prihatin, dan ingin sekali mengucapkan beberapa kata untuk menenangkannya, tapi kondisi Eli benar-benar sangat serius, dan dia tidak tahu bagaimana menenangkannya.

"Ketua, aku masuk dulu."

"Baik, kumohon."

Anis Tata baru saja bersiap-siap untuk kembali. Laras tiba-tiba berbalik badan dan meraih pakaian Anis Tata kemudian berlutut.

"Kakak ipar, jangan seperti itu."

"Aku..." Dia berhenti berkata-kata, tenggorokannya serasa tersumbat. Pada saat ini, mengatakan "Selamatkan mamaku" adalah omong kosong. Laras dengan suara gemetar. "Aku tahu kalian akan berusaha yang terbaik untuk menyelamatkan mamaku, tapi yang ingin aku katakan adalah mamaku sendiri tidak pernah menyerah pada dirinya sendiri. Tolong kalian juga jangan menyerah begitu saja. "

Anis Tata menggangguk kepalanya, "Baik."

Sebagai seorang dokter, dia tidak bisa memberikan janji 100%, tetapi berdasarkan hubungan yang telah terjalin, dia berjanji: "Kakak ipar, aku hanya bisa mengatakan bahwa aku akan berusaha yang terbaik untuk menyelamatkan hidupnya. Jika terjadi yang lain, bersiaplah secara mental."

Mulut Laras sedikit bergerak, menunjukkan senyum bersyukur, "Terima kasih."

Anis Tata bergegas ke ruang gawat darurat. Selanjutnya, operasi ini sangat serius.

Laras terus memikirkan kata-kata Anis Tata, kesadarannya jelas, penyumbatan terlalu lama, kesadaran yang jelas, penyumbatan terlalu lama...

Darah yang tadi mama muntahkan keluar, dan darahnya jelas sekali sudah mengental dan akan menggumpal, dengan kata lain, mamaku tercekik seperti ini dalam keadaan sadar.

Morales yang keji juga berusaha menutupi kejahatannya, ini dinamakan pembunuhan.

Gavin membantu Laras untuk bangun dan berdiri, Laras menoleh dan melihat matanya, dan berkata dengan tegas, "Lapor polisi, aku ingin melaporkan ke polisi."

Gavin menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan pasti: "Ya, lapor polisi, kita harus menegakkan keadilan untuk mama."

Saat itu, ponselnya berdering, itu adalah suara penghubung khusus antar pasukan.

"Halo, katakan!"

Jino: "Ketua, Morales tiba-tiba keluar sendirian dan tampaknya dia terburu-buru. Kapten Weiner baru saja mengecek bahwa dia telah memesan tiket pesawat penerbangan Internasional tercepat, tempat tujuannya adalah Jepang, dia pergi ke Jepang tanpa pemberitahuan, ini pasti telah terjadi suatu peristiwa besar. "

Mata Gavin menegang dan dengan segera dia memerintah, "Dia bukan ingin pergi ke Jepang, tetapi dia ingin meninggalkan Kota Jakarta sesegera mungkin, hentikan dia dan jangan terlalu mencolok."

Jino langsung mengerti maksudnya, bahkan bersemangat, bahwa rencana tempur mereka akhirnya tidak lagi "mengikuti" arahannya, dia menjawab dengan keras: "Baik!"

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu