Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1107 Interogasi Terang-Terangan

"Tumben kamu punya waktu untuk datang ke sini hari ini? Aku dengar dari bibi bahwa perusahaanmu sangat sibuk." Amanda amat berwaswas terhadap Laras, dia sangat waspada dalam berbicara.

"Ada orang lain di perusahaan, mencari kesempatan untuk bermalas-malas masih dimungkinkan. Bagaimana dengan kondisi tubuhmu?" Laras duduk di sofa seberangnya, keduanya saling berhadap-hadapan.

Amanda menyibakkan rambut ke telinga, berkata, "Kondisi tubuhku tidak apa-apa, terima kasih atas perhatianmu."

"Bagaimana dengan suasana hati?"

Amanda merapatkan bibir, tidak mengatakan apa-apa. Dia mengarahkan tangan ke depan untuk memperlihatkan Laras buah-buahan dan makanan ringan di meja kecil, serta tanaman pot di balkon. Semua yang ada di sekelilingnya menunjukkan suasananya yang baik.

Laras mengangguk, "Tampaknya bersikeras nenek benar, lebih baik tinggal di rumah, ada keluarga yang menemanimu, kamu pun tidak akan sembarang berpikir."

Amanda merupakan orang yang sangat sensitif, sangat waspada, dan sangat lihai menyamar. Dia tahu jelas setiap pengujian Laras terhadapnya, jadi ekspresinya sangat polos, tidak menunjukkan kebahagiaan ataupun kesedihan.

Melihatnya tidak bereaksi, Laras bertanya lebih terang, "Apakah kamu tahu rumor tentang abangku baru-baru ini?"

"Rumor apa?"

"Kamu tidak tahu? Rumor itu juga melibatkanmu."

"Oh." Amanda tersenyum tipis, "Aku langsung pulang rumah setelah keluar dari rumah sakit, tidak pernah keluar. Bagaimana mungkin aku bisa mengetahui rumor di luar."

Laras sengaja menguji, "Apakah kamu tidak penasaran?"

"Jika situasinya serius, Dirga pasti akan mendiskuskannya denganku. Jika dia tidak bilang, maka aku pun tidak akan bertanya."

"Hehe, agaknya abangku prihatin padamu, tidak ingin kamu mengkhawatirkan masalah itu. Karena abangku tidak berencana untuk memberitahumu, maka aku pun tidak enak mengatakannya." Usai itu, Laras menambahkan, "Tidak butuh waktu lama, akan ada anggota baru di keluarga kalian, nantinya kalian sesame saudara ipar harus hidup rukun, jangan mendengarkan gosipan di luar."

Amanda terbengong, "Apa katamu?"

Laras menekankan, "Aduh aku membocorkannya. Jangan bilang pada abangku bahwa aku yang mengatakannya. Abang takut akan terjadi sesuatu lagi padamu. Aduh, mulutku memang tak bisa jaga omongan, anggap saja aku tidak mengatakan apa-apa."

Raut muka Amanda berubah dalam waktu sekejap, mencibir, "Jangan mengujiku dengan cara menyiratkan maksud dalam perkataan, Dirga tidak akan menikah sekarang."

Melihatnya emosi, Laras malah tersenyum, bertanya, "Kalau begitu kapan? Akhir tahun atau tahun depan? Tidak apa-apa, aku cukup percaya diri dalam perihal merencanakan pernikahan, tempat dan hotel dapat dipesan kapan saja, selama mereka menetapkan waktu."

Amanda menahan kemarahan dalam hati, bertanya dengan volume kecil, "Apakah orang luar benar merumorkan itu atau kamu sembarang omong dan sengaja merangsangku? Percaya tidak aku akan melompat dari sini sekarang juga?"

Laras segera berdiri, menenangkan emosinya, "Jangan, jangan, begitu kamu lompat, aku akan menjadi kriminalis, jangan marah, kamu tidak akan mati jika melompat dari sini, jika nantinya patah lengan atau kaki, atau bahkan cacat setengah tubuh, tidak baik bagimu."

Amanda tidak bisa menebak pemikiran Laras sama sekali, mata menampilkan tatapan keji, menatap Laras dengan ganas.

Laras tersenyum, berkata dengan tenang dan ramah, "Kamu tahu bahwa aku menipumu, benarkan? Kamu sebenarnya tahu apa rumor yang beredar di luar, benarkan? Siapa yang mengarang rumor tunangan, kamu paling tahu."

Tinju Amanda mengepal, keganasan meliputi wajah, "Kamu jangan memfitnah aku."

"Fitnah, apakah kamu lupa apa yang suamiku lakukan? Apakah perlu aku menunjukkan bukti-buktinya?"

Keduanya memulai peperangan. Meskipun Laras telah menyiapkan mental, tapi ia tak terduga dengan situasi ini. Tampaknya, Amanda tidak hanya bisa bermain trik di belakang layar, tetapi dia juga tidak takut menampakkan tampang aslinya di depan layar.

Laras menatapnya, mendekatinya selangkah demi selangkah. Sedangkan Amanda, karena hati tidak bersih, ia agaknya merasa gelisah. Dia didesak oleh Laras hinga mundur langkah demi langkah sampai punggung menempel di samping kusen pintu dan tak bisa mundur lagi.

"Aku belum memberitahu abang sepupuku tentang masalah ini. Jika aku memberitahunya, menurutmu, apa yang akan dia lakukan untuk mengurus masalah ini?"

Amanda cukup percaya diri, dia dan Dirga memiliki hubungan selama 30-an tahun, tidak ada yang bisa menghasut mereka. Dia memberi senyuman dingin, bertanya balik, "Memangnya kenapa jika dia tahu, apakah menurutmu dia akan mengusirku keluar dari rumah Ayubi ?"

"Sepertinya kamu tidak mengenalnya dengan baik."

Kalimat ini tampaknya menyodok kelemahan Amanda, dia tiba-tiba meningkatkan volumenya, urat biru di pelipis membengkak, "Aku adalah orang yang paling mengenalnya di dunia ini."

"Apakah kamu yakin?"

"Aku yakin."

Laras tersenyum, menyerang balik tanpa mengalah, "Orang yang kamu kenal adalah Jerome, sedangkan dia adalah Dirga."

"Mereka merupakan satu orang yang sama."

Laras menggelengkan kepala, mendekatinya lagi. Amanda menggerakkan tinju, tinju itu hanya berjarak 1 mm dari ujung hidung Laras, dia bisa merasakan angin dari gerakan tinju.

Amanda memperingatkan, "Jangan paksa aku, kalau tidak, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan padamu."

Momen itu, sejujurnya, Laras panik.

“Oke, ayo kita bicarakan dengan baik, kita bicarakan rumor tidak enak didengar yang sedang beredar di luar.” Laras melangkah mundur dan duduk dengan kesal di kursi sofa.

Amanda juga duduk, keduanya kembali ke situasi semula yang damai.

"Apa gunanya kamu melakukan semua ini, selain membuat semua orang marah dan kesal, apakah itu menguntungkanmu? Jika aku jadi kamu, aku akan menjadi putri angkat yang baik di Keluarga Ayubi, ada kasih sayang ayah, ada cinta dari kakek dan nenek, ada perlindungan dari abang, kamu bisa menjadi putri dari Keluarga Ayubi dengan percaya diri, apa kemauanmu? "

Amanda menoleh ke luar, agak mengangkat dagunya, berkata dengan tidak senang, "Aku tidak pernah memilikinya sejak kecil, aku juga tidak membutuhkannya di masa depan. Aku hanya menginginkan dia."

"Kalau begitu, kamu juga tidak perlu menghancurkannya. Karirnya di sini baru saja dimulai. Apakah kamu tahu seberapa besar dampak rumor-rumor ini terhadap karirnya? Jika bukan karena ayah dan pamanku mengeluarkan uang untuk menahan perkembangan rumor-rumor ini, karir Keluarga Ayubi dan masa depannya sudah hancur. Kamu berpikir bahwa kamu paling mengenalnya, maka menurutmu, pentingkah karir ini baginya, pentingkah Keluarga Ayubi baginya?"

Menghadapi interogasi Laras, Amanda seketika tidak bisa membantah.

"Amanda, sini adalah Kota Jakarta, bukan Miami ataupun Vietnam. Apakah kamu masih berpikir bahwa kamu dapat menggunakan metode dulu untuk memusnahkan lawan secara diam-diam? Kamu terlalu naif."

Kali ini, Amanda tidak lagi menyangkal. Muncul ekspresi menderita di wajahnya, air mata langsung berlinangan.

Laras menghela nafas. Dia tahu bahwa Amanda merupakan orang yang malang. Cinta yang tak didapatkan merupakan hal yang sangat menyakitkan. Dia tidak tega mengatakan sesuatu yang kasar padanya.

Pada saat ini juga, terdengar suara nenek dari luar. Nenek berada di lantai bawah, berteriak dengan kekuatan penuh, "Laras, Amanda, turun untuk makan."

Laras dan Amanda masing-masing mundur selangkah, merespons ke arah pintu secara bersamaan, "Oke, nenek."

Seusai itu, keduanya saling memandang secara kebetulan. Laras berkata, "Nenek dan kakekku sudah sangat tua, mereka memperlakukanmu dengan tulus, memperlakukanmu sebagai cucu mereka sendiri. Aku rasa kamu bisa merasakan ketulusan mereka, kamu juga mencintai mereka, apakah kamu tega membiarkan kedua orang tua itu mengkhawatirkanmu?"

Amanda terdiam.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu